NovelToon NovelToon
Wasiat Pembawa Cinta

Wasiat Pembawa Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Uswatun hasanah

natasya,.
seorang sekretaris yang kehilangan bos yang sangat baik, kepemilikan perusahaan harus jatuh pada sang putra,
tanpa Tasya sangka, mendiang bos nya memberikan wasiat menjodohkan Tasya dengan putra nya Arkan,

apa mungkin mereka akan bersama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Uswatun hasanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

musibah

Tasya sudah tidur ketika Arkan masuk ke kamar, ini sudah larut malam. saat berganti pakaian Arkan melihat dua gulung kertas cukup besar di meja rias istri nya, penasaran, ia membuka nya, dua buah lukisan Arkan tau wanita dalam lukisan ini Tasya, di bawah gambar tercetak tandatangan , tanggal hari ini dan nama Rendy di sana,

“Siapa yang melukis ini. apa laki laki yang pulang bersama Tasya tadi? “ dada nya terasa panas, apa dia cemburu? padahal selama ini Arkan ingin Tasya yang cemburu soal kedekatan nya dengan Nathalie.

Arkan kesulitan tidur, galau tentang perasaan nya pada Tasya, selain perasaan nya pada Tasya jujur Arkan mendapatkan kehangatan dari keluarga nya yang sudah lama tidak Arkan rasakan di keluarga nya,

tugas nya sebagai sekretaris jelas sangat perfect, walaupun Arkan meminta perubahan laporan dari yang ia biasa lakukan dengan mama nya, Tasya lakukan tanpa banyak protes, permintaan nya di rumah pun sejauh ini Tasya turuti.

Arkan memandang istri nya yang memunggungi, membelai rambut yang terurai di bantal, mencium nya, menghirup wangi shampo yang masih tersisa, rambut tebal yang sedikit kecoklatan sangat kontras dengan warna kulit sang istri,

Arkan ingin memeluk nya semalaman, mengatakan bahwa ia begitu sayang, murni tanpa ada keterpaksaan dalam diri nya, tapi ia takut Tasya bangun dan malah marah, sudah lah Arkan akan mencoba tidur dengan rambut sang istri di genggaman nya saja

Alarm berdering, Tasya bangun, ia memandangi tangan nya yang di pegang erat Arkan, entah sejak kapan mereka tidur berhadapan.. pelan Tasya melepaskan nya, turun dari ranjang ia akan pergi kerja lebih awal karna kemarin meninggalkan pekerjaan nya,

"non sudah siap? " tanya bi Fatma

"sudah bi, emh.. apa boleh sarapan nya di bekal saja? Tasya buru buru banyak pekerjaan"

"baik non, tunggu sebentar" bi Fatma bergegas

Tasya membawa motor nya lagi, bi Fatma ingin sekali bertanya kenapa tuan nya belum turun, ia bukan penguping, karna kemarin majikan nya ini bertengkar di meja makan, pelayan lain pun jadi mendengar, tapi bi Fatma urungkan, ia hanya berdoa agar rumah tangga majikan nya bisa rukun kembali.

masih menggunakan baju tidur nya Arkan turun, ia mencari istrinya ke dapur, Arkan pikir mungkin sedang menyiapkan sarapan

"ada apa tuan? " tanya bi Fatma

"apa Tasya sudah turun? “

"non Tasya sudah berangkat tadi jam 7kurang tuan, katanya banyak pekerjaan"

"apa sudah sarapan? “

"sarapan nya di bekal tuan"

Arkan mengangguk, ia kembali ke kamar nya, bersiap untuk kerja, Arkan tersenyum ketika pakaian nya sudah di siapkan Tasya di tempat biasa, walaupun marah dia tidak lupa dengan tugas nya,

Arkan memakai dasi, ia ingat hampir seminggu dalam sebulan pernikahan nya, Tasya yang memakaikan dasi nya, ia merasa bersalah saat begitu saja membuang dasi nya di ruangan saat kemarin,

Derrrrt... derrrrtttt....

hp Arkan berdering beberapa kali, ia mulai pusing dengan hp nya, mengerutkan kening saat nomor baru seperti dari kantor menelpon nya

"hallo"

"selamat pagi, dengan bapak Arkan? "

"iya benar"

"bapak maaf apa kah ibu Tasya keluarga anda?

ibu mengalami kecelakaan, dan kini di rumah sakit XX"

"Tasya istri saya " tubuh Arkan seketika lemas. kaki nya serasa tidak bertulang.

