Pengantin Untuk Mafia Dingin

Tok tok tok

Dave menghentikan kegiatannya dan menatap pintu kamarnya yang ketuk dari luar.Pria itu mengambil handuk kecil lalu mengelap keringatnya lalu membuka pintu.

"Maaf Tuan,Nona Daveena meminta anda untuk menghubunginya",ujar pelayan dengan kepala tertunduk.

"Ya...",jawab Dave lalu menutup kembali pintu kamarnya.

Dave meraih ponselnya yang tadi ia lempar ke tempat.Terdapat banyak panggilan tak terjawab dari sang adik.Pria itu kembali menghubungi sang adik melalui panggilan video.

"Mas...kamu sibuk?,tadi aku menelfon sekretaris Mas katanya Mas sudah pulang",ujar Daveena saat panggilan terhubung.

"Tidak...Mas tadi di ruangan gym,ada apa?",tanya Dave.

"Lusa aku pulang Mas,aku berencana liburan semester di indo saja",jawab Daveena..

"Oh...bukannya kamu ingin liburan ke California?",tanya Dave.

"Tidak jadi...temanku tak ada yang mau diajak.Semuanya ingin berliburan dengan keluarga masing-masing",jawab Daveena.

"Baiklah.Mas akan menyiapkan kepulanganmu dengan mengirim pesawat pribadi ke kesana",ujar Dave.

"Tidak perlu Mas,aku ingin mencoba menaiki pesawat komersial bersama beberapa temanku",jawab Daveena.

"Kamu yakin Davee?", tanya Dave.

"Tentu Mas,boleh kan?",jawab Daveena dengan wajah memohon membuat Dave tidak tega.

"Baiklah.Jaga diri baik baik dan jangan memercayai siapapun",ingat Dave.

"Iya Mas... terimakasih",jawab Daveena kegirangan.

"Ya..."

Tut

Dave mengirim pesan pada orang kepercayaannya untuk ikut Daveena dalam penerbangannya kali ini.

Dave tak ingin terjadi sesuatu pada adik kesayangannya itu.Pria itu begitu protektif jika menyangkut Daveena.Hanya gadis itu keluarga kandung yang ia miliki.Meski keluarga Iskandar menganggap mereka berdua adalah bagian dari keluarga mereka tapi Dave terkadang merasa sungkan.

Dave melangkah ke balkon kamar dan menatap halaman luas mansion itu.Menikmati suasana malam yang begitu dingin dan menusuk tulang.Netranya menangkap seseorang yang duduk di kursi taman mansionnya.Siapa lagi kalau bukan Juwita yang duduk sendirian menatap langit malam.

Ia merasa kasihan pada perempuan itu, menurutnya semua orangtua itu sama saja selalu saja berbuat semau mereka dengan mengorbankan kebahagiaan anak anak mereka.

Dave tau siapa kedua orangtuanya Juwita yang memiliki hubungan keluarga dengan atasannya Zaki Iskandar,salah satu orangtua Juwita adalah saudara Nyonya Fira Iskandar.

Dan Dave sangat mengenal Papa dari Juwita yang begitu sangat tegas dan juga sedikit arogan itu.Pria tua baya itu merasa diatas angin karena merasa memiliki hubungan dengan keluarga Iskandar.

Dave juga sudah menyelidiki siapa calon suami yang disiapkan oleh Papa Juwita untuk gadis itu.Yang membuat darahnya mendidih adalah pernikahan ini adalah untuk kepentingan bisnis.Calon suami Juwita salah satu orang berpengaruh dinegara ini dan merupakan pria Casanova.

Dave menghembuskan nafas beratnya,tak mungkin selamanya ia menyembunyikan Juwita di Mansionnya ini.Ia yakin kaluarga perempuan itu pasti masih mencari keberadaan Juwita karena besok adalah hari pernikahan gadis itu.Dan tak menutup kemungkinan keluarga Iskandar saat ini juga ikut mencari.

Mengenai keluarga Iskandar,ia yakin Zaki pasti akan meminta bantuannya untuk menemukan Juwita.Dave berharap semoga saja yang yang ia pikirkan tidak terjadi.

Dave kembali masuk ke dalam kamar dan menemukan ponselnya yang berdering.Pria itu mendesah berat melihat nama yang tertera di layar ponselnya.

"Iya Tuan...",jawab Dave.

"Dave...apakah kamu sibuk?",tanya seseorang dari seberang.

"Tidak Tuan,ada yang bisa saya bantu?",tanya Dave.

"Begini Dave,Juwita kabur dari rumahnya.Apakah kamu bisa membantu mencari keberadaannya?",jawab orang itu.

"Apakah terjadi sesuatu sehingga Juwita kabur dari rumah,Tuan?", tanya Dave berusaha bersikap biasa saja.

