NovelToon NovelToon
Dihamili Tuan Impoten

Dihamili Tuan Impoten

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Hamil di luar nikah / Menikah Karena Anak
Popularitas:29.9k
Nilai: 5
Nama Author: Alif Irma

Hani tidak punya pilihan lain selain menerima tawaran pekerjaan dari sahabatnya, yakni menjadi pelayan di sebuah Villa mewah. Namun nasib naas malah menimpanya di villa mewah itu.

"Katakan, siapa yang sudah menghamilimu?" seorang wanita paruh baya langsung melabraknya.

"Laki-laki yang burungnya mati suri" Hani mengatakannya dengan judesnya di depan semua orang.

Yuk simak kisahnya hanya di cerita Dihamili Tuan Impoten!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Keesokan harinya.....

Samar-samar Hani mendengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi, dia pun perlahan bangun tidur dan terkejut mendapati dirinya sudah memakai piyama tidur.

"Loh, bukannya aku berada di perpustakaan semalam, aku merasa tertidur di sana dan tidak tahu lagi kelanjutannya" gumam Hani sambil memeriksa piyamanya, jangan sampai Hans bajingan berbuat macam-macam kepadanya.

"Oh syukurlah, aman" Hani merasa lega setelah memeriksa tubuhnya terutama bagian dada nya aman-aman saja.

"Siapa yang membawaku ke kamar?" tanya Hani pada dirinya sendiri.

Hani bergegas turun dari tempat tidur, dia mengalihkan pandangannya disekelilingnya, hingga pandangannya tertuju pada sebuah bantal di atas sofa dan sebuah jas tersampir di sandaran sofa.

"Aku yakin itu pasti jasnya. Apa semalam dia yang membawaku ke kamar?" ucapnya menduga-duga.

Lalu Hani mengambil jas Hans yang tersampir di sandaran sofa. Dengan ragu-ragu Hani mencium jas tersebut dan dugaannya benar bahwa jas itu milik Hans hanya mencium aroma parfumnya.

"Kamu sudah bangun?"

Hani dikagetkan dengan suara seseorang, sontak saja dia mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara dan orang itu adalah Hans.

"Apa kamu yang memindahkan ku ke kamar?" tanya Hani sambil menatap kearah lain, mengingat pria yang sudah sah menjadi suaminya hanya mengenakan handuk yang terlilit di pinggangnya.

"Ya, kamu tertidur di perpustakaan, Bu Anne yang memberitahu ku" jelas Hans lalu melangkah masuk ke dalam ruang ganti.

"Untuk apa dia repot-repot memindahkan, padahal ibunya sendiri yang menyuruhku tidur di perpustakaan jika aku tidak berhasil menyalin dua buku sialan itu" omel Hani dengan kesalnya jika mengingat kembali kejadian kemarin.

Hal itu langsung membuatnya mual dan ingin segera memuntahkan seluruh isi perutnya. Hani membekap mulutnya dan berlari kecil masuk ke dalam kamar mandi. Dia masih mengalami morning sickness di trimester pertama kehamilannya.

Hoeeekkk

Hoeeekkk

Hoeeekkk

Hans yang sedang mengenakan pakaiannya tak sengaja mendengar suara Hani sedang muntah-muntah di dalam kamar mandi. Tanpa basa-basi Hans berlari masuk ke dalam kamar mandi, tak peduli dengan penampilannya yang masih bertelanjang dada dengan underwear yang terpasang di tubuh bagian bawahnya.

Dengan perhatiannya Hans mulai memijit leher belakang Hani, tiba-tiba perasaan aneh mulai menghinggapi hatinya. Bagaimana tidak, pagi ini pertama kalinya Hans melihat langsung Hani sedang mual dan muntah.

"Jangan sentuh aku, keluar!" usir Hani dengan kesalnya lalu membersihkan mulutnya dan tak lupa membasuh wajahnya dengan air. Baru pagi-pagi moodnya sudah buruk gara-gara melihat Hans.

"Aku cuma ingin membantumu" ucap Hans tanpa beranjak dari tempatnya.

"Keluar! aku tidak butuh bantuan mu!" teriak Hani dengan suara meninggi dan mendadak wajahnya memerah, karena tak sengaja melihat Hans yang hanya memakai underwear.

"Oke, aku akan keluar" ucap Hans memilih mengalah dan bergegas keluar dari kamar mandi. Dia tidak ingin meladeni istrinya yang sedang emosi, maklum perubahan hormon pada ibu hamil berubah-ubah sehingga dia harus ekstra sabar menghadapinya.

Hans memilih bersiap-siap, dia ada meeting pagi ini. Tak berselang lama kemudian, Hans terlihat rapi dengan setelan jas mahal nya yang begitu pas di tubuh atletisnya.

Sembari menunggu Hani keluar dari kamar mandi, Hans memilih mengecek email masuk di ponselnya. Sesekali pandangannya tertuju kearah pintu kamar mandi.

"Kenapa dia tak kunjung keluar" gumam Hans yang mulai khawatir dengan Hani yang masih berada di dalam kamar mandi.

Hans meletakkan ponselnya di atas meja, dia lalu melangkah masuk ke kamar mandi yang kebetulan pintunya tidak terkunci, sehingga dia bebas masuk.

"Aaahh!!!" Hani berteriak keras di dalam kamar mandi melihat seseorang masuk. Refleks Hans langsung berbalik badan.

Hani langsung menyambar jubah mandi baru yang tersusun rapi di rak dalam kamar mandi, lalu segera memakainya cepat. Padahal dia baru saja selesai membilas tubuhnya.