"tolong segera datang ya pak"

"baik"

"bi panggil Anwar, tolong antar saya"

"baik tuan" dalam situasi seperti ini Arkan tidak mungkin membawa mobil nya sendiri, ia butuh sopir,

"maaf tuan ada apa? " bi Fatma melihat majikan nya begitu panik,

"Tasya kecelakaan"

"ya Tuhan, non pake motor tadi berangkat " Arkan menyandarkan kepala nya di kursi, memejamkan mata nya,

"sudah siap tuan" Anwar datang, Arkan langsung bangkit

"semoga non Tasya ga apa apa ya tuan" tidak bisa menyembunyikan ke khawatiran nya bi Fatma pun langsung gelisah,

"makasih bi, saya berangkat " tanpa memakai jas dan dasi Arkan berangkat, ia belum selesai bersiap tadi, jam tangan pun belum terpasang,

"iya tuan"

"tolong cepat pak" pinta Arkan pada sang sopir, ia tidak mau Tasya menunggu lama dalam keadaan kesakitan..

Lima belas menit perjalanan akhirnya mereka sampai, Arkan langsung di antar ke UGD istri nya masih di sana.

kaki kanan nya penuh luka, dan di beberapa tangan nya, wajah aman, Tasya masih belum sadar, Arkan mendekat, meraih tangan nya pelan,

"maafin aku, kalo kamu ga marah kamu ga mungkin berangkat sendiri".. menyimpan tangan sang istri dalam bibir nya mata nya memanas, entah lah anak buah nya mati saja Arkan tidak begini,

"maaf tuan Arkan, dokter ingin bicara"

Arkan memberikan kecupan di kening istri nya, ia pergi menemui dokter

"maaf tuan, pasien belum saya pindahkan ruangan nya karna menunggu persetujuan keluarga, ibu mengalami keretakan pada tulang kering kaki nya sebelah kanan, untuk yang lain sudah saya periksa, hanya baret saja"

"jadi harus bagaiamana istri saya? “

"ibu harus pemulihan kaki, akan kami gips agar tidak banyak dulu bergerak, dan mungkin ini akan sedikit lama penyembuhan nya"

"jika harus ke luar negeri untuk pengobatan, saya akan melakukan nya" ucap Arkan menggebu

Dokter laki laki itu tersenyum

"menurut saya tidak usah tuan, syukur hanya retak,karna tertimpa motor, bukan patah"

"baiklah, lakukan yang terbaik"

Tasya sudah sadar, ia melamun, memandangi ke arah luar dari balik jendela, kaki nya sudah di sangga, baju nya sudah berubah menggunakan baju rumah sakit, tidak ia pungkiri badan nya sakit, seolah remuk redam, entah karna ia melamun atau apa, ia tidak melihat anak sekola yang hendak menyebrang jalan, Tasya begitu saja menghindar namun ternyata ia tergelincir hingga tertabrak mobil di belakang nya.

Arkan masuk, namun tidak merubah posisi nya, Tasya seolah tidak mendengar kedatangan suami nya..

"sayang, sarapan dulu ya, kamu pasti belum sempat sarapan kan? “

"aku ga laper mas"

Arkan duduk di pinggir ranjang, meraih tangan istrinya,

"aku minta maaf"

"dah lah mas aku ga mau bahas"

"tapi aku ga tenang, kamu sampai celaka begini"

"ini sudah takdir mas"

karena melihat respon sang istri begitu Arkan mundur. ia tidak akan memaksa, mungkin nanti juga istri nya akan mereda sendiri, Arkan mendekat, mencium kening nya, syukurlah Tasya tidak menghindar,

"mas telpon ibu, sepertinya ia sedang di jalan, kalau ibu datang mas mau ke kantor, semoga marah mu tidak berlarut-larut"

Sekali lagi Arkan mengecup tangan istri nya, mata Tasya begitu saja berlinang, ia marah, tapi ingin Arkan ada di sini. begitu rumit nya perasaan perempuan kan

1
Dani M04 <3
Author, aku jadi pengen jalan-jalan ke tempat yang kamu deskripsikan di cerita ini 😍
Fitri Uswatun Hasanah: ayo kak😃
total 1 replies
Kruzery
Aku merasa seperti ikut hidup dalam cerita ini, dari setiap aksi hingga percintaannya 💕
Fitri Uswatun Hasanah: 🥰 terimakasih sudah mampir kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!