Menjadi seorang indigo, bukanlah hal yang di inginkan oleh gadis cantik bernama Lilis Yuliani karena setiap hari ia harus bersinggungan dengan hal yang gaib dan ia tidak bisa menolaknya.
Sosok-sosok itu selalu mengikuti untuk meminta pertolongan ataupun hanya sekedar mengganggu pada Lilis sampai suatu hari ketika ia sedang berjualan bakso bertemu dengan arwah pria tampan namun menyebalkan.
Siapakah arwah itu?????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Oktana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak Suka Cewek Kotor
Prang!!!!!!!
Vas bunga kristal itu di lempar oleh seseorang ke dinding sampai pecah berkeping-keping.
"Alex, stop" Marisa mencoba menghentikan selingkuhannya itu.
Malam ini Alex mengamuk lantaran Bara sudah kembali sadar dari komanya. Rencana ingin membuat Bara mati gagal total.
"Brengsek, sialan!!!! Semua yang kulakukan gagal total" geram Alex.
"Stop!!! Kamu tak boleh seperti ini" cegah Marisa.
"Bagaimana aku tidak emosi, Bara sudah kembali sadar dan entah kenapa semenjak dia sadar, dia seakan sering menatap aku dengan tatapan kebencian" ujar Alex.
"Itu hanyalah prasangkamu saja Alek atau mungkin itu adalah efek koma sehingga Bara bersikap demikian padamu. Alex, Bara sudah sadar, untuk itu aku ingin kembali dengan Bara dan mengakhiri hubungan kita" ucap Marisa.
Mendengar itu Alex seketika bangkit berjalan ke arah Marissa.
"Apa kau bilang sekali lagi?" tanya Alex.
"Aku ingin Kembali lagi bersama Bara dan aku ingin hubungan kita selesai sampai di sini, paham" ujar Marisa.
Alex semakin kesal mendengar itu, tangannya langsung terulur lalu mencekik leher Marisa.
"Dengar wanita sialan, kau tidak akan bisa lepas dariku. Ada ataupun tidak adanya Bara, kau akan tetap jadi milikku" garam Alex dengan tangan terus menekan urat leher Marisa.
Marisa sudah kesulitan bernapas, tangannya memukul-mukul tangan Alex supaya Alex melepaskan cengkraman tangannya.
Alex yang sudah melihat Marissa menggelepar-gelepar langsung melepas cengkraman tangannya dan melemparkan Marisa ke atas ranjang.
"Jangan harap kau bisa lepas dariku! Aku benar-benar mencintaimu dan aku ingin memilikimu seutuhnya" tegas Alex.
"Tapi aku tidak mencintaimu Alex, aku mencintai Bara" ungkap Marisa.
"Oh jadi kau hanya menjadikanku ban serep saja begitu, sialan?" tanya Alex. Dadanya kembang kempis menahan gejolak amarah yang menggebu.
"Ya, aku hanya menjadikanmu cadangan saja ketika Bara meninggal otomatis aku bisa langsung menjalin hubungan denganmu" Marisa akhirnya berkata dengan jujur.
"Dasar jalang sialan. Kau benar-benar mau lepas dariku setelah Bara sembuh begitu?" tanya Alex dengan bibir yang menyeringai.
"Lepaskan aku, Alex, kau sudah mendapatkan apa yang kau mau dan kau sudah menikmati tubuhku, maka sekarang lepaskan aku" pinta Marisa.
"Baiklah nona cantik aku akan melepaskan mu. Sekarang kau bisa bebas bersama dengan kakakku tercinta kembali" ucap Alex dengan entengnya.
"Benarkah itu Alex?" Marisa sudah senang karena akhirnya Alex mau melepaskan dirinya.
"Yes honey, kembali lagi dengan Bara tapi tidak sekarang" balasnya.
Sret!!!!
Seketika Alex langsung merobek gaun mahal milik Marisa hingga gaun itu compang-camping membuat Marissa terkejut bukan main.
"Alex apa yang kau lakukan?" bentak Marisa tak terima gaun mahalnya yang berharga ratusan juta itu sudah koyak dan teronggok di atas lantai.
"Kenapa kau marah, pelacur? Bukannya gaun itu aku yang membelinya?" seringai Alex.
"Kau menakutkan Alex!" Marissa baru tahu sifat asli Alex yang buas.
"Ya memang aku menakutkan! Untuk melenyapkan bebek lucu sepertimu, aku hanya perlu mematahkan leher jenjangnya saja" balas Alex.
Marisa menggelengkan kepalanya dengan air mata yang bercucuran. Ia menyesal sudah berselingkuh dari Bara dan ia baru tahu jika Alex adalah pria yang sangat menakutkan.
"Bagaimana my little katy, apakah kau masih mau berpisah denganku?" tanya Alex.
Terlihat setiap kata yang terlontar terdengar penuh ancaman yang begitu menakutkan.
