Apa jadinya jika mantan Agen rahasia bertemu Mantan Mafia yang sama-sama menyelematkan anak mereka dari sindikat perdagangan manusia?
Mantan Mafia yang sudah lama menduda langsung terpikat pada pandangan pertama tanpa ia tahu jika wanita tangguh yang ia kagumi adalah mantan agen rahasia yang memilih pensiun dini sejak sang suami wafat.
Mantan agen rahasia yang selama ini hidup lurus-lurus saja menjadi terusik karena di kejar secara ugal-ugalan oleh pria yang tidak ia kenal. Terlebih lagi anak sang pria juga ikut ikutan mengejar dirinya agar ia mau menjadi ibu anak itu.
Akankah mantan agen rahasia itu luluh dengan serangan cinta ayah dan anak itu? Apa lagi sejak kejadian tersebut hidup mereka mulai terusik oleh orang-orang yang haus akan kekuasaan yang mulai membuat mereka terpaksa kembali angkat senjata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurhikmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pelukan hangat
Jambi, 5 November 2024
Olin cake & bakery...
"Langsung ke basement guys!" ucap Hiro begitu motornya berhenti di depan ruko.
Ia memencet beberapa tombol kombinasi di ponselnya sehingga terdengar bunyi gemuruh yang mana tiba-tiba lantai bagian bawah ruko terbuka membuat jalan menurun seperti memasuki ruang bawah tanah.
"Gila, keren banget! Siapa yang sangka ada jalan seperti ini padahal jika dilihat sekilas gak ada celah jika bagian bawah ruko bisa di buka," celetuk Galaxy dengan penuh kekaguman.
"Ayo cepat masuk sebelum motor kita dikenali anak-anak De Luca!" ajak Hiro sambil menghidupkan kembali motornya.
Kevin, Galaxy dan Lucas mengikuti dari belakang dan begitu sudah masuk jalan tersebut tertutup kembali secara otomatis.
Hiro membawa teman-temannya lebih dalam hingga mereka melihat sebuah mobil terparkir di sana yang mana mereka semua sangat mengenali mobil tersebut kecuali Harry.
"Jadi mobil Mommy cantik di sini? Pantesan selama ini setiap kita kesini gak pernah kelihatan mobil Mommy cantik parkir di parkiran depan," ucap Lucas begitu memberhentikan motor sportnya di dekat mobil Olin.
"Mommy sengaja biar orang yang mengenal tidak tahu jika Mommy setiap hari ke tokonya. Ayo kita ke atas nemuin Mommy!" sahut Hiro santai sambil membantu Harry membawakan tasnya.
Harry hanya diam saja karena ia bingung mau bicara apa karena dirinya tipe orangnya introvert yang susah untuk bersosialisasi dengan banyak orang. Ia berjalan sambil sesekali meringis kesakitan pada perutnya sehingga membuat Hiro dan teman-temannya berjalan lambat mengimbangi langkah kaki Harry.
Kelima remaja tersebut memasuki lift yang membawa mereka ke lantai atas. Begitu lift terbuka mereka langsung berhadapan dengan sebuah pintu dengan sebuah layar deteksi identifikasi.
Hiro mendekatkan matanya sehingga cahaya dari layar tersebut memindai retina matanya sehingga terdengar bunyi akses diterima dan pintu tersebut pun terbuka.
"Oh my god, berasa masuk ruangan rahasia mata-mata yang di film-film tau gak ngelihat elo membuka pintu dengan pemindai retina mata," celetuk Galaxy dengan wajah syok.
"Iya, canggih banget toko bakery Mommy! Kenapa lo gak pernah ngasih tahu kita sih kalau toko bakery Mommy di lindungi perlengkapan yang canggih kayak gini?" tambah Lucas ikutan terkagum-kagum.
"Kalian gak nanya," jawab Hiro dengan enteng.
"Asu lo," sungut Galaxy dengan muka kesal.
Kevin yang sedari tadi hanya diam membuka mulutnya sebelum mereka melewati pintu tersebut.
"Ro, kenapa Mommy membuat keamanan yang sebegitu canggih untuk toko Bakery nya?" tanya Kevin sangat penasaran.
"Gue juga gak tahu banget alasan kuat Mommy, cuma saat gue tanya katanya biar gak ada yang bisa masuk ke toko nya sejenak jidat dan sebagai bentuk kewaspadaan terhadap pencurian serta perampokan. Gitu kata Mommy," jawab Hiro sesuai jawaban Olin beberapa tahun lalu pada Hiro.
Ketiga temannya mengangguk paham begitu juga dengan Harry meskipun ia tidak mengangguk seperti ketiga teman Hiro. Kelima remaja tersebut berjalan melalui lorong panjang hingga bertemu pintu lagi yang dengan pemindai retina mata sebagai kuncinya.
