Wasiat Pembawa Cinta
pul merenung,
memandang pemakaman yang baru saja di taburi bunga segar, wangi nya begitu semerbak,..
ya, yang di makamkan baru saja adalah bos nya, ibu Arum, Tasya seorang sekretaris di perusahaan milik bu Arum, ia meninggal karna komplikasi, Tasya merawatnya satu bulan ini, ia pikir hanya sakit biasa. dokter pun tidak lepas memantau, namun siapa sangka hingga kehilangan begini.
bukan nya lega dengan kepergian bu Arum, Tasya begitu terpukul, empat tahun bekerja ia sudah hafal betul sifat dan semua kegiatan nya,
Bu Arum hanya tinggal sendiri di rumah nya yang begitu megah,
suami nya telah meninggal 6 tahun lalu dengan cara tragis, bu Arum memiliki seorang putra, yang selama empat tahun Tasya dekat dengan bos nya, tidak pernah sekali pun melihat putra nya itu yang di kabarkan berusia 30 an dan tinggal di London.. Tasya hanya melihat nya di foto keluarga di rumah bu Arum..
Tasya meraih hp dalam tas nya, berdering,
Tasya tersenyum, karna putra bu Arum yang menelpon, entah berapa kali sejak kemarin Tasya menelpon nya tidak mendapat respon.
"hallo.. pak"
"katakan, apa yang terjadi, apa kamu bohong? “
"tidak pak, ibu Arum benar meninggal, saya sekretaris nya, ibu sudah satu bulan ini drop, dan ini baru selesai pemakaman nya" ucap Tasya dengan gugup,
Tidak terdengar respon di sebrang sana, Tasya pun bingung harus mengatakan apa.
"saya akan pulang" hanya itu yang ia katakan, lalu sambungan telpon terputus
Tasya memandang hp nya yang sudah mati, ia membuang nafas dengan kasar,
"bu, maafkan Tasya, Tasya akan pulang, Tasya janji akan sering datang.. tapi bagaimana perusahaan? Tasya masih bingung"
Hari ini perusahaan di liburkan, hanya beberapa pejabat tertentu yang masih bekerja di karna kan ada meeting dengan kolega dari perusahaan lain,
Tasya sendiri akan kembali ke perusahaan, walaupun agenda hari ini kosong karna sejak se bulan lalu sudah mulai di kurangi karna kesehatan ibu bos nya,
"Tasya, sayangi keluarga mu, karna hanya merekalah tempat kamu pulang apa pun kondisi nya, mereka akan memaafkan kesalahan mu, menerima kamu apa adanya"
Tasya memandang kursi kebesaran bos nya, ucapan bu Arum mengudara begitu saja,
banyak waktu luang yang mereka miliki, membuat Tasya maupun Arum banyak cerita,
bu Arum tidak menikah lagi setelah kecelakaan suami nya, bisa di bilang ia trauma,
suami nya kecelakaan dengan istri sirih nya dan meninggal di tempat, di kabar kan istri nya sedang mengandung,
Tasya sudah terlanjur sayang pada bos nya, empat tahun bukan waktu sebentar untuk mereka dekat,
Tasya melirik jam dinding, sudah pukul 3 sore, ia akan membereskan meja nya dan ia akan pulang..
**
"sya... "
Tasya menoleh pada ibu nya yang berdiri di pintu kamar
"iya bu.. "
ibu mendekat, mengusap rambut putri sulung nya,
"kamu belom makan, ibu udah masak, nanti keburu dingin"
Tasya membetulkan duduk nya, ia tersenyum,
"Tasya belum lapar bu, ibu sama ade aja makan duluan ya?
"kamu pasti sedih banget ya, bu Arum orang baik" ucap ibu yang sudah cukup kenal dengan sang bos
"iya bu, Tasya kehilangan sekali, di kantor pun jadi bingung mau ngapain"
"terus putra nya itu bagaimana? “ tanya ibu
"tadi di pemakaman nelpon Tasya, katanya mau datang"
Ibu menarik nafas dalam dan menghembuskan nya
"bu Arum pasti sangat kesepian ya? anak satu satu nya jauh, di rumah besar sendirian"
"iya bu, makanya bu Arum suka minta Tasya nginep di rumah nya"
"iya sayang, ya sudah, ibu makan duluan ya. kalo kamu lapar langsung makan ya. jangan sampe sakit"
"iya bu... "
***
Malam berlalu,
hp nya berdering, tapi bukan suara alam, itu suara telpon,
Dengan masih setengah sadar Tasya mengangkat telpon nya
"hallo"
"hallo Tasya, maaf sepagi ini menelpon, pak Arkan sudah datang, kamu bisa datang ke kantor lebih awal? kita ketemu jam 7 ya? “..
"baik bu Anggi, saya sudah di kantor jam 7"
"baiklah, terimakasih Tasya"
"sama sama bu"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments