" Ku mohon menikahlah dengan Tuan Sadam, rahimmu bisa menyelamatkan hidupku!" pinta Danu memohon kepada Istrinya, yakni Mahira.
Karena hutang Suaminya, Mahira rela membayarnya dengan rahim miliknya, ia pasrah Saat Suaminya menjatuhkan talak padanya dan memintanya untuk segera menikah dengan bosnya sendiri.
Apalagi Danu telah mendapatkan ancaman akan masuk bui jika syarat yang ia ajukan tidak di penuhi.
Tuan Sadam Narendra Hito adalah sosok seorang pengusaha kaya raya yang telah memberikan pinjaman tersebut. Dan ia juga yang mengajukan syarat seperti itu.
Akan kah Mahira bisa mengandung benih dari pria yang tidak di cintainya?
Di lain sisi, rupanya Danu telah bermain api selama dirinya menikah dengan Mahira. akankah kebusukannya terbongkar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saling bertemu
Semenjak Mahira mendapatkan talak dari Danu, kini Danu sudah tidak tinggal lagi bersama Mahira, dan ia lebih memilih pulang ke rumah salah satu istri simpanannya.
Sedangkan Mahira harus menuruti keinginan mantan suaminya, yakni menikah dengan Tuan Sadam, seorang pria kaya raya yang merupakan bos dari suaminya dan harus mengandung benih dari pria tersebut, bagi Mahira ini semua sangatlah gila, namun demi rasa cinta dan sayangnya kepada mantan suaminya, akhirnya Mahira pun menyanggupinya, ia tidak ingin sampai Danu di jebloskan ke dalam penjara, apalagi setahu dia jika mantan suaminya telah terkena tipu hingga mengalami kebangkrutan seperti ini, namun pada kenyataannya tidaklah seperti itu, Danu benar-benar sudah mengelabui Mahira.
'Aku tidak ingin Mas Danu masuk ke dalam penjara, apa nanti kata orang-orang? Apalagi Syifa, dia pasti sangat terpukul jika tahu Ayahnya sampai masuk penjara, itu tidak boleh terjadi, aku ingin rumah tanggaku kembali utuh seperti dulu!' batinnya seraya ingin menjerit.
Dua Minggu berlalu begitu cepat, sesuai dengan perjanjian, hari ini Mahira akan di pertemukan dengan Tuan Sadam, sedangkan Syifa tetap bersama Danu, karena Danu tidak ingin Syifa menjadi pengganggu, apalagi kondisi Syifa yang tidak bisa berbicara, alias bisu. Bagi Danu jika sampai Tuan Sadam tahu mereka memiliki seorang putri yang cacat, ia yakin jika Tuannya tersebut akan membatalkan perjanjian ini, dan Danu tidak ingin itu semua terjadi, hingga akhirnya, setelah Danu mengantarkan Mahira ke salah satu Apartemen milik Tuan Sadam, ia bergegas membawa Syifa bersamanya.
Dengan perasaan gugupnya, Mahira mulai menekan tombol di dalam lift, angka dua puluh Mahira tekan, dan pintu lift pun tertutup.
'Yaa Allah, semoga aku dan Mas Danu bisa keluar dari semua masalah ini!' batin Mahira penuh harap.
Setibanya di lantai dua puluh, Mahira cukup kaget, karena di depannya terdapat pintu yang menjulang tinggi, rupanya lantai dua puluh hanya terdapat satu apartemen, tidak seperti lantai lainnya, dan memang lantai dua puluh adalah apartemen milik Tuan Sadam.
Kedatangan Mahira di sambut hangat oleh Hans, rasa gugupnya pun sedikit berkurang.
"Silahkan anda ikuti saya, Nyonya!" ucap Hans sambil membungkuk.
Mahira hanya mengangguk dan tanpa mengucapkan satu patah kata pun.
Saat masuk ke dalam Apartemen, Mahira di buat takjub dengan kemewahan Apartemen ini, apalagi banyak dinding yang terbuat dari kaca, sehingga bisa terlihat dengan jelas pemandangan gedung pencakar langit kota Jakarta.
kini Mahira di persilahkan duduk oleh Hans, dan diminta untuk menunggu sebentar. Tiba-tiba rasa gugupnya kembali menyeruak, sampai-sampai kedua kakinya tidak bisa diam seperti sedang gemetar.
Tap
Tap
Tap
suara langkah kaki yang berasal dari arah anak tangga, Mahira pun sepertinya tahu jika itu adalah bunyi langkah kaki Tuan Sadam, tubuhnya pun semakin gemetar, keringat dingin mulai menjalar di sekujur tubuhnya, dan kali ini Mahira mencoba menundukkan kepalanya, seolah ia tidak ingin melihat wajah Tuan Sadam.
Sadam pun akhirnya bisa menemuinya secara langsung, yakni dengan wanita yang telah ia pilih untuk mengandung benih darinya, baginya ini adalah suatu keputusan yang sangat berani dan jika seandainya istrinya tahu, mungkin rumah tangganya bisa di ambang kehancuran, tapi di balik itu semua, Sadam tidak ingin sampai kedua orangtuanya selalu mendesak wanita yang sangat ia cintai itu, untuk bisa memiliki buah hati darinya, apalagi Sadam adalah putra satu-satunya keluarga Hito, dan ia adalah pewaris tunggal. Tuan Hito adalah pria keturunan Jepang yang memiliki perusahaan besar di negeri ini, ia pun salah satu pengusaha kaya yang patut di perhitungkan, asetnya pun ada dimana-mana, apalagi saham terbesarnya berada di sektor pertambangan.
