Spin off DELMAR
Gadis baik-baik, bertemu dengan badboy sekolah. Sepuluh kali putus, sepuluh kali juga balikan. Seperti itulah hubungan cinta antara Naomi dan Aiden. Perbedaan diantara mereka sangar besar, akankah cinta mampu mempersatukan mereka?
"Naomi hanya milik Aiden. Tidak ada yang boleh miliki Naomi selain Aiden. Janji," Aiden mengangkat kelingkingnya.
"Janji." Tanpa fikir panjang, Naomi menautkan kelingkingnya pada kelingking Aiden.
Janji gila itu, membuat Naomi selalu gagal move on.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
GIMANA KALAU SAMA AKU?
Melihat Aiden duduk sendirian, Sasa melirik ke arah Miko. Kekasihnya itu tengah mabuk, dan lagi asyik di dance floor bersama lainnya. Sepertinya tak ada masalah jika dia mendekati Aiden.
"Hai," Sasa duduk di kursi kosong yang ada di sebelah Aiden. Karena posisi mereka di depan meja bar, dia langsung minta minuman. "Gak ikut sama mereka?" Sasa menunjuk dagu ke arah dance floor. Disana sedang ramai sekali yang sedang joget, menikmati sajian musik dari DJ.
Aiden hanya menjawab dengan gelengan. Jujur, dia masih kepikiran Naomi. Ada rasa penyesalan dihatinya, kenapa tadi maksa Naomi buka hijab. Saat ini, ceweknya itu pasti sudah tidur. Semoga saja tak dapat masalah dengan orang tuanya.
"Cewek kamu tadi, kenapa pulang duluan?"
Aiden tak menanggapi, meminum minuman dengan kadar alkohol rendah yang ada di hadapannya.
Sasa menghela nafas berat. Sebenarnya sejak melihat Aiden pertama kali di kampus, dia langsung jatuh hati pada cowok itu. Dia sudah beberapa kali coba cari perhatian, biar bisa kenalan, tapi selalu gagal. Aiden memang terkenal kurang ramah pada cewek. Tapi akhirnya, malam ini, dia berhasil kenalan dengan Aiden, lewat Miko.
"Hai sayang... "
Sasa langsung melotot melihat seorang cewek perpakaian seksi mendekati Aiden dan langsung mengecup pipinya. Dilihat dari gesturnya, sepertinya mereka sudah lama kenal.
"Kangen banget sama kamu, lama gak kesini. Padahal aku kesini kan pengennya ketemu kamu." Cewek seksi itu merangkul bahu Aiden. "Naik yuk," dia mengedipkan sebelah mata. Dilihat dari gerak-geeaknya, cewek itu tampak mabuk.
Sasa benar-benar dibuat terkejut. Dia fikir Aiden bucin parah pada ceweknya, ternyata seperti ini kelakuan cowok itu saat tak ada Naomi.
"Gue lagi gak mood, Vin." Aiden menyingkirkan lengan cewek yang ternyata bernama Vina tersebut.
"Tumben gak pengen. Udah dapat jatah ya dari cewek kamu?" Vina masih terus merayu, jemari lentiknya menyentuh bibir Aiden. Bibirnya hampir mencium bibir Aiden jika tak buru-buru, didorong oleh Aiden.
Vina yang berdiri saja sempoyongan, hampir terjatuh kalau tangannya tak segera pegangan di meja bar.
"Pergi lo!" bentak Aiden. Moodnya lagi berantakan, tapi Vina malah terus menggoda.
"Galak!" Vina melotot. Meneguk minuman yang ada di tangan kirinya. "Awas nanti kalau lagi pengen, kamu nyariin aku."
Aiden tersenyum miring. "Gak usah GR. Yang ngantri banyak, ngapain juga nyariin lo. Pergi sana!" hardiknya.
Vina menghentakkan kakinya kesal. Meletakkan gelas di atas meja, lalu berjalan menuju dance floor, gabung dengan lainnya.
Sasa benar-benar tak percaya dengan apa yang dia lihat barusan. Ternyata seorang Aiden yang terlihat bucin, sering main dengan cewek lain? Dan parahnya, sepertinya tak hanya dengan satu cewek saja jika mengingat Aiden bilang, banyak yang ngantri.
...----------------...
Setelah kejadian di club malam itu, Sasa yang merasa sudah kenal Aiden, makin sering menemui cowok itu di kampus. Mulai dari ikut gabung duduk satu meja saat di kantin, sampai membawakan kue untuknya meski berakhir dengan diberikan ke orang lain. Memang tak selalu mendapatkan sambutan baik, malah lebih seringnya dicuekin pas dia nyapa, tapi Sasa tidak menyerah. Dia selalu cari cara agar bisa bertemu Aiden meski melihat saja, cowok itu enggan.
"Hai, Den," sapa Sasa saat dia berhasil bertemu dengan Aiden di club. Seperti malam itu, dia duduk di kursi sebelah Aiden yang tampak mabuk. Darimana dia tahu cowok itu ada disana, dari temannya yang menjadi DJ di tempat itu.
Aiden hanya menoleh ke arah Sasa sekilas, lalu kembali meneguk minumannya.
"Naomi gak ikut?" Sasa sengaja basa-basi.
"Dia bukan cewek kayak lo," Aiden tersenyum miring. Dia celingukan, seperti mencari seseorang. "Keysha gak kesini, Bro?" tanyanya pada bartender.
"Udah semingguan dia gak kesini. Sejak lo jarang kesini, dia juga ikutan jarang. Vina tuh?" bartender tersebut menunjuk dagu ke arah Vina yang sedang asyik joget. "Kalau nyariin cewek, pasti lagi pengen lo," dia yang sedang meracik minuman, terkekeh hafal dengan kelakuan anak bosnya itu.
"Kenapa gak minta jatah sama cewek kamu?" tanya Sasa.
Aiden yang memang malas menanggapi Sasa, hanya diam saja. Sampai akhirnya, dia menoleh mendengar ucapan gila Sasa.
"Gimana kalau sama aku aja?"
Aiden melongo, sedetik kemudian, tertawa terbahak-bahak. Sial banget si Miko, batinnya. Dapat cewek murahan kayak Sasa yang ternyata cewek book kingan. "Berapa gue harus bayar?"
"Gak usah."
Aiden makin ngakak lagi. Astaga, cewek macam apa pacarnya si Miko. Cantik sih, tapi... bukan tipe dia. "Lo serius, free?"
"Free."
tapi Gpp deh.
terimakasih atas cerita nya Thor, sukses selalu di karya2 berikutnyaa
jadi nom nom