Badai besar dalam keluarga Cokro terjadi karena Pramudya yang merupakan putra pertama dari keluarga Cokro Tidak sengaja menodai kekasih adiknya sendiri, yaitu Larasati.
Larasati yang sadar bahwa dirinya sudah tidak suci lagi kalut dan berusaha bunuh diri, namun di tengah usahanya untuk bunuh diri, ia di kejutkan dengan kenyataan bahwa dirinya sedang hamil.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuning dianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kontraksi
Malam itu hujan cukup deras, Bu Yati dan pembantu lainnya beserta sopir sedang makan malam di dapur.
Mereka senang, karena hari ini tuannya membawa pulang cemilan untuk mereka.
" Jangan kenyang kenyang, nanti cemilannya siapa yang makan?" kata si sopir sembari menguyah.
" lha bapak sendiri, makan lahap begitu.." sahut salah satu pembantu termuda.
" pak Pram pulang lebih cepat hari ini, dan sejak tadi belum keluar juga dari kamar Bu Laras.."
" hus! Itu bukan hakmu untuk mengkoreksi apa yang di lakukan Majikan kita!" tegas Bu Yati.
" Saya tau Bu, saya hanya merasa senang saja melihat pak Pram dan mbak laras..
Mereka seperti cerita dalam novel,
Awalnya tidak saling suka, tapi sekarang mereka lengket sekali.."
" ah, kau tau apa, aku yang menjaga mas Pramudya sejak kecil.." gumam Bu Yati namun terdengar oleh yang lain.
" bukankah bu Laras berpacaran dengan mas Elang?" tanya salah satu pembantu.
" Huss..! Jangan bicarakan itu lagi, itu sudah menjadi masa lalu, sekarang mas Pram dan mbak Laras sudah menjadi suami istri, dan sebentar lagi anak mereka lahir..!" tegas Bu Yati.
Malam itu Pramudya dan Laras menghabiskan malam berdua, seperti malam sebelumnya.
Keduanya, seperti tidak berjarak lagi, bahkan dengan terang terangan saling melempar kasih sayang.
di luar jendela hujan begitu deras, dan Laras sedang terlelap disamping Pram.
Lama Pram menatap istrinya, rasanya tidak ada habisnya rasa ingin merengkuh Laras.
Setelah keduanya menjadi dekat, rasa itu bukannya hilang, namun semakin besar.
Pram menjatuhkan pandangannya pada perut buncit yang ia tutupi selimut itu,
Tatapannya berubah teduh,
Membayangkan kedua anaknya yang akan lahir ia sungguh bahagia,
Bahkan sekarang kebahagiaannya bertambah karena ibu dari anaknya itu telah membalas perasaannya.
" Uhhh..." suara Laras lirih, membuat Pram mengangkat kepalanya untuk menatap wajah Laras dan memastikan suara yang ia dengar adalah suara Laras.
" Uhhh..." Laras masih terpejam, namun perempuan itu mulai bergerak,
Terlihat jelas ketidaknyamanannya,
" aduh..." keluh Laras lagi, membuat Pram akhirnya bangkit.
Laki laki itu mencari kaosnya di ujung tempat tidur dan memakainya dengan segera.
" Kenapa ras? Dimana yang sakit?" tanya Pram saat Laras mulai membuka mata,
" perutku sakit mas.." Laras memegangi perutnya,
Tampak kesakitan.
" aduhhh...?!" Laras menggeliat,
raut wajah Pram sontak berubah, laki laki itu tampak cemas, di buka selimut yang menutupi perut istrinya itu.
" ini sakit, ini sakit...?!" keluh Laras lagi,
Pram segera turun dari tempat tidur,
" kita ke rumah sakit sayang! Tunggulah sebentar..!" Pram meninggalkan Laras di atas tempat tidur, dan berjalan keluar dengan langkah yang cepat.
" Bu Yati! Bu Yati!" Pram yang tidak sabar itu berlari ke arah dapur.
sontak orang orang yang sedang mengobrol di dapur kaget.
" Iya mas Pram?!" jawab bu Yati bangkit dari duduknya, begitu juga yang lainnya.
" Istriku?! Perutnya sakit katanya! tolong lihatlah!" ujar Pram,
mendengar itu Bu Yati tidak membuang waktu, dia langsung berjalan ke luar dari dapur dan menuju ke kamar Laras dengan segera.
Setelah sampai di kamar, Bu Yati segera melihat kondisi Laras,
" mbak??" panggil Bu Yati pada Laras yang wajahnya sudah pucat itu.
" sudah kontraksi mbak? Sering atau tidak kontraksinya?"
Laras terlihat menahan sakit sembari memegang perutnya.
" Ini sakit sekali Bu, sakitnya bahkan tidak berkurang.." suara Laras menahan sakit.
Mendengar itu Bu Yati langsung menatap Pram yang sedang berdiri tidak jauh darinya.
" mbak Laras mau melahirkan ini mas?!"
Pramudya langsung beranjak, ia kembali keluar,
" pak! Siapkan mobil! Kita kerumah sakit!" suaranya menggema memenuhi ruang tengah, membuat semua orang bisa mendengarkan suaranya dengan jelas.
Melihat si sopir segera berlari ke garasi, Pram kembali masuk ke dalam kamar.
" minggir Bu!" perintah Pram agar Bu Yati menjauh.
Dan setelah Bu Yati menjauh, Pram mengangkat tubuh istrinya dengan hati hati.
" bertahanlah, kita akan segera kerumah sakit!" ujar Pram dengan wajahnya yang khawatir, lalu segera menggendong istrinya itu keluar dari kamar.
langsung main todong aja si bapak nih
apalagi bininya pake acara yg terencana hanya demi anak keduanya si Elang
heran sama modelan orang tua gini