Malam sial itu membuat Ruby harus kehilangan mahkotanya demi menggantikan seorang wanita yang diincar seorang mafia yang harus menyalurkan syahwatnya karena dijebak oleh saingan bisnisnya.
"Tuan. Tolong...! jangan lakukan itu...!" Ruby mendorong pria tampan yang dikenal sebagai mafia bringas.
"Aku sudah membayarmu maka, layani aku...! " Ujar Sean menyeringai licik.
Sean mengira Ruby adalah wanita penghibur namun ternyata Ruby adalah gadis baik-baik yang masih suci. Ia yang ingin kembali ke negaranya ternyata harus menjadi korban salah tangkap oleh anak buahnya mafia.
"Bagaimana kelanjutan kisah antara Ruby dan Sean sang mafia?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. Berhasil
Malam itu juga Sean langsung kembali ke negaranya setelah mengetahui Rubby sudah menjadi istri orang lain.
Begitu pula dengan Rubby yang harus pergi suatu tempat untuk mendalami ilmu pengetahuan agamanya sambil menunggu masa persalinannya.
Gadis cantik ini diantar sendiri kelurga dari sahabatnya Kania. Jika Kania yang mengantarnya, maka akan timbul kecurigaan dari nyonya Ananta.
Di kediaman nyonya Ananta saat ini sedang terjadi perdebatan karena hilangnya Rubby tanpa diketahui oleh para maid dan juga penjaga keamanan mansionnya.
"Apakah kalian sudah mengecek ke bandara domestik dan luar negeri?" tanya nyonya Ananta yang menebak putrinya kabur ke luar negeri karena beberapa jam lalu, Rubby pernah mengatakan niatnya itu pada mamanya.
"Maaf nyonya. Tidak ada penumpang yang bernama Rubby putrinya nyonya di penerbangan malam ini dan juga esok hari," sahut sang anak buahnya.
"Siapa tahu nona Rubby masih di kota ini dan sedang bersembunyi di suatu tempat," ucap yang lainnya.
"Pantau terus semua jalur lalu lintas laut, darat dan udara. Mungkin putriku sedang melarikan diri," titah nyonya Ananta yang terlihat benar-benar gusar dengan ulah putrinya.
Rayan merasa sangat marah karena ia tidak bisa mendapatkan tambang emas yang sedikit lagi akan menjadi miliknya jika terjadi pernikahan malam ini. Pria ini kembali ke apartemennya sambil memaki-maki tidak jelas pada Rubby.
"Lihat saja nanti jal*Ng aku akan pastikan kau kembali kepadaku dengan cara apapun sebelum semua warisanmu jatuh padaku," ucap Rayan menghibur hatinya sendiri.
Rubby sangat lega karena sudah berhasil melarikan diri dari Rayan yang bakal menjadi calon suaminya. Saat ini mereka sedang menuju kota Malang di mana kelurganya Kania berada.
"Kamu akan aman di sana Rubby. Setidaknya sampai kamu melahirkan bayimu. Di tempatku tidak ada tetangga karena villanya berada di puncak. Selama itu kamu harus mendalami ilmu agama untuk menenangkan hatimu dan lupakan pria yang telah memperkosamu," tulis Kania penuh ketulusan di chating nya pada Rubby.
"Rasanya itu tidak mempan Kania karena semakin dalam aku mencoba melupakannya, justru yang ada perasaan rindu dan cinta tumbuh bersama dengan janin yang ada di hatiku," batin Rubby sambil mengusap bulir bening dipipinya.
Rubby mencoba membayangkan wajah tampan Sean yang mengukung tubuhnya malam itu. Setiap sentuhan pria itu membuat hasratnya tiba-tiba muncul.
"Astaghfirullah halaziiim. Apa yang aku pikirkan? Mengapa aku merindukan sentuhan yang sama darinya. Tidak. Ini tidak benar," gumam Rubby lalu memejamkan matanya.
Sementara di dalam pesawat, Sean tidak berhenti memuntahkan semua makanannya hingga tubuhnya lemas. Bahkan pria ini sambil menangis mengenang percintaan nya dengan Rubby.
"Rubby. Kenapa hatiku sangat sakit seperti ini? Harusnya hati itu aku tidak mengusirmu pergi. Harusnya aku mengurungmu dan kau selamanya menjadi milikku," gumam Sean lagi-lagi menyesali perbuatannya pada Rubby karena bersikap kasar pada gadis itu.
Sean kembali duduk di ranjangnya. Tubuhnya masih lemas dengan wajah pucat pasi. Dick meletakkan semangkuk sup panas untuk menghilangkan rasa mual.
Ia sengaja membeli sup iga sapi di Jakarta dan sudah mencobanya terasa sangat enak.
