NovelToon NovelToon
The Great Mafia

The Great Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Perperangan / Bad Boy / Barat
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Gatto Pieno

Ini adalah kisah perjalanan seorang mafia italia yang bernama Ken dari keluarga Gatto salah satu keluarga mafia kelas kakap yang ada di italia,lika liku kehidupan gelap mafia ia jalani menjadi mesin pembunuh terbaik di keluarga Gatto,awal mula ketika ia diculik oleh sindikat perdagangan manusia di korea dan ia dibawa ke italia untuk dijadikan pekerja paksa namun siapa sangka ketika ia mencoba kabur dari sindikat tersebut ia bertemu dengan bos mafia di sana.Ken pun menjadi anak angkat bos mafia yang bernama Emilio itu.ia disekolahkan dan didik menjadi mesin pembunuh yang kejam hingga tidak ada satupun di dunia mereka yang tidak mengenal seorang Ken,orang yang kejam,berdarah dingin,diskriminatif dan berani itu menjadi pembunuh nomor satu di italia,bahkan namanya tidak hanya terkenal di keluarga mafia yang ada di italia saja,keluarga keluarga mafia dari berbagai belahan dunia mengenal baik nama seorang Ken

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gatto Pieno, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 35

Ken masih menetap di distrik Minato. Ia menginap di salah satu hotel di distrik itu. Ia harus memulihkan beberapa lukanya akibat pertarungan melawan Asuka. Dua hari telah berlalu sejak pertarungannya dengan Asuka, dan ia belum mendapat kabar apa pun dari Argus.

"Jika seluruh penjaga mata angin keluarga Tomodachi sekuat itu, apakah Argus akan tetap bertahan melawan mereka?" gumam Ken dalam hati.

Ken berbaring di tempat tidurnya, masih memikirkan perkataan Asuka tentang titik terang itu. "Apa yang dimaksud 'titik terang' olehnya?" pikir Ken.

Saat ia sedang sibuk dengan pikirannya, teleponnya berdering. Ia buru-buru mengangkat teleponnya.

"Halo, Ken, bagaimana kondisimu saat ini?" ternyata Argus yang meneleponnya.

"Kondisiku saat ini sedang tidak baik-baik saja," ucap Ken dari balik teleponnya.

"Ha... ha... ha, nasib kita sama," gurau Argus.

"Apa kau juga dihajar habis-habisan oleh penjaga mata angin timur?" tanya Ken.

"Kurang lebih begitu," jawab Argus.

"Sepertinya kita harus bertemu, ada yang ingin aku bicarakan padamu," Ken berbicara dengan nada serius.

"Kapan?" tanya Argus.

"Kita bertemu di distrik Chiyoda besok pagi," ucap Ken. Distrik Chiyoda adalah distrik yang dekat dari distrik Minato dan Shinjuku, kira-kira jika menggunakan kereta hanya memakan waktu lima belas menit.

"Baiklah, aku akan menunggumu di sana," Argus menutup teleponnya.

Keesokan harinya, mereka bertemu di salah satu bar di distrik Chiyoda.

"Apa kondisimu baik-baik saja?" tanya Argus sambil memandang wajah Ken yang memiliki banyak memar.

"Aku sudah baik-baik saja," jawab Ken singkat.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" Argus bertanya sambil meminum minumannya.

"Tentang pertarungan kita dua hari yang lalu, kau dan aku dikalahkan oleh penjaga mata angin timur dan selatan. Apa mereka memberitahumu sesuatu?" tanya Ken serius.

"Mereka hanya memberitahuku tentang titik terang," jawab Argus menatap wajah Ken yang serius itu.

"Kenapa kau bertanya seperti itu?" Argus kebingungan melihat Ken memasang muka serius seperti itu.

"Penjaga mata angin selatan juga memberitahuku tentang titik terang itu," jelas Ken. Ia lalu menceritakan kejadiannya ketika bertarung dengan Asuka.

