Jasmine yang di jual oleh Ibu Tiri nya kepada Madam Grace sang Mucikari, berusaha melarikan diri, dia tidak menyangka hidupnya menjadi luar biasa saat dia berhasil pergi dan menjadi pengemis di jalanan.
Namun, satu bulan berlalu Jasmine sudah tidak tahan lagi hidup dalam pelariannya, di kejar-kejar dan di buru, ia selalu di rundung ketakutan akan tertangkap oleh Madam Grace dan Van Elrond, saat berada di hutan Jasmine menemukan jalan rahasia yang menuju suatu tempat dan ternyata jalan itu membawanya ke sebuah mansion mewah bak kastil besar seperti Istana.
Jasmine menyelinap masuk ke dalam kamar lalu ia mandi dengan di penuhi busa yang sangat banyak, melihat pakaian indah dan mewah Jasmine pun memakai nya dan pada saat yang bersamaan kepala pelayan masuk.
Jasmine terkejut, ia takut dirinya akan di penjara karena menyusup masuk ke dalam mansion.
Namun, kepala pelayan itu justru memanggilnya "Nyonya" dan menundukkan kepala.
Apa yang sebenarnya terjadi di dalam mansion itu? Kenapa Jasmine mendadak menjadi Nyonya di mansion mewah yang sangat besar tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Newbee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 15
Jasmine yang perlahan duduk di tepi ranjang ragu untuk berdiri dan berpindah duduk di kursi yang sudah Aland siapkan.
"Kenapa? Apa perlu ku gendong?" Tanya Aland dingin.
"Ti... Tidak..." Jasmine pun bergegas duduk di kursi.
Sedangkan Aland kini juga sudah duduk di hadapan Jasmine. Pria itu melirik dan sedikit mengangkat sudut bibirnya ketika Jasmine terlihat kaku dan hanya memandangi hamparan berbagai bentuk sendok dan garpu serta pisau di hadapannya.
Satu hal yang membuat Aland lega, untungnya ia makan di kamar, jika di ruang makan maka semua ini akan menjadi tontonan massal yang memalukan, namun bukan malunya melainkan Aland tidak ingin membuat Barnett kecewa, perihal seorang gadis yang mengaku sebagai istrinya, perihal wanita sebenarnya yang seharusnya Aland jadikan Nyonya Asli di Mansion.
Barnett sudah seperti ayah sambungnya, Barnett lah yang mengurus Aland dari Aland masih kecil, Barnett jugalah yang selalu setia pada sang ayah hingga sang ayah meninggalkannya selamanya. Barnett adalah bagian dari keluarga yang tak terpisahkan.
Sejak kecil Aland sudah tak memiliki ibu, dia hanya punya sang ayah yang menyayangi dan melindunginya, serta Barnett yang senantiasa menemani dan mengasuhnya. Barnett selalu memastikan dari semua hal kecil hingga hal besar untuk Aland, entah itu makanan yang baik dan berkwalitas, sampai barang-barang yang aman untuk di pakai Aland.
Tidak ada Kepala Pelayan sebaik Barnett yang bisa menguasai semua hal dalam satu waktu.
Tiba saatnya ketika Jasmine menggerakkan tangannya. Itu adalah pertunjukkan yang bagus bagi Aland, dan saat Jasmine kebingungan Aland akan membongkar kebohongan gadis yang ada di hadapannya itu lalu menyiksanya di penjara bawah tanah miliknya karena telah lancang menyamar menjadi istrinya dan Nyonya di Mansion miliknya.
Namun Aland masih bertanya-tanya butuh keberanian tinggi untuk mengaku sebagai istrinya, di dorong ketakutan apa yang membuatnya berani untuk tetap berbohong, bahkan semua wanita pun menolak Aland meski Aland kaya raya memiliki kastil besar karena rumor tentang dirinya yang beredar, dan sebenarnya apa yang sedang gadis ini incar, apakah uang atau kekuasaan.
Jasmine mengambil satu garpu dan pisau, jemari lentiknya yang panjang begitu indah saat memegang garpu dan pisau, dengan perlahan ia memotong daging steak itu dengan gerakan lembut di pergelangan tangannya. Gerakan mengiris yang sempurna bahkan tanpa suara sama sekali di piringnya.
Kemudian Jasmine menusukkan garpunya di potongan steak kecil miliknya dan memasukkannya ke dalam mulut kecilnya, setelah steak itu masuk, Jasmine mengambil serbet putih guna mengelap mulutnya tentu dengan gerakan elegan dan lembut bak putri bangsawan.
"Uhukk...!!" Aland sontak tersedak.
Bukan hanya gerakannya yang elegan dan sempurna, namun keanggunan dan kecantikan Jasmine telah menghipnotis dirinya. Aura Jasmine begitu luar biasa, tidak mungkin dia berasal dari kalangan miskin.
Aland kemudian meminum Wine nya dengan menyesap sedikit demi sedikit menikmati rasa Wine yang sangat khas di lidah dengan aroma Wine yang harum di hidungnya sembari memikirkan sesuatu yang membuatnya penasaran, apakah gadis di hadapannya ini sebenarnya putri bangsawan yang kabur dari keluarganya.
Tentu saja Jasmine yang dulunya adalah anak bangsawan tidak akan kesulitan dengan semua hal itu, meski di hadapannya ia akan di hadapkan dengan segala menu pembuka hingga menu penutup di sertai deretan sendok-sendok dengan bentuk-bentuk khusus sesuai makanannya, Jasmine sudah mengerti di luar kepala cara memakainya dan sendok mana yang sesuai dengan makanannya, meskipun akhirnya ayahnya bangkrut dan dia kehilangan status kebangsawanannya, namun pendidikan etiket Jasmine saat kecil sangat cepat belajar dan sangat pintar hingga pelajaran etiket untuk wanita dewasa pun sudah Jasmine kuasai.