"Tuan. Cobalah sup ini. Ini makanan khas Indonesia. Siapa tahu cocok di lidah anda tuan."
Aroma sup tersebut mengunggah selera Sean. Dengan malasnya ia menyendok sup dan sedikit nasi untuk mengisi perutnya yang sudah kosong.
Begitu merasakan sensasi yang berbeda di mulutnya, Sean ingin makan lagi dan lagi.
"Apakah sup-nya masih ada, Dick. Makanannya enak sekali. Aku suka makan sup ini."
"Masih ada. Tapi hanya di simpan untuk besok karena perjalanan kita cukup jauh, master."
"Apakah tidak ada pramugari yang bisa memasak makanan ini?" tanya Sean.
"Mereka tidak bisa. Tapi, kita bisa meminta pada chef Black yang menguasai setiap masakan internasional," ucap Dick karena Sean juga memiliki hotel dan restoran di negaranya.
"Baiklah. Kirim dia pesan dan minta dia memasak makanan ini untukku." Sean menghabiskan makanannya dan ia tidak merasa mual lagi.
"Master. Apakah aku boleh bicara sesuatu pada anda? Ini tentang sekertaris Sarah."
"Emang ada apa dengannya?" datar Sean malas membahas wanita lain selain Rubby.
"Beberapa hari yang lalu, aku pernah melihatnya muntah-muntah sama seperti anda, master. Ketika aku menanyakan tentang keadaannya dan dia menjawab kalau dia sedang hamil dan bayinya itu adalah anak anda master. Itu yang dikatakan padanya. Walaupun dia meminta ku merahasiakan dari anda, tapi aku sangat iba padanya."
"Benarkah dia hamil bayiku?"
"Iya master."
"Baiklah. Suruh dia lahirkan anakku dan aku akan mengambil bayinya. Aku tidak akan menikahinya. Tidak ada wanita yang akan hidup bersamaku kecuali Rubby. Semoga pernikahannya tidak akan lama," ucap Sean tetap dengan wajah sendunya memikirkan Rubby.
Ia begitu takut Rubby tidak akan bahagia dan bayi yang di kandungan Rubby akan disiksa oleh ayah tirinya.
"Baik master. Aku akan bicarakan pesan anda pada sekertaris Sarah."
"Tapi, berikan semua apa yang dia butuhkan dan tempatkan dia di sebuah apartemen. Atau tanyakan dia mau melahirkan di mana? Tapi, jangan harap dia akan mendapatkan perhatian ku kecuali bayiku sudah lahir dan itupun harus melalui tes DNA," ucap Sean tegas karena ia tahu siapa sekertaris nya itu.
"Baik master."
"Sekarang aku mau tidur. Tolong tinggalkan aku sendiri...!" Sean merebahkan tubuhnya setelah merasa perutnya sudah mulai nyaman dan tidak mual lagi.
Keesokan paginya, Rubby tiba di kota batu Malang dengan menggunakan mobil bersama kerabatnya Kania.
"Masya Allah. Villanya bagus sekali!" puji Rubby begitu turun dari mobil.
"Silahkan masuk non....! Kamarnya sudah bibi rapikan dan sudah ada sarapan yang bibi letakkan di kamar non," ucap sang maid yang bekerja di villa kelurga milik Kania.
"Terimakasih bibi. Maafkan saya sudah menyusahkan kalian di sini." Rubby masuk ke dalam kamarnya yang langsung menghadap taman bunga. Udara di sekitarnya terasa sangat sejuk. Rubby masuk ke kamar mandi terlebih dahulu sebelum menyentuh sarapannya.
Di kamar itu sudah ada lemari pakaian yang kebanyakan berisi pakaian syar'i milik Kania yang lengkap dengan cadarnya.
Rubby membuka gaun pengantinnya yang masih melekat di tubuhnya. Ia lalu menyiram tubuhnya dengan air hangat dari shower. Rubby sedikit menyentuh perutnya dan merasakan dirinya sebentar lagi menjadi calon seorang Ibu.
Tidak berapa lama kemudian, Rubby sudah berpakaian syar'i karena permintaan Kania agar Rubby terbiasa mengenakan pakaian itu dengan cadarnya agar kecantikannya tidak mengundang syahwat lelaki mengingat wajah Rubby yang memang sangat cantik.
"Ternyata nyaman juga mengenakan pakaian seperti ini. Insya Allah, aku akan mengenakan pakaian syar'i seumur hidupku." Tekad Rubby yang sangat trauma dengan penculikan dirinya di beberapa waktu lalu oleh anak buahnya Sean yang menjadikan dirinya sebagai pelampiasan nafsunya Sean.
Rasanya masih pengin 😭😭😭
Rubby selalu saja hidup mu dalam bahaya semoga kamu baik' saja iya Rubby