NovelToon NovelToon
Elvander Daniel : Stay To Love You

Elvander Daniel : Stay To Love You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: ivanyou

Hellena adalah gadis cantik yang hidup dalam belenggu masalalu, Ia berusaha bangkit dan melupakan kekasih yang sangat ia cintai itu. Kemudian Hellena bertemu dengan Daniel yang diam diam menyukainya dan berusaha membuat Hellena jatuh cinta padanya dan mencintainya bukan sebagai bayangan dari masalalu melainkan sebagai sepasang kekasih yang pantas untuk mencintai dan dicintai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ivanyou, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di Antara Jam Kuliah dan Rindu

Siang itu, kampus terasa ramai dengan mahasiswa yang berlalu-lalang, beberapa tampak tergesa-gesa menuju kelas sementara yang lain duduk santai di taman kampus, menikmati istirahat siang mereka. Matahari bersinar terang, namun angin sepoi-sepoi sedikit meredakan teriknya. Hellena baru saja selesai kelas geologi yang terasa cukup membosankan di jam terakhir sebelum makan siang. Ruang kelas yang dingin akibat AC dan suasana yang tenang membuat mata Hellena sempat beberapa kali ingin terpejam, tapi pikirannya masih bersemangat karena janji makan siangnya dengan Daniel setelah ini.

Hellena keluar dari kelas, matAnya langsung tertuju pada ponselnya yang bergetar di dalam tas. Sebuah pesan dari Daniel muncul di layar, "Aku lagi di kampus nih, gimana kalau kita makan siang bareng?"

Hellena tersenyum tipis membaca pesan itu, namun perasaan canggung mulai muncul lagi. Meski sudah berstatus pacaran, dia masih merasa salah tingkah setiap kali berinteraksi dengan Daniel. Jari-jarinya sedikit ragu saat mengetik balasan, "Boleh, di mana?"

Seolah ada sesuatu yang terus menggelitik pikirannya, perasaan campur aduk antara senang dan canggung membuat setiap momen bersamanya terasa baru dan penuh antisipasi.

Hellena berjalan menuju mobil Daniel yang sudah terparkir rapi di parkiran kampus. Melihat Daniel menunggunya di dalam mobil, Hellena membuka pintu dan langsung bertanya, “Kenapa nggak pake motor aja?”

Daniel menoleh sambil tersenyum, “Maunya sih gitu, tapi takutnya kamu kepanasan.” Jawaban itu membuat wajah Hellena langsung merona. Kata-kata Daniel selalu punya cara untuk membuatnya merasa terombang-ambing, seperti perahu kecil yang tak siap menghadapi ombak di lautan lepas.

Daniel membawa Hellena ke sebuah restoran di tepi danau yang memberikan suasana berbeda dari hiruk pikuk kota. Angin sejuk dari permukaan air menambah kenyamanan di siang hari itu, sementara pemandangan indah terbentang di depan mereka. Ikan-ikan yang sesekali melompat ke permukaan, menghirup oksigen, membuat momen itu semakin terasa tenang dan damai. Hellena sesekali menatap danau dengan senyum tipis, merasa sedikit lega dari kecanggungan yang ia rasakan sepanjang perjalanan tadi.

"Kamu mau makan apa, Sayang?" tanya Daniel santai sambil melihat menu.

Hellena spontan tersedak sedikit, matanya membulat, "Hah? Sayang?"

Daniel menahan tawa melihat ekspresi Hellena yang jelas-jelas kaget. "Iya, kenapa? Kan kita pacaran sekarang." ujarnya sambil terkekeh.

Hellena berusaha menormalkan ekspresinya, tapi pipinya masih memerah. "Iya, sih... cuman, masih belum terbiasa aja." gumamnya pelan sambil menatap menu dengan gugup.

Daniel tertawa kecil, "Oke deh, terus kamu maunya aku panggil apa?"

Hellena melirik Daniel dengan senyum canggung, "Gak tau, belum kepikiran."

"Yaudah, sementara 'Sayang' aja ya. Biar kamu terbiasa." balas Daniel sambil tersenyum jahil.

Hellena merasa sedikit terkejut dan gugup mendengar Daniel memanggilnya "Sayang." Meskipun panggilan itu seharusnya umum di kalangan pasangan, bagi Hellena, itu adalah sesuatu yang belum sepenuhnya ia rasakan dalam hubungannya dengan Daniel. Perasaan canggung dan bingung menghampirinya, membuatnya merasa seperti berada di ambang jurang yang belum sepenuhnya siap untuk dijelajahi. Ia tersenyum malu-malu, matanya melirik Daniel dengan campur aduk antara kebingungan dan rasa bahagia. Meskipun ia berusaha untuk terlihat santai, hati kecilnya bergetar karena merasa ini adalah langkah baru yang penting dalam hubungan mereka.