"Ini ruangan Mommy karena kita langsung terhubung langsung ke sini," kata Hiro begitu mereka memasuki ruangan yang luas dengan adanya perabotan berupa lemari besar berisi buku-buku yang tersusun rapi. Sebuah meja dengan laptop di atasnya dan sebuah kursi. Sofa yang lengkap dengan meja kecil di tengahnya dan sebuah kulkas serta dispenser ada di ruangan tersebut.
"Silakan duduk dimana kalian suka kecuali kursinya Mommy tempat ia bekerja," ucap Hiro dengan berjalan menuju sofa setelah meletakkan tasnya di atas sofa single.
Keempat remaja ikutan meletakkan tas mereka di tempat tasnya Hiro sebelum duduk di sofa.
Ting!
Pintu kaca terbuka secara otomatis dari luar sehingga semua mata remaja tersebut menoleh kearah pintu.
"Loh, kalian sudah sampai rupanya! Astaga, kenapa wajah kalian semuanya jelek kayak gini??" ucap seorang wanita yang sangat cantik dengan wajah terkejut saat memasuki ruangan tersebut.
Harry mematung melihat wajah cantik yang terlihat khawatir dan langsung mendekati Hiro. Wanita itu memegang pipi Hiro dan memeriksa tubuh Hiro dari kepala hingga ke kaki dengan begitu detail sehingga membuat Hiro sedikit malu.
"Mom, come on! Aku bukan anak bayi lagi yang perlu di cemaskan karena luka kecil. Lagian yang kena cuma ini doang, tidak yang lainnya," ucap Hiro dengan setengah merengek.
Pletak
"Aduh, Mommy!!!" pekik Hiro sambil mengusap dahinya yang di pukul gemes Mommy Olin.
"Mau kau sebesar atau setua apapun, bagi Mommy kau tetap bayi kecilnya Mommy!" omel Mommy Olin dengan bersungut kesal.
Interaksi keduanya membuat Kevin, Galaxy dan Lucas terkekeh seperti biasanya. Pemandangan ini sudah menjadi hal yang biasa bagi mereka bertiga melihat Hiro yang selalu diperlakukan sang Mommy seperti anak kecil.
Hati Harry bergemuruh hebat melihat interaksi Hiro dan Mommy nya. Terbesit rasa iri karena seumur hidupnya ia tidak pernah mendapatkan kasih sayang dan pelukan menangkan dari seorang Ibu. Harry yang biasanya datar dan dingin tidak kuasa menahan gejolak hatinya yang meronta ingin juga di sayang oleh seorang Ibu. Sekuat tenaga remaja Bule itu menahan air mata yang menggunung di sudut matanya yang jika sekali kedip saja lelehan bening itu akan terjun bebas.
Olin pun mengambil tempat duduk dan menyadari jika ada remaja asing yang duduk di sampingnya dengan wajah babak belur yang sangat parah dari Hiro dan teman-temannya.
"Eh, ini siapa? Kok Mommy baru lihat? Mommy baru sadar jika bukan hanya kalian berempat di ruangan Mommy," tanya Olin dengan sedikit terkejut.
Hiro dan ketiga temannya tersadar jika mereka belum memperkenalkan Harley pada Mommy Olin.
"Astaga, lupa Hiro, Mom! Ini teman baru kami berempat yang baru masuk hari ini dan apesnya dia juga baru saja dikeroyok anak-anak De Luca di simpang empat halte Bis sebelum toko bakery Mommy," jawab Hiro tepuk jidat karena ia benar-benar lupa memperkenalkan Harley pada Mommy nya.
"Astaga, Kamu gak papa sayang? Ya ampun, wajahmu lebih parah dari mereka semua sampai wajah tampan Bule mu ke tutupi sama lebam-lebam. Gala, pergi minta kotak P3K pada Aunty Alena di bawah. Dan kamu Lucas, minta handuk kecil sama Miss Jena dan bawa baskom berisi air hangat ke sini," ucap Olin dengan nada khawatir dan lembut pada Harley sembari memberikan tugas pada Galaxy dan Lucas.
"Oke, Mom!" jawab kedua remaja itu dengan patuh.
Harley tidak kuasa menahan air matanya mendengar nada khawatir yang keluar dari mulut Olin sehingga remaja itu mengeluarkan tangisannya tanpa suara.
"Oh my god, pasti rasanya sakit sekali hingga kamu nangis kayak gini!" ucap Olin dengan menggeser duduknya dan tanpa aba-aba membawa tubuh Harry kedalam pelukannya.
Deg
"Hangat," batin Harry sambil membalas pelukan Olin dan meluapkan tangisannya yang baru pertama kali dipeluk Ibu yang selama ini sangat ia rindukan.
"Ya ampun Ro, si Harley pasti kesakitan banget sampai nangis kayak gitu? Apa parah banget ya pukulan yang diberikan anak-anak De Luca itu pada tubuh Harley," bisik Kevin pada Hiro yang mengira Harry menangis karena kesakitan akibat dipukuli.
Bersambung...