"Ya...besok gadis itu akan menikah dengan pilihan kedua orangtuanya.Tapi dia malah kabur",jawab orang itu yang tak lain adalah Zaki.

"Bisakah kamu melacak keberadaannya,Dave?",tanya Zaki.

"Baiklah Tuan",jawab Dave.

"Aku tunggu laporanmu satu jam lagi",ujar Zaki.

"Ya Tuan",jawab Dave.

Tut

Dave memijit pangkal hidungnya,ia tak mungkin menyerahkan Juwita pada pria brengsek itu.Jika pria itu adalah pria baik baik dia tidak akan ragu mengatakan pada Zaki dimana keberadaan Juwita saat ini.

Dave membuka email-nya dan mengirimkan hasil penyelidikannya tentang pria yang akan menjadi suami Juwita.Dave berharap Zaki bisa mempertimbangkannya.

Jika Zaki tetap ingin ia membantu menemukan Juwita maka ia sendiri akan menyembunyikan Juwita dari siapapun termasuk atasannya sendiri.

Sekejam kejamnya dia,Dave tidak pernah rela melihat seorang wanita dipaksa menikah dengan pria brengsek.

Tring

Zaki is Calling...

"Apakah ini benar,Dave?",tanya Zaki.

"Itu hasil penyelidikan saya Tuan, untuk Juwita saya belum bisa melacaknya karena ponsel wanita itu mati",jawab Dave tak sepenuhnya berbohong jika ponsel Juwita memang ia minta matikan.

"Huffhhh...ini sangat sulit Dave,aku tidak ingin ikut campur dengan keluarga mereka.Tapi jika calonnya si brengsek itu aku sendiri yang akan melindungi Juwita",ujar Zaki membuat senyuman terukir di bibir Dave.

"Jika kamu menemukan Juwita, sembunyikan dia. Biarkan saja pria tua itu kalang kabut mencari keberadaan putrinya.Ayah macam apa dia yang rela menukar putrinya untuk sebuah kerja sama pekerjaan", gerutu Zaki.

"Baiklah Tuan",jawab Dave karena memang itu yang saat ini ia lakukan.

"Aku tutup dulu Dave, sikembar terbangun",ujar Zaki.

"Ya Tuan..."

Tut

Akhirnya satu permasalahan selesai,mungkin besok atau lusa ia akan mengatakan pada Zaki jika Juwita ada bersamanya.

Dave meraih laptopnya lalu kembali melontarkan pekerjaaannya.Ia memang pria yang gila kerja.Waktunya hanya bekerja dan bekerja untuk menambah pundi-pundi kekayaannya.Ia tak ingin adiknya kekurangan apapun.

Pria berusia 28 tahun itu hanya mementingkan adiknya saja.Tak yang penting baginya kecuali kebahagian sang adik.Untuk pasangan pria itu tak memikirkannya,bahkan dia berniat untuk tak menikah.Kekayaanya ini nantinya akan dia berikan pada anak dari adiknya jika sudah menikah.

Entah apa yang membuat pria itu tak mau menikah,jika alasannya karena dia merupakan pimpinan mafia yang hidupnya dalam lingkaran bahaya dan juga dosa.Ia tak ingin nantinya pasangannya memintanya berhenti.Dan itu tak akan pernah ia lakukan karena dunia hitam sudah menjadi bagian dari hidupnya.

Zaki turun dari lantai kamarnya berencana membuat kopi untuk menemaninya bekerja.Namun ia juga mendapati Juwita juga berada didapur sendirian.Gadis itu tampak membuat mie instan, mungkin saja gadis itu lapar pikir Dave.

"P-pak anda mengagetkan saya",ujar Juwita yang terlihat terkejut.

Dave hanya diam saja dan menatap mangkuk yang berisi mie instan itu di genggaman Juwita.

"Apakah anda juga mau mie instan, Pak?.Jika ia saya akan memasakkannya untuk anda",ujar Juwita.

"Tidak perlu, saya tidak biasa makan malam",jawab Dave yang begitu menjaga pola makanya agar tubuhnya fit dan juga bugar.

"Oh baiklah...",ujar Juwita setengah bergumam.

Dave megambil gelas lalu menuangkan beberapa sendok kopi dan gula lalu menyeduhnya.

Pria itu baja saja meminta tolong pada pelayannya untuk membuatkan kopi tapi ini hampir tengah malam dan semua pelayan sudah ke paviliun untuk tidur.Jadilah ia sendiri yang membuatnya.

"Pak... besok saya akan pergi dari sini",ujar Juwita tiba-tiba.

Dave menoleh menatap dingin pada Juwita degan mengangkat sebelah alisnya.

"Why?",tanya Dave.

"Aku--

...****************...