"Aku mau makan nasi goreng aja." ucap Hellena, memberikan menu itu pada Daniel.

"Kalau gitu, aku mau nasi goreng juga." jawab Daniel sambil mengangguk, kemudian memanggil pelayan untuk memesan makanan mereka.

"Jadi, gimana hari ini? Ada hal menarik di kelas?" tanyanya sambil tersenyum, mencoba membuat suasana lebih santai setelah momen canggung tadi. Hellena merasa sedikit lega dengan perubahan topik, dan mereka melanjutkan percakapan dengan lebih nyaman.

Hellena tersenyum, “Hari ini kelas geologi lumayan menarik sih. Kami belajar tentang struktur batuan dan lapisan tanah, jadi banyak info baru yang aku dapat. Tapi, jujur aja, aku lebih seneng bisa makan siang bareng kamu setelah kelas kaya gini."

Dia menatap Daniel dengan penuh perhatian, merasa lega karena bisa berbicara lebih santai dan menikmati momen tersebut tanpa rasa canggung yang berlebihan.

Daniel memandang tangan kiri Hellena yang tidak lagi memakai gelang pemberian Arash. "Kamu nggak pakai gelang itu lagi? Kenapa?" tanyanya, tampak penasaran.

Hellena menghela napas sebelum menjawab, "Gelang itu aku simpan, aku mau menghargai perasaan kamu dan aku rasa lebih baik kalau aku nggak pakai lagi. Tapi, sebenarnya aku masih menyimpan kenangan baik dari masa lalu."

Daniel tersenyum lembut, "Kalau kamu mau pakai juga gapapa kok. Aku nggak akan marah atau tersinggung. Gelang itu juga berharga buat kamu."

Hellena mengangguk, merasa lebih lega, "Makasih udah mau ngertiin aku. Nggak masalah kok, Arash juga pasti bakal ngerti sama aku."

Daniel meraih tangan Hellena dengan lembut, menatapnya penuh rasa terima kasih. "Hellena, aku cuma mau bilang makasih banget karena kamu mau memberi kesempatan dan menerima aku sebagai pacar kamu. Kamu udah memberi ruang di hidup kamu buat aku, dan aku berjanji bakal berusaha sebaik mungkin untuk membuat kamu bahagia. Aku benar-benar menghargai itu."

Hellena mengangguk sambil tersenyum mendengar ucapan Daniel. Hatinya terasa hangat mendengar kata-kata manis yang keluar dari mulut Daniel. Mereka berdua melanjutkan makan dengan tenang, menyantap hidangan yang telah disajikan. Suasana di restoran tepi danau semakin menambah keintiman momen mereka, dengan pemandangan indah dan suara gemercik air yang menenangkan.

Sambil menikmati nasi goreng yang dipesan Hellena dan hidangan lainnya, mereka saling berbagi cerita dan candaan ringan. Hellena tertawa mendengar lelucon Daniel yang konyol, merasa nyaman dan bahagia dalam kebersamaan ini. Daniel pun tak henti-hentinya membuat Hellena tersenyum dengan komentar dan gurauan yang menghibur.

Di sela-sela makan, mereka saling bertukar pandang penuh makna, merasa bahwa hubungan mereka semakin erat. Hellena merasa lebih yakin dan nyaman, meski ada rasa gugup yang masih ada. Daniel memandang Hellena dengan penuh kasih sayang, merasakan kebahagiaan karena bisa bersama orang yang dia sayangi.

Setelah makan, mereka duduk beberapa saat menikmati suasana sebelum akhirnya beranjak dari meja. Daniel membayar tagihan dan mereka berdua berjalan keluar restoran dengan tangan saling menggenggam. Momen sederhana ini, diiringi dengan canda tawa, menjadi kenangan manis yang akan mereka ingat sepanjang waktu.

1
michelle
Nih bocah ngapain sih /Left Bah!/
michelle
Ceritanya bagusss!!! /Hey//Chuckle/
ivanyou: thanks /Kiss/
total 1 replies
michelle
Perasaan HTS ga gini amat 🫠🥹
michelle
pengen juga woy!
michelle
Eh ini beneran cp kakak adek? 🫣🫢
michelle
🫠🫠🫠
michelle
Ga kebayang kalo dia sadarnya pas cowoknya udah dikubur :))
michelle
haha kaget banget dia, pasti di circle pertemanan ada aja kayak dia, heboh.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!