Bukan lah hal sulit bagi Jasmine untuk bersikap elegan layaknya putri bangsawan, karena sesungguhnya dulu hidupnya memang benar-benar seorang putri.
Aland pun mengambil botol wine besar berwarna hitam gold produk perusahaannya sendiri dan menuangkannya ke gelas milik Jasmine.
Jasmine menelan ludahnya, ia tahu cara meminumnya, namun satu hal yang membuatnya takut, saat dia masih kecil Jasmine berlatih dengan menggunakan air putih, saat itu umurnya masih sangat kecil dan tidak boleh meminum alkohol.
Selama hidupnya Jasmine bahkan belum pernah mencicipinya, sekalipun dia pernah bekerja di bar.
Aland sudah mengangkat gelasnya dan kedua matanya tertuju pada Jasmine agar segera mengambil gelas nya.
Jemari Jasmine pun memegang gagang gelas dengan elegan, dan menyesap wine itu, Aland melihat bagaimana Jasmine meminumnya dan sempurna. Biasanya orang yang tidak pernah belajar etiket cara meminum wine akan langsung meneguknya dan kedua matanya akan melihat pada gelas, maka kedua matanya akan terlihat juling tidak elegan sama sekali. Jasmine meneguk wine itu dengan lembut membuat leher jenjang Jasmine yang putih terlihat menawan dan menggoda untuk di cium. Jasmine, dia benar-benar gadis luar biasa.
Sayangnya, saat Jasmine meletakkan gelas di atas meja, kedua matanya perlahan menutup dan kepalanya langsung ambruk. Dia mabuk. Tangan besar Aland langsung sigap menahan kepala Jasmine agar tidak jatuh di atas daging steak dan soup kental, sedang tangan kirinya perlahan menaruh gelasnya kembali ke atas meja.
Sontak Aland tak bisa menahan senyumannya yang lolos dari bibirnya melihat gadis itu sudah tak sadarkan diri dengan kepalanya berada di satu telapak tangan besar Aland.
"Menggemaskan. Lain kali kau tidak akan di ijinkan minum alkohol jenis apapun." Kata Aland kemudian berdiri.
Pria itu mengangkat tubuh Jasmine dan menggendongnya, lalu membaringkannya di atas ranjang.
"Mmm..." Jasmine menggumam dan membenarkan tubuhnya.
"Jadi... Siapa namamu..." Tanya Aland sembari menarik selimut menyelimuti tubuh Jasmine.
"Jas... Mine... Kaylee..." Kata Jasmine lemah masih menutup matanya karena mabuk.
Hanya dengan membutuhkan nama dan marga itu, Aland mampu melacak latar belakang Jasmine, bahkan smua hal menyangkut data pribadi Jasmine.
"Jasmine... Kaylee... ? Kaylee...?" Kata Aland mengulangi nama itu seraya berusaha mengingat sesuatu, Aland merasa tidak asing dengan nama Jasmine.
Setelah di rasa Jasmine terlelap, Aland pun mematikan lampu kamar di gantikan dengan lampu redup. Aland keluar balkon dan menutup pintu slide kaca mewah kamarnya. Aland pun menghubungi seseorang.
"Harvest cari tahu semua tentang Jasmine Kaylee..." Kata Aland.
"Baik tuan."
"Sebelum pagi kau harus sudah mendapatkan semuanya." Perintah Aland.
"Di mengerti tuan."
Aland pun mengakhiri panggilannya dan masuk kembali ke dalam kamar. Pria itu naik ke atas ranjang dan duduk di samping Jasmine yang sedang tertidur lelap seperti kucing kecil yang mendapatkan perlindungan di bawah kehangatan.
Aland mengambil laptopnya, membuat sinar terangnya sedikit menyala di dalam remang-remang kamarnya.
Beberapa pekerjaan sempat tersendat karena Aland pulang lebih cepat, dia membatalkan semua jadwal pertemuan perdagangan dengan para mafia, untuk menunjang produksi di beberapa perusahaannya, sehingga beberapa dokumen penting harus dia periksa sendiri.
Dua jam berlalu, dan saat itu pukul 4.00 dini hari, Aland masih berkutat dengan laptop mewah miliknya, dan tiba-tiba ponsel Aland berbunyi, informasi yang Aland inginkan sepertinya sudah Harvest dapatkan.
Aland menaruh laptopnya di atas meja dan berjalan keluar menuju nalkon.
"Katakan."
"Tuan... Jasmine Kaylee adalah putri kandung Gaston Kaylee, satu-satunya darah daging Gaston Kaylee. Keluarga Kaylee adalah musuh bebuyutan keluarga Clayton, karena Gaston lah penyebab ibu anda meninggal. Sehingga Tuan Daniel yaitu ayah anda, membalas dendam dengan meruntuhkan semua usaha Keluarga Kaylee, dan membuat Gaston jatuh sakit lalu meninggal dunia. Semua data pribadi tentang Jasmine Kaylee sudah saya kirim pada email anda. Tapi... Ada sesuatu yang harus anda ketahui Tuan dan ini penting..." Kata Harvest.
Bersambung~
Tu kan d tinggal dan d campakkan dua2nya…
untuk moey,,, sumpah lu g tahu malu bangett sumpah gedek bangey sama lu ,,, g ada harga dirinya sama sekaliii