"Aku juga mengalami kejadian yang tidak jauh berbeda denganmu. Entah mengapa kalimat 'titik terang' itu seperti membuat mereka jauh lebih kuat dari kita," ucap Argus.

"Kita harus mencari arti titik terang itu," ucap Ken serius.

"Apa yang sedang kalian bicarakan? Tampaknya hal yang serius," tiba-tiba Riku muncul di belakang mereka.

Ken dan Argus terkejut dengan kemunculan Riku yang sangat tiba-tiba itu.

"Kenapa kau ada di sini?" Argus bertanya, masih dengan rasa sedikit terkejut.

"Daerah ini masih Tokyo, kawan. Apa aku tidak boleh berkeliling di teritorial kami?" Riku tersenyum melihat Ken dan Argus.

"Tadi aku mendengar kalian membahas titik terang, sepertinya aku tahu sesuatu," Riku duduk di tengah-tengah Ken dan Argus.

"Apa yang kau ketahui tentang titik terang itu?" tanya Ken dengan rasa penasaran yang besar.

"Aku tahu semuanya," sombong Riku.

"Apa kau bisa menjelaskannya pada kami?" pinta Ken.

"Titik terang yang mereka maksud adalah melampaui batasan diri sendiri atau bisa disebut inferior," jelas Riku singkat.

"Maksudmu?" Argus kebingungan.

"Singkatnya, kemampuan fisik dan stamina manusia memiliki batasan tertentu. Ketika seseorang telah mencapai tahap puncak kemampuan fisik dan stamina, itu berhenti berkembang. Dan pada faktor tertentu, kemampuan fisik dan stamina itu bisa melompat ke tahapan yang didorong oleh kekuatan metafisik alam bawah sadar, yang tidak mampu dibayangkan oleh siapa pun," jelas Riku kembali.

"Bagaimana kami bisa sampai ke tahap itu?" Ken menatap Riku dengan serius.

"Seseorang hanya bisa sampai ke tahap itu ketika mereka telah masuk ke dalam rasa bersalah yang amat dalam pada diri sendiri," jawab Riku.

"Apa semua penjaga mata angin pernah mengalami rasa bersalah itu?" Ken penasaran.

"Ya... mereka semua merasakan itu ketika menghadapi satu orang," Riku tersenyum.

"Siapa orang itu?" Argus penasaran dengan orang yang disebut-sebut itu.

"Kami menyebutnya Akuma no Kaze atau iblis mata angin. Ia adalah ketua dari seluruh penjaga mata angin yang ada di Tokyo," jawab Riku.

"Di mana kami bisa menemuinya?" tanya Ken, ia ingin bertemu dengan orang itu.

"Apa kalian yakin ingin menemuinya? Ia adalah monster yang siap membunuh siapa pun lawannya," Riku memperingati mereka.

"Kami yakin," ucap Ken mantap.

"Kalian temui dia di pelabuhan malam ini, aku akan memintanya datang ke sana nanti," ucap Riku.

Malam pun tiba, angin laut yang berhembus kencang menerpa wajah Ken dan Argus yang sedang duduk di sana.

"Apa orang itu akan datang menemui kita?" tanya Argus kepada Ken yang sedang menatap lautan itu.

"Kita tunggu saja, Riku tidak mungkin berbohong pada kita," ucap Ken.

DUUK...

Tiba-tiba ada yang melempar batu ke kepala Argus.

"Sensitivitas 0%," terdengar suara seseorang.

Ken yang melihat itu, tidak tinggal diam. "Keluar kau, dasar pengecut!" pancing Ken.

Tiba-tiba dari kegelapan keluar seorang pria menggunakan topeng Oni (iblis) di wajahnya.

"Apa kau yang mereka sebut Akuma no Kaze?" ucap Ken.

Pria bertopeng itu tidak menjawab, ia malah maju melesat menyerang Ken dan Argus. Melihat pria bertopeng itu bergerak menyerang mereka dengan cepat, Ken dan Argus menghindar dari serangannya.

