NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Tiri

Menjadi Ibu Tiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Keluarga / Suami Tak Berguna / Ibu Tiri / Menjadi Pengusaha
Popularitas:18.5k
Nilai: 5
Nama Author: Carrot_Line

Bangun-bangun sudah menjadi Ibu sambung 4 anak, Li Hua tidak habis pikir dengan itu. Memiliki suami yang suka berfoya-foya dan jarang pulang kerumah.

Menanggung kehidupan keempat tauge kecil membuat Li Hua harus berpikir tentang uang!
Uang,uang dan uang. Dia terus memikirkan itu demi kelangsungan hidup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Carrot_Line, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kemana mereka berdua pergi?

Halaman Kuil terlihat sepi, dua orang anak laki-laki duduk didepan aula. Mereka mengunjungi kuil terlantar tapi tak menemukan seseorang yang di cari. Bahkan Da Lang saja, mereka tidak melihatnya saat bangun tidur hingga siang hari.

"Sebenarnya kemana mereka berdua pergi?"Sanlang menatap langit-langit penuh perasaan jengkel.

"Kau menanyakan nya pada orang yang salah,"Erlang merasa Sanlang harus memikirkan pertanyaan itu kembali.

Jelas-jelas dia saja tidak tau kemana Ibu sambung dan Kakak pertama nya pergi. Faktanya Da Lang lupa tak memberitahu mereka. Desir angin kencang berhembus dihalaman kuil depan. Ini masih siang akan tetapi angin sekencang ini, membuat kedua saudara itu menoleh keatas langit arah barat. Melihat awan gelap memayungi wilayah barat, mereka menjadi panik.

Awan gelap itu pasti akan merambat ke daerah desa mereka, saat menyadari hembusan angin semakin kencang. Sudah pasti badai hujan akan datang dengan cepat.

"Hua Niang belum kembali, aku khawatir dia akan kehujanan."Erlang beranjak berdiri.

Dia berjalan menelusuri koridor masuk kedalam dapur dan keluar dari pintu yang terhubung dengan halaman belakang. Meraih pakaian kering untuk di simpan sebelum hujan membuatnya basah.

"Akan lebih baik saat dia pulang ada makanan hangat tersedia ,mengapa kita tidak memotong ikan di kolam dan memasaknya?"Sanlang merasa idenya sangat bagus.

Akan tetapi Kakaknya malah memelototi dirinya, itu wajar mengingat ikan di kolam baru dimasukkan dan berniat untuk dipelihara.

"Padahal aku berniat menggemukkan mereka dan membakarnya saat tahun baru."Erlang melirik sinis Sanlang.

Adiknya hanya tersenyum lebar, membiarkan Kakaknya berjalan masuk lebih dahulu. Menutup pintunya dan mengikuti dari belakang. Mereka masuk kedalam salah satu kamar, duduk diatas lantai dingin melipat pakaian kering.

Suara gemuruh petir terdengar memekakkan telinga, beberapa kali Erlang terkejut oleh gemuruh itu. Bunyi suara air menghantam atap kuil terdengar begitu jelas, seperti hantaman batu kecil keras menimbulkan bunyi nyaring.

Hujan lebat turun membasahi tanah, pintu kamar ditutup rapat. Takut air dari luar masuk dan membuat lantai basah.

"Ambil kain kering yang besar di dalam lemari, pakaian keringnya sudah siap. Kalau Hua Niang pulang seharusnya dia tak perlu menyusahkan diri sendiri."Erlang memerintah Sanlang untuk mengambil kain besar sebagai handuk.

"Akan lebih baik kalau kamu menyiapkan air hangat juga."Sanlang membuka lemari mencari sesuatu yang dicarinya.

Saudara nya membuka pintu dan menutup rapat, berjalan dengan hati-hati agar tidak tergelincir karena lantai koridor basah oleh air. Dia berniat untuk merebus air panas, cuaca dingin dan terguyur basah oleh air hujan sangat tidak mengenakkan.

Pintu gerbang terbuka lebar, Li Hua dan Da Lang kembali dengan pakaian basah. Berjalan terseok-seok saat merasakan rasa lelah yang mendera, beruntung nya saat hujan lebat turun mereka sudah sampai di desa. Kalau tidak, mungkin kereta yang ditumpangi tidak akan menerobos hujan memilih berteduh ditengah jalan.

Da Lang meletakkan keranjang anyam di lantai depan aula, keranjang itu berisi benda-benda yang di beli oleh Li Hua. Enam set mangkuk kecil tembikar, satu mangkuk besar dan empat gelas tembikar. Li Hua sempat membeli rempah-rempah dan garam, saat ingin membeli telur ayam kampung. Da Lang melarang nya karena mahal, harga di desa jauh lebih murah hanya 2 sen per telur. Sedangkan di kota Ping An 3 sen per telur, pada akhirnya Li Hua membeli empat butir telur pada seseorang yang memelihara ayam kampung.

Jangan lupakan 2 kati beras jagung, Li Hua tak berani membeli beras putih maupun beras merah. Harga kedua beras itu membuat nya meringis, harus berhemat bagaimana pun uang tak selalu datang dengan cepat dan banyak.

"Sepertinya kedua saudara ku datang kemari."Da Lang mengangkat keranjang anyaman dan melangkah dengan hati-hati.

Dia mengetahui hal itu saya melihat dua sandal jerami berada di dekat kolam nyaris jatuh keatas air. Li Hua mengambilnya dan menaruh di tempat aman.

"Mari bersihkan diri terlebih dahulu dan memasak makan siang, setelah itu beristirahat."

