NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Ketiga Sang Jendral

Menjadi Istri Ketiga Sang Jendral

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mom Nafa

Nakki hanyalah gadis kecil yang lugu, kesehariannya hanya bermain, siapa sangka ia dinikahkan dengan Jendral karena janji kakeknya dan kakek Sang Jendral, sebelum meninggal menulis wasiat, agar Manik menikahi Nakki kelak di kemudian hari.
Jendral yang patuh pada kakek nya dan juga sangat sibuk dengan urusannya bersama raja, tidak punya banyak waktu untuk berfikir langsung menikahi Nakki tanpa melihat wajah gadis itu lebih dulu.
Sayangnya, Jendral meninggalkan istri mudanya untuk waktu yang lama, bersama istrinya yang dipenuhi rasa cemburu, hingga membawa kesulitan bagi Nakki yang tidak memahami apa kesalahannya.
Di dera banyak ujian bersama istri pertama dan kedua Jendral Manik, Nakki kabur dan pulang ke kebun peninggalan kakeknya, sebuah konspirasi jahat membuat Nakki terjatuh ke jurang, lalu muncul sinar terang dari langit menyambar tubuhnya, tubuhnya hanya luka ringan, bahkan memiliki kekuatan setelahnya membuat dirinya jenius dalam berbagai hal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Nafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Saling Membujuk Merayu

Dan... anda.. tuan, sejak kapan anda disini? Nakki menoleh pelan, ia tidak berdaya sekarang, haruskah ia menunjukkan sikap bermusuhan?

Sayang... maafkan aku, aku baru datang sekarang...aku bersalah padamu, kau boleh menghukum ku. Ucapan itu membuat Nakki terkejut.

Panggilannya sungguh membuatnya terbuai, Nakki hanyalah gadis yang lemah, pria itu telah mencuri hatinya, meski marah, sesungguhnya Nakki sangat merindukannya.

Anda sangat jahat tuan, kenapa baru datang sekarang. Tiba-tiba wanita muda itu menangis sesenggukan.

 

Flash Back...

Terbayang, bagaimana ia melalui hari-harinya setelah meninggalkan Jendral Manik di gelap buta itu.

Perasaan malu, merasa bodoh dan sendirian, membawanya berjalan tak tentu arah, ia tidak ingin lagi kembali ke kelompok sirkus dan memutuskan berjalan mencari arah jalan pulang ke kebun kakeknya.

Rasa hati terluka dan sendirian membawa Nakki kembali kekebunnya.

Untungnya, ia telah tumbuh menjadi wanita mandiri dan cerdas, hingga kesendirian itu

tidak membuatnya terpuruk.

Ia telah memiliki segudang rencana ketika berdiri diatas tanah kebun peninggalan kakeknya.

Nakki bukan gadis manja seperti beberapa tahun lalu, melihat luasnya kebun dan sawah milik kakeknya serta banyak peralatan berkebun fikirannya segera bekerja.

Namun untuk mewujudkan keinginannya tentu saja ia tidak bisa melakukannya sendirian.

Ia berjalan ke pasar dan menceritakan rencananya merekrut beberapa orang pekerja di kebunnya dengan gaji, latihan beladiri gratis dan makan siang gratis.

Tapi tentu saja tidak semua gratis, ia menuntut pekerja yang kuat secara fisik, bersungguh-sungguh dan mau bekerja keras di bawah tekanan, tidak mudah putus asa dan punya tanggung jawab besar.

Untuk itu, ia mengadakan seleksi ketat karena ternyata peminat lowongan kerjanya cukup banyak, Nakki memberikan serangkaian tes, seperti tes menggunakan alat pertanian, karena ia membutuhkan pekerja yang siap pakai dan bukan pekerja pemula yang memerlukan banyak bimbingan.

Selanjutnya tes menggunakan senjata, karena ia juga membutuhkan pekerja yang pandai melindungi dirinya, Nakki berfikir, mungkin saja perompak yang pernah mencelakakan kakeknya sewaktu-waktu datang lagi bila mengetahui adanya kegiatan di perkebunan itu.