Ketika Tuan Sadam hampir mendekat ke arah Mahira, Hans meminta Mahira untuk berdiri dan membungkuk sebagai pemberian hormat, Mahira pun melakukan perintah dari pak Hans.
Melihat hal itu, Tuan Sadam tersenyum puas, baginya wanita di hadapannya cukup patuh, dan Sadam sangat tidak menyukai wanita pembangkang.
"Duduklah!" sahut Sadam
Mahira buru-buru kembali duduk dengan posisi kepala masih tertunduk dan enggan untuk melihat wajah pria di hadapannya.
Mahira adalah wanita Solehah yang selalu menjaga pandangannya terhadap pria yang bukan muhrimnya, ia juga adalah wanita yang sangat taat beribadah, Mahira sedari kecil di besarkan di lingkungan yang sangat kental dengan agama, ia adalah putri angkat salah satu kiyai pemilik pesantren di kampungnya, dan cukup tersohor. Mahira sendiri tidak ingin mengecewakan orang tua angkatnya yang sudah merawatnya sedari kecil, dan sebagai bentuk rasa balas Budi, ia selalu berusaha untuk tidak pernah menentang keinginan kedua orang tua angkatnya termasuk soal jodoh, apalagi Danu adalah pria yang di pilih oleh kedua orang tua angkatnya, dan Mahira tidak ingin sampai mengecewakannya.
Tiba-tiba Susana mendadak menjadi hening karena semuanya saling diam.
"Ehem, apakah suamimu sudah menjelaskan semuanya padamu?" tanya Sadam mencoba mencairkan suasana.
"S sudah T tuan!" sahut Mahira terbata.
Sadam pun tersenyum senang, rupanya Danu telah menepati janjinya.
"Lantas, apakah Suamimu sudah menceraikan mu?" tanya kembali Sadam begitu entengnya.
'Tuan, kenapa anda tega melakukan ini semua terhadap keluarga kecilku? anda benar-benar pria yang kejam dan tidak punya hati!' keluh Mahira di dalam hati.
Kali ini Mahira hanya menjawabnya dengan mengangguk, Mahira tidak ingin banyak bicara terhadap pria di hadapannya, pria yang sangat ia benci.
"Baguslah, berarti sekarang statusmu adalah seorang janda, betul begitu?"
'iya, karena andalah statusku berubah menjadi seorang janda dengan satu anak, apakah anda puas, Tuan Sadam yang terhormat!? umpat Mahira di dalam hatinya ia begitu sangat kesal.
Lagi-lagi Mahira hanya menjawabnya dengan mengangguk.
melihat hal itu, Sadam hanya tersenyum tipis melihat Mahira, baginya pilihannya sudah sangat tepat, dan Sadam sendiri sudah menyelidiki tentang latar belakang wanita yang akan menjadi istri keduanya tersebut. Sadam pun cukup terkejut mengenai latar belakang Mahira yang ternyata bukanlah wanita sembarangan, hingga akhirnya Sadam sudah sangat bulat dengan keputusannya, jika Mahira layak untuk mengandung benih darinya, Sadam sendiri tidak ingin memilih sembarang wanita apalagi wanita yang tidak jelas asal-usulnya.
"Baiklah, setelah tiga bulan sepuluh hari, itu artinya kau sudah bebas masa Iddah, aku akan segera menikahi mu, persiapkan diri kamu sebaik mungkin, awas jangan pernah berusaha untuk kabur, karena kemanapun kau pergi aku akan mencari mu, bahkan sampai ke lobang semut sekalipun!" ancam Sadam.
Seketika Mahira langsung membulatkan kedua bola matanya, ia sampai menelan Saliva nya.
"Baiklah, apakah ada pertanyaan yang ingin kau tanyakan padaku?" tukas Sadam masih dengan posisi menatap lekat ke arah Mahira yang masih tertunduk dan enggan untuk melihat wajahnya.
Bagi Mahira, ini adalah kesempatan emas untuk menanyakan sesuatu yang sedari tadi telah mengganjal di dalam hatinya.
"Emh, kenapa Tuan memilih Saya untuk mengandung darah dagingnya Tuan, Tuan kan tahu jika saya adalah seorang wanita yang sudah menikah dan memiliki suami serta seorang anak!" cetus Mahira begitu beraninya meskipun tubuhnya saat ini gemetar.
Seketika Sadam malah tertawa terbahak-bahak.
"Karena kau adalah seorang istri yang harus membayar semua hutang suamimu, dan aku ingin kau membayarnya dengan cara seperti ini, kau tidak bisa mengelaknya apalagi membantah keinginanku, aku bisa membeli segalanya, termasuk harga diri seorang wanita!" sahut Sadam sambil tersenyum puas.
Mahira sudah tidak bisa berkata apapun, baginya pria di hadapannya ini sungguh sangat angkuh dan juga sombong.
'Suatu saat nanti anda akan mendapatkan balasannya, Tuan! Ingat jika tuhan itu tidak pernah tidur." ucap Mahira di dalam hatinya.
Bersambung...
🍁🍁🍁🍁🍁🍁