Marissa pun hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Good girl, kekasihku yang sangat luar biasa! Kau wanita yang istimewa baby, kau bisa memuaskan ku di atas ranjang dan kau juga bisa membuat hatiku menjadi sangat goyah. Beruntung sekali Bara bisa memilikimu.. Ahhhhhhh,, mengingat nama kakakku tercinta itu rasanya aku ingin meleburkan tubuhnya dengan asam sulfida" ujar Alex.
Mendengar itu Marissa menjadi bertambah ketakutan.
Grep!!!!
Marisa memeluk tubuh Alex, ia tidak ingin mendengar Alex bicara lagi. Marisa yakin jika Alex sebenarnya adalah psikofat.
"Stop baby!!!! Apa kau tidak ingin bersenang-senang?" tanya Marisa mengalihkan ucapan Alex.
"Dengan apa kau bisa menyenangkan ku?" Tanya Alex.
"Sayang, aku tidak punya apapun kecuali tubuhku ini" balas Marissa.
"Kau benar, hanya dengan tubuhmu lah aku bisa bersenang-senang maka hibur lah aku" pinta Alex.
Mereka pun akhirnya bersenang-senang dan saling berbagi peluh bersama di atas ranjang.
Sepulang kuliah Lilis berdagang bakso kembali, ia meminta Bahar untuk istirahat.
"Sudah Pak, Lilis saja yang jualan bakso keliling" Pinta Lilis.
"Jangan Lis, kamu kan capek baru saja selesai kuliah" balas Bahar menolak.
"Nggak papa Pak, aku kangen dorong gerobak aja" ucap Lilis sembari bercanda.
Tak bisa berkutik, Bahar pun memberikan kendali gerobaknya pada sang putri.
"Pak, bawa aja tas Lilis" ucapnya sembari menyerahkan tas yang berisi catatan mata perkuliahan pada Bahar.
Siang itu Lilis kembali berjualan bakso keliling. Terakhir ia berjualan masih bersama Bara bahkan Bara membantu mendorong gerobaknya sehingga menjadi ringan.
Tapi kini setelah Bara sadar dari komanya, Bara malah seolah asing pada dirinya.
"Udah dong Lis lupain si Bara. Bego banget sih masih berharap sama cowok kaya begitu. Jelas-jelas loe sama dia itu ibarat langit dan bumi" Lilis berbicara sendiri seolah menyemangati dirinya dan menyuruh dirinya jangan terlalu tinggi berharap.
Lilis terus berjalan mendorong gerobaknya, namun tiba-tiba sebuah mobil mewah berhenti di samping gerobak Lilis.
Kaca mobil mewah itu berhenti, dan betapa terkejutnya kala ia melihat Bara disana.
"Mbak, sini!" suara wanita dari dalam mobil memanggil Lilis, Lilis bisa melihat wanita yang waktu itu bersama Bara di rumahnya.
Dengan enggan Lilis berjalan ke arah mobil itu.
"Ya Mbak!" balas Lilis.
Hal yang sungguh menyesakan adalah Bara yang memakai kaca mata hitam tidak sedikitpun menoleh ke arah Lilis, wajahnya hanya memandang ke arah depan saja.
"Mbak bisa pesan satu mangkuk bakso? Eh bukannya kamu yang waktu itu?" tunjuk wanita itu yang ternyata Marisa.
Ya Marisa si wanita yang gemar berbagi selangkang@n itu sesudah memuaskan Alex sampai Alex mendengkur, ia langsung mandi dan bergegas menemui Bara.
"Bisa Mbak, mau di makan dimana?" tanya Lilis.
"Di dalam mobil saja, saya tidak mau kulit saya terkena debu jalanan soalnya pacar saya paling tidak suka wanita kotor" ungkap Marisa dengan bangganya.
Mendengar itu seketika batin Lilis merasa teriris.
"Tidak suka wanita kotor katanya? Ckkkkk,,, munafik anjir.. Nih mau taiiii??" gerutu Lilis dalam hatinya.
"Tunggu sebentar ya Mbak, saya buatkan" ujar Lilis.
"Sayang kamu mau bakso?" tanya Marisa.
Sesudah berkeringat bersama Alex, perut Marisa merasa sungguh lapar. Bara sudah mencegah makan di pinggir jalan, namun Marisa memaksa.
"Tidak!!! Makanan itu terlihat tidak higienis" balas Bara.
Mendengar itu seketika air mata Lilis membasahi pipinya.
"Ekh kok Mbak malah nangis?" tanya Marisa.
"Tidak kok Mbak mungkin saya kelilipan. Sebentar ya saya buatkan baksonya" balas Lilis.
Ketika sedang membuat bakso, tiba-tiba kakek-kakek misterius itu kembali muncul.
"Kamu harus banyak bersabar, yakinlah di balik semua ini akan ada sesuatu yang indah. Semua itu hanyalah kepalsuan belaka" ucapnya.
"Kakek!" seru Lilis.
Kakek itu hanya mengangguk dan langsung duduk di kursi plastik.
Sesudah membuat bakso untuk Marisa, Lilis segera mengantarkan baksonya ke dalam mobil.
"Ini baksonya Mbak, silahkan" ucap Lilis.
"Terimakasih Mbak" balas Marisa.
...