"Kecepatan 30%," ucap pria bertopeng itu.

Ken dan Argus maju berusaha melancarkan pukulan pada tubuh pria bertopeng itu.

BUKKK... BUKKK... BUKKK...

"Kekuatan 45%," ucap pria bertopeng.

"Kenapa pria itu selalu mengucapkan kata-kata aneh?" Argus berbicara pada Ken.

"Sepertinya dari tadi ia mengukur kemampuan kita," tebak Ken.

"Kita harus menyatukan kemampuan kita agar dapat mengalahkannya," ucap Ken pada Argus, yang dijawab dengan anggukan kepalanya.

"Bersiaplah," Argus memberi Ken aba-aba.

MAJU...

Ken dan Argus maju dari arah berlawanan berusaha mengecoh pria bertopeng itu. Argus melancarkan pukulan ke arah rusuk kiri dan Ken melancarkan tendangan ke arah kepala pria bertopeng itu. Namun, hal tak terduga terjadi. Pukulan dan tendangan yang mereka berdua lakukan, ditahan dengan mudah dengan tangan pria bertopeng itu. Ia lalu membanting mereka berdua dengan kedua tangannya.

"Akurasi 30%," pria bertopeng itu kembali mengukur kemampuan mereka.

"Hei, kau orang aneh... berhenti mengucapkan kata-kata itu!" kesal Argus.

Pria bertopeng itu menatap Argus tajam dari balik topengnya. Dengan kecepatan di luar akal manusia, ia menendang Argus tepat di bagian tengah dadanya, membuat Argus terpental beberapa meter dari tempatnya.

"Orang aneh ini kuat sekali," gumam Argus dalam hati. Dadanya terasa sangat sakit karena tendangan pria bertopeng itu.

Pria bertopeng itu lalu menatap Ken. Melihat dirinya ditatap, Ken memasang posisi untuk bertahan, namun ia dikejutkan oleh sesuatu. Ternyata pria bertopeng itu kembali menyerang Argus dengan brutal, semua titik vital Argus ia serang dengan tepat, membuat Argus tak sadarkan diri seketika.

Melihat Argus yang diserang habis-habisan oleh pria bertopeng itu, amarah Ken memuncak hebat. Ia maju menyerang pria bertopeng itu tanpa strategi apa pun.

BAKKK... BUKKK... BUKKK...

Ken menyerangnya dari segala arah, namun semuanya dapat ditahan oleh pria bertopeng itu.

"Lemah," satu kata keluar dari mulut pria bertopeng itu.

Ia membalas serangan Ken dengan kekuatan dan kecepatan yang sangat tidak bisa ditandingi oleh Ken. Kepala, dada, rusuk, tulang kering, leher, semuanya ia serang dengan tepat dengan tinju yang efektif darinya, membuat Ken tidak dapat menahan lagi rasa sakitnya. Serangan terakhir, *liver punch*, telak mengenai tubuhnya, membuatnya jatuh kesakitan.

"Kalian pikir aku akan kalah dengan teknik kalian yang lemah itu?" ucap pria bertopeng itu, ia menginjak bahu Ken yang sedang terjatuh itu.

BUKKK... BUKKK...

Pria bertopeng itu terkena pukulan di belakang kepalanya.

"Ternyata kau masih bisa bangun," pria bertopeng melihat ke belakang, yang ternyata adalah Argus.

Pria bertopeng itu menendang pinggang Argus,namun sempat ditahan oleh Argus

"beginikah caranya ?" Argus terseringah sambil menahan kaki pria bertopeng itu

1
Candra Widarsa
lanjutkan..
Arabella
bab awalnya bagus thor, tapi akan lebih bagus jika habis tanda baca, ada spasinya, biar semakin enak di baca.

Saran, lanjut thor, semangatt
natan , orang baik
good, semangat author ditunggu update cerita selanjutnya bagus banget. jadi teringat Vincenzo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!