Awalnya Hani tidak mau mandi, namun dia merasa kurang enak badan, makanya ia memilih untuk menyegarkan tubuhnya dengan berendam air hangat. Bersamaan pula Hans masuk ke dalam kamar mandi pas dia selesai membilas tubuhnya.

"Dasar mesum!" marah Hani dengan raut wajah kesal.

"Aku sangat khawatir kepadamu" ucap Hans berbalik badan kearahnya.

"Alasan, aku sudah menduganya bahwa kamu ingin melihatku telanj@ng" timpal Hani sambil melangkah buru-buru untuk keluar dari kamar, namun sayangnya tiba-tiba saja kakinya terpeleset membuat keseimbangan tubuhnya oleng dan hampir saja terjatuh, jika Hans tidak sigap menangkap tubuhnya.

"Hati-hati, lantainya masih basah" ucap Hans mengingatkannya. Namun Hani tetap dengan egonya melepaskan kasar pegangan tangan Hans di pinggangnya lalu melangkah keluar.

Hans menghembuskan nafasnya dengan kasar lalu keluar dari kamar mandi. Dia kembali duduk di sofa sambil menunggu Hani bersiap.

Kini mereka berkumpul di meja makan untuk sarapan bersama. Tampak Nyonya Miranda terlihat bahagia dengan raut wajah berseri-seri, seolah pagi ini hari yang begitu spesial baginya.

Sementara itu, dari sudut ruangan dapur terlihat Hadiah begitu mencurigakan dan terus waspada disekitarnya saat sedang membuat susu kedelai, bahkan tangan kirinya sampai gemetaran saat memasukkan bubuk berwarna putih kedalam gelas yang berisi susu kedelai.

Pelayan kepercayaan Nyonya Miranda itu sengaja menyelipkan bubuk berwarna putih yang berupa obat keras berdosis tinggi yang begitu ampuh untuk menggugurkan kandungan di dalam pas bunga yang terpajang di dapur.

"Kamu sedang apa disini?" tanya Bu Anne dan sengaja mengagetkan Hadiah.

"Ooh, ini..aku..aku...sedang membuat susu untuk nyonya" jawab Hadiah terbata-bata lalu buru-buru membawa segelas susu kedelai buatannya ke ruang makan. "Carikan juga nyonya Miranda Brokoli dan Seledri. Aku lupa membuatkannya jus" tambahnya demi mengalihkan perhatian kepala pelayan.

"Ya, aku akan membuatkannya jus, tunggu lima menit" sahut Bu Anne sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah pelayan yang satu itu.

"Silahkan nyonya" ucap Hadiah dengan ramahnya sambil meletakkan segelas susu kedelai di depan meja Hani.

"Susu kedelai sangat bagus untuk ibu hamil. Aku sengaja menyuruh Hadiah untuk membuatkan mu susu kedelai di pagi hari" ujar Nyonya Miranda tersenyum tipis.

Seketika Hani merasa curiga melihat sikap ibu mertuanya pagi ini. Tidak biasanya ibu mertuanya menyapa apalagi sampai mengajaknya bicara di meja makan pagi ini. Padahal sebelum-sebelumnya, tak sekalipun mau menyapa apalagi mengajaknya berbicara. Jika ibu mertuanya mendadak baik kepadanya berarti ada udang di balik bakwan, pikirnya.

"Sayang sekali, aku tidak suka minum susu kedelai. Aku lebih suka minum susu sapi" ucap Hani dengan entengnya.

"Benar ma, istriku lebih suka minum susu full cream" sahut Hans sambil melirik kearah Hani.

"Kamu pasti belum mencobanya, susu kedelai lebih enak dibandingkan dengan susu sapi. Ayolah, cicipi sedikit saja biar ada pembanding." ucap Nyonya Miranda dengan bujuk rayuan manisnya demi melancarkan rencana liciknya.

"Karena mama yang minta, aku akan meminumnya" ucap Hani menyeringai mengikuti permainan ibu mertuanya.

Hani lalu meminum segelas susu kedelai buatan Hadiah, membuat Nyonya Miranda tersenyum dengan bahagianya melihat Hani hampir menghabiskan susu kedelainya..

"Aaaah, susu kedelai nya benar-benar enak. Benar yang dikatakan ibu mertua" ucap Hani tersenyum tipis.

"Awww, perutku sakit!" ucap Hani sambil memegangi perutnya.

Hahaha, rencana ku berhasil, wanita berandal itu pasti keguguran. Batin Nyonya Miranda tertawa dalam hati.

Bersambung.....

Jangan lupa jempolnya 🤗

1
indahlee
ceritanya seru lanjut
Kak olaa
ditunggu kelanjutannya thor
Kak olaa
Hans dapat jatah jga
Nur Adam
lnjut
Tutiks
lanjut lagi up nya
Mita
lanjut thorrr 🤗
tzyii
up up up
tzyii
yah di gantung lgi bacaan ku
Nuryati Yati
kapan lanjut ny ini
Nur Adam
lnjut
Fatma
lanjut dong thorrr
Fatma
seru, lanjut dong thor 😍
Elen Gunarti
double up thor 👍
Hikari Puri
widih hans menang bnyk ini🤭🤭up lg thor😁
Ita sweet
double up thor
Ita sweet
akur tuh
indahlee
lnjjttt
Faulinsa
lanjut kak
Mita
lanjut thor 🤗
lala
suasana sgt mendukung gaskan hansss💃💃💃
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!