Pintu kamar terbuka lebar, kepala tauge kecil muncul dari balik pintu. Bibirnya mengulas kan senyum lebar, menampilkan deretan gigi kekuningan.

"Hua Niang, akhir nya kamu datang. Kemari dan ambil ini, Kakak kedua ku tengah mendidihkan air untuk mu mandi."

Da Lang mengerut kening, dia tidak mendapatkan kain kering sementara Ibu sambungnya mendapatkan itu. Adik ketiganya benar-benar pilih kasih.

"Ekhem..."pemuda itu berdeham memberikan kode.

Namun, Sanlang malah berpura-pura tidak tau. Berjalan hati-hati ke dapur, Li Hua menyodorkan kain kering pada Da Lang. Dia tau Da Lang juga menginginkan nya.

"Mandilah terlebih dahulu, aku akan menyusul."

Tentu niat baik dari Li Hua mendapatkan tolakan dari Da Lang, pemuda itu jelas tidak mau menggunakannya. Ibunya harus menggunakan kain itu lebih dulu dan mandi agar tidak masuk angin.

"Sebaiknya Hua Niang saja, aku mau menghangatkan diri didekat tungku."

Erlang sudah menyiapkan air hangat kedalam bak mandi, begitu melihat Li Hua mendekati kamar mandi. Dia bergegas keluar, tersenyum lebar dan menggosok ujung hidungnya yang tak gatal.

Tepukan lembut mendarat di kepala nya, Hua Niang mengacak-acak rambut Erlang gemas.

"Kamu sangat perhatian, setelah mandi aku akan memasak makanan enak."

"Benarkah? Kebetulan kami belum makan,"sela Sanlang dari belakang.

Da Lang menggeleng kan kepala melihat tingkah kedua adiknya, tetap duduk didepan tungku perapian. Secara perlahan rasa hangat dari api menyebar ke sebagian tubuh yang dekat dengan perapian.

Selesai membersihkan diri Li Hua mengenakan pakaian kering, mengambil tiga butir telur. Mengeluarkan sepuluh buah tomat Cherry merah dan setangkai daun bawang. Memasukkan tomat kedalam air mendidih, menunggu hingga matang. Setelah itu angkat dan masukkan kedalam mangkuk besar berisi air dingin.

Mengupas semua kulit tomat lalu, menumbuknya sampai halus. Dengan cekatan Li Hua memotong daun bawang cepat. Panas kan minyak goreng, masukkan bawang putih halus bersama potong daun bawang. Menumis nya hingga harum, setelah itu masukkan tomat yang sudah di tumbuk.

Masak sebentar setelah itu tuangkan air secukupnya, Li Hua menaburkan sedikit garam kasar yang sudah di haluskan. Dia tersenyum hambar, otaknya memberitahu bahwa dia memerlukan MSG. Dia tidak bisa lepas dengan bumbu itu, dewa masakan yang menyulap baik sup atau tumisan menjadi enak.

Lupakan itu, Li Hua akan mencari cara membuat MSG alami nanti. Dia memasukkan sedikit gula tebu untuk mendapatkan rasa gurih. Nyatanya rasa yang dihasilkan tak sesuai harapan, langkah terakhir. Masukkan kocokan telur kedalam wajan, jangan biarkan telur itu menggumpal besar. Mengadukannya hingga terlihat mengental dan larut bersama kuah tomat. Menjadi gumpalan kecil dan halus, akan sangat enak saat disiramkan diatas nasi putih. Sayangnya tidak ada nasi putih untuk saat ini.

Li Hua menyayangkan hal itu, tanpa dia sadari tiga tauge kecil mengintip diambang pintu dapur, perut mereka mengeluarkan bunyi samar saat mencium aroma harum. Sekarang mereka benar-benar merasa lapar.

1
Lismawati
trimakasih update nya thor ,selalu di tunggu lanjuuuuutanya seeeemaangaaaaaaaaaat ...💪💪💪💪💪🌹🌹
end
Mc lemah jadix q malas baca beda cerita lain
Sarifah Sarifah
thorn yg hanya upnya
Yurniati
double update thorr
Yurniati
terus lanjut update nya thorr
RJ 💜🐑
ceritanya sangat bagus, semoga Li Hua dan anak anak sambung nya dapat uang yang banyak
Lala Kusumah
rejeki tak kan kemana... semangat Lin Hua.....
trie
mungkin terasa aneh dgn buah buahan yg banyak mangfaat ny
trie
dagangan laris manis
Ita Xiaomi
Moga rejeki mereka lancar dan bs hidup berkecukupan dan bahagia.
Ita Xiaomi
Da lang sibuk nyari lapak kosong sedangkan jualan udah laku semua😁.
Enah Siti
Gak jdi di gantung di pohon tomat🤭🤭🤭🤭🤭😘😘😘😘🙏🙏🙏🙏🙏mksih thor
Enah Siti
thor gak up lgi 🙏🙏🙏🙏🙏
Enah Siti: oke ku tunggu awas klau gak ada ku gantung di pohon tomat thor 💪🏿💪🏿💪🏿💪🏿🤭🤭🤭🤭🤭🤣🤣🤣🤣🤣😘😘😘😘🙏🙏🙏🙏🙏🙏👍👍👍👍👍mksih
Carrot: Hari ini up kak, baru dikirim untuk di review. Tunggu ya kak paling satu jam lagi baru tayang/Pray/
total 2 replies
RJ 💜🐑
semangat buat karya nya thor, ceritanya bagus 🤗🤗👍🏻❤
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuuuutttt
Erha Print
semangat berkarya
Erha Print
lanjutt
Erha Print
crazy up dunk
Yurniati
terus lanjut update nya thorr
Yurniati
tetap semangat terus thorr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!