Akhirnya Nakki mendapatkan pekerja sesuai harapannya dan rata-rata mereka sudah saling mengenal dan cukup dikenal penduduk desa sehingga Nakki tidak merasa kuatir lagi, tidak tanggung-tanggung, Nakki mendapat tiga puluh orang pekerja sesuai kriteria yang dibutuhkannya.

Dalam waktu singkat perkebunannya membuahkan hasil yang sangat memuaskan karena terlebih dahulu Nakki menanam tanaman jangka pendek dan merupakan kebutuhan utama warga seperti sayur-sayuran, buah-buahan jangka pendek, umbi-umbian, bawang dan kacang-kacangan serta tanaman merambat lainnya yang cepat panen.

Disamping itu, disisi lain Nakki menanam tanaman jangka panjang yang merupakan komoditas utama dan bernilai jual tinggi seperti cengkeh, lada, vanili, kapulaga dan tanaman obat.

Perkebunan dan persawahan Nakki sangat strategis berada di tempat tinggi yang subur dan selalu menghasilkan tanaman pangan sepanjang tahun.

Setiap hari pekerjanya datang pagi-pagi buta dan segera bekerja dengan giat di sawah maupun di kebun.

Awalnya setiap pagi Nakki memantau langsung setiap pekerjaan sawah dan kebunnya, termasuk memimpin sendiri proses latihan beladiri.

Namun sejak kandungannya semakin besar, Nakki mengambil beberapa asisten yang membantunya memantau dan menjalankan tugas untuk berdagang dan bernegosiasi di pasar.

Adapun kerabatnya yang sudah tau perihal pernikahan Nakki dengan Jendral mereka percaya anak dalam kandungan Nakki tentulah anak Nakki bersama Jendral.

Meskipun ada pula yang mempertanyakan mengapa Nakki kembali ke kebun kakeknya, bukankah ia seharusnya berada di istana Jendral.

Namun tidak ada yang berani menentangnya ataupun menjadikannya bahan gosip di tempat-tempat umum karena mereka sudah tahu kemampuan beladiri Nakki termasuk sikapnya yang tegas dan terkenal cukup kejam.

Suatu ketika, beberapa orang penjarah kecil datang dan bermaksud merampok hasil bumi mereka, tak ada yang menyangka bila para pedagang yang terdiri dari beberapa anak muda itu ternyata memiliki ilmu yang tinggi hingga sekejap saja perampok itu dibuat tidsk berdaya bahkan mendapat penyiksaan yang mengerikan.

Sejak itu, tidak seorang pun berani mengusik jaringan perdagangan yang dijalankan oleh Nakki, meskipun mereka berdagang ke tempat yang cukup jauh.

Nakki berhasil membangun satu jaringan pekerja sekaligus pengawal setia yang disegani dan siap melindunginya kapanpun.

Kesibukan-kesibukannya membuat Nakki sedikit terhibur dan melupakan kenangan buruk di masa lalu.

Namun sejak kandungannya berada di usia tujuh bulan, Nakki mulai berubah, kondisi fisiknya semakin melemah, tubuhnya yang tadinya sangat ideal, padat dan berisi, kini berubah bertambah gemuk dan membuatnya kesulitan bergerak.

Sehingga Nakki hanya menghabiskan waktu di gudang untuk mengurus keuangan dan menandatangani surat jalan barang dagangannya.

Nakki pun mulai menjadi cengeng dan manja, untunglah ada bibi yang ditemukannya beberapa bulan sebelumnya yang dapat dijadikannya tempat berkeluh kesah dan sedikit bermanja.

Flashback End...

Jendral Manik memeluknya erat dengan perasaan bersalah, pria itu akhirnya meneteskan airmata.

"Maafkan aku sayang, aku begitu bodoh tidak menyadari siapa dirimu ketika bertemu kembali, tapi sungguh aku tidak bermaksud menelantarkan dirimu, apalagi membiarkan mereka menyakitimu" Jendral Manik memeluk, membelai wajah dan mencium kening Nakki sambil mengutarakan perasaannya.

"Anda sungguh tidak tahu aku adalah cucu kakek Boru, tuan? " Entah mengapa Nakki merasa panggilan tuan lebih tepat untuk ia sematkan.

"Tidak, tentu tidak sayang, aku tidak menyangka sama sekali, meskipun melihat kalian di tempat yang sama pertama kali, waktu itu, ku fikir kau adalah putri dari tamuku yang lain, namun dengarlah, sesungguhnya aku tertarik pertama kali ketika melihat bocah ini diatas pohon dengan wajahnya yang menggemaskan'. Jendral Manik mengakui terus terang perasaannya.

"Ah anda hanya ingin menghiburku tuan". Nakki tersipu mencoba mengabaikan hatinya yang berbunga-bunga mendengar pengakuan sang Jendral tampan.

" Tidak sayang, ini kenyataan, kau ingat, saat kita bertemu lagi, aku bilang apa kita pernah bertemu? itu karena aku masih ingat jelas wajah bocah cantik yang kutemui, entah mengapa hatiku merasa sangat senang melihatmu". Pengakuan Jendral Manik sungguh mengejutkan hingga membuat pipi Nakki kembali merona tersipu malu, namun diam-diam merasa bahagia.

"Tapi kau menganggapku hanya seorang bocah tuan". Bibir Nakki cemberut manja.

Sungguh Jendral Manik selalu tidak tahan dengan ekspresi menggemaskan itu hingga segera menyambar cepat bibir itu dengan bibirnya, walau sekejap kembali membuat Nakki tersipu.

"Ah.. tuan, kau mencuri ciuman ku, kau... " namun belum sempat Nakki protes.

"Pssst.... jangan marah sayang, kita sangat lama tidak bertemu, aku sangat merindukanmu, apa kau tidak rindu padaku? ". Bisik Jendral Manik dengan suara berat, tangannya kembali menyentuh wajah itu tepat di dagu dan menengadahkan pada dirinya, mereka saling menatap dengan perasaan yang sulit diungkapkan oleh keduanya.

" Tapi kau menganggapku hanya seorang bocah tuan". Nakki merasa gugup dengan jantung berdebar, mencoba mengalihkan.

"Itu dulu sekali sayangku, sejak aku melihat seorang gadis penari yang sangat menggoda, bocah itu sudah berganti menjadi seorang bidadari yang sangat cantik, aku selalu terkenang wajah ini, dan juga bibir ini". Jendral Manik menyentuh satu persatu bagian yang disebutnya dengan gerakan lembut dan tatapan penuh hasrat.

"Aku merasa sangat haus, dan hampir merasa akan kehilangan kewarasan setiap kali terkenang dirimu, terkenang wajah ini, senyum menggemaskan ini, dan juga tubuh ini". Manik mendesah berat.

" Kehilangan dirimu sungguh sangat menyiksaku sayang, kau berhasil membuat ku terjebak pesonamu, hingga aku tak sanggup lagi melihat sekeliling ku, banyak wanita cantik, namun aku telah terjebak hanya pada satu nama, Mia". Pengakuan Jendral Manik membuat Nakki terperangah.

"Kau sangat pandai berkata-kata penuh rayuan, tuan". Nakki mencoba meredakan rasa gugupnya.

" Hanya kepadamu, sayangku, aku akan menuruti apa yang menjadi keinginan mu, kau berhak meminta dan melakukan apapun pada pria ini". Ucapan penuh bujuk rayu, siapapun tidak akan percaya, pria dingin itu memiliki kemampuan hebat membujuk wanitanya.

1
Mochika mochika
Luar biasa
Murni Dewita
👣
Lidoly Iloveyou
Lanjut
Fitriah
Tolong beri komentar yah? positif atau negatif, semuanya pasti membangun untuk lebih baik lagi menulis
Fitriah
Terimakasih banyak tak terhingga buat pembaca setia/Rose//Kiss/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!