Transmigrasi Menjadi Pelayan Pria Jahat

"Hahaha, Hanya untuk kali ini saja ia masih bisa hidup. Aku akan terus mencari kelemahan mu putra mahkota lalu menyingkirkan mu dari tahta."Gumam permaisuri dengan tersenyum sinis.

...****************...

Disebuah ruangan tampak seorang wanita sedang tidak dalam kondisi hati yang baik. Sedari tadi wanita itu hanya berjalan mengelilingi kamar tersebut. Kamar para pelayan memang sangat besar karena semua pelayan berada di satu ruangan yang besar dan akan di beri kasur serta lemari masing-masing. Jadi cukup lama juga untuk mengelilingi tempat itu.

"Aku bisa gila jika seperti ini terus !"Kesal Alana.

Tepat setelah kejadian itu putra mahkota memerintahkan kepada Alana untuk tetap di kamar hingga jangka waktu yang tidak di tentukan. Awalnya Alana cukup senang tapi ia menjadi kesal saat mengetahui bahwa hingga seminggu ia sama sekali tidak di perbolehkan untuk pergi.

"Malam ini adalah malam terakhir festival pendirian negara. Aku harus melihatnya, belum tentu tahun depan aku masih berada di ibu kota bukan ?jadi bagaimana pun caranya aku harus keluar."Gumamnya.

Alana sudah sangat sehat bahkan ia bisa berlari,melompat dan lain sebagainya. Jika terlalu lama di dalam ruangan dan melewatkan festival ia bisa gila.

Hingga ia melihat ke luar jendela, kamar pelayan berada di lantai dua jadi tidak mungkin baginya untuk melompat.

"Huft, benar-benar nasib yang sangat buruk." Ujar Alana.

"Yang benar saja, semua orang pergi melihatnya !" Teriaknya. Semua pelayan memang pergi ke festival pendirian hanya orang sakit dan yang tidak menyukai festival saja yang tidak pergi.

"Menyebalkan." Gumamnya.

Tapi kemudian Alana menyipitkan matanya saat melihat seseorang yang mencurigakan. Orang itu tampak seperti pencuri yang mengendap-endap keluar dari istana. Wajahnya tidak begitu bisa Alana lihat karena jarak yang cukup jauh dan lagipula orang itu menggunakan jubah.

"Hari festival pendirian, apa terjadi sesuatu di novel pada saat itu ?"Gumamnya mencoba untuk mengingat isi cerita.

"Aneh, tidak ada yang terjadi pada hari ini tapi kenapa pria itu sangat mencurigakan. Sesuatu memang terjadi tapi itu terjadi di ibu kota bukan di kediaman putra mahkota, eh jika begitu lebih baik aku tetap disini saja dari pada aku dalam bahaya." Gumam Alana. Tapi baru saja ia ingin memikirkan sesuatu sosok itu melihat ke arah Alana.

Wanita itu begitu terkejut saat ia bisa melihat wajah pria itu. tapi kemudian ia segera menutup jendela dengan rapat.

"Ternyata pria itu ? apa dia mau ke festival ?si bodoh itu, kenapa ia justru pergi dari tempat itu" Gumam Alana.

"Hah aku tidak bisa tenang ! Bagaimana jika dia mati atau kutukannya kambuh !"Gumam Alana.

Hingga akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke festival untuk melindungi pria yang saat ini menjadi tuannya itu. Rencananya adalah untuk mendukung putra mahkota jadi dia harus memastikan bahwa pria itu baik-baik saja. Tidak lupa sebelum pergi Alana menyiapkan air bunga mawar dan air suci.

"BRAK." Setelah semua siap Alana langsung pergi dari kamar itu. Untungnya karena festival pendirian jadi penjaga tidak begitu ketat bagi pelayan keluar dan masuk.

Lama ia berjalan menuju ibu kota karena memang jarak istana yang tidak terlalu jauh dengan ibu kota membuatnya mudah menemukan tempat itu.

"Wow, ini benar-benar sebuah festival." Gumam Alana saat melihat begitu bahwa begitu banyak orang yang datang ke festival tersebut. Ditambah dengan begitu begitu banyak benda-benda antik dan lampion.

"Oh ayolah Alana kau jangan sampai tergoda, yang kau harus cari itu Rion agar semua rencana mu sukses." Gumam Alana.

Tapi perkataan berbeda dengan perilakunya yang justru mampir di beberapa stand makanan dan menikmati makanan tersebut, bahkan Alana juga membeli lampion lucu untuk ia terbangkan.

"Wah ! Ini menyenangkan!"Gumamnya dengan begitu bahagia.

Hingga beberapa lama suara ledakkan terdengar begitu keras dan membuat orang-orang di dalam festival berlarian dengan sangat panik.

"LARI !"

"AKH !"

"CEPAT SELAMATKAN DIRI !"

"Ha...aku bahkan belum menghabiskan makanan ku."Gumam Alana.

Tapi sedetik kemudian Alana berlari dengan cepat. Ia tau setiap kejadian di saat ini, jadi Alana cukup percaya diri untuk menghadapi apa yang ada di depan sana.

"GRRR." Geram makhluk berbentuk setengah burung dan setengah singa itu.

Di cerita Aslinya bahwa makhluk ini adalah hewan dari hasil eksperimen manusia jahat.

"Dimana sih pria itu." Gumam Alana.

"BRAK."

Alana melirik pada sumber suara, dimana makhluk itu tampak semakin memberontak.

"Dimana sih dia ?" Gumam Alana dengan terus mencari Rion.

"AKH !"Teriak wanita yang akan di serang oleh makhluk itu.

Alana menatap wanita itu lalu tersenyum tipis.

"Dia Olivia." Gumam Alana, dari ciri-ciri wanita itu yakni rambut perak yang panjang sudah jelas bahwa itu adalah pemeran utama wanita.

'Di dalam novel dikatakan bahwa di malam festival adalah awal pertemuan pemeran utama wanita Olivia dan Glen sang pemeran utama pria. Nanti Glen akan datang lalu menyelamatkan Olivia dan seterusnya adalah pendekatan mereka.' Batin Alana.

'Tapi di mana Rion ? pria itu seharusnya tidak ada dalam plot ini.' Batin Alana.

Hingga moment yang di tunggu tiba, Glen datang dan menyelamatkan Olivia. Setelah itu terjadi perkelahian antara Glen dan juga makhluk itu.

"BRAK." Monster itu terjatuh di atas tanah.

"Dia hebat." Gumam Alana. Tapi sedetik kemudian Alana berhasil melihat keberadaan Rion. Dengan sekuat tenaga Alana mengikuti pria itu.

Hingga akhirnya pria itu berhenti di sebuah gang gelap.

Tampak muncul seseorang di depannya.

"Bagaimana mungkin monster itu bisa di kalahkan begitu mudah ?"Tanya Rion dengan nada mengancam.

"I-itu tuan."

"Tidak berguna !" Geram Rion lalu mencengkram leher pria itu. Hanya dalam beberapa waktu pria tersebut sudah kehilangan nyawanya.

'Seperti yang sudah di tebak, ternyata tragedi ini juga karena pria gila ini. Bagaimana aku bisa mengubah penjahat ini menjadi orang baik dan kaisar yang baik.' Batin Alana.