Pernikahan pertama yang hancur akibat orang ketiga membuat Adel terluka hingga memutuskan menutup hati. Ditambah ia yang belum bisa memberikan keturunan membuat semuanya semakin menyedihkan.
Namun, takdir hanya Tuhan yang tahu. Empat tahun berjibaku dengan bisnis yang ia mulai untuk melupakan kesedihan, Adel malah bertemu anak laki-laki tanpa kasih sayang seorang ibu.
Dari sana, di mulai lah kehidupan Adel, Selatan dan Elang. Bisakah mereka saling mengobati luka atau malah menambah luka pada masing-masing hati. Terungkap juga kisah masa lalu menyedihkan Adel yang hidup di panti asuhan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annisa sitepu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjodohan
"Akhirnya kalian datang juga, apa kabar cucu Oma?"
"Baik, bagaimana kabar Oma?"
"Sama baiknya dengan mu tapi Oma sering rindu pada mu. Ini akibat ayah mu yang tidak mau berkunjung setelah sekian lama."
Elang menghembuskan nafas kesal. Bagaimana dirinya mau berkunjung kalau setiap kunjungan selalu saja ada wanita yang ibunya perkenalkan padanya. Apakan dirinya se mengenaskan itu sehingga harus di Carikan jodoh.
Bukan karena belum move on dari mantan istrinya. Elang sudah lama melupakan wanita kejam itu, namun. Rasa trauma yang hadir ketika pertama kali mengalami perceraian dan di khianati membuat Elang menghabiskan waktunya hanya untuk bekerja dan bekerja.
"Bu, jangan mulai lagi."
"Kau memang selalu seperti itu. Ibu tahu kau menghindari perjodohan, tapi apakah kau tidak pernah memikirkan perasaan anak mu yang butuh sosok ibu."
"Dia tidak pernah meminta apalagi protes. Lalu kenapa ibu sangat bersemangat?"
Selatan hanya diam, sejujurnya. Jika itu dulu, mungkin ia akan senang saat mendengar kalau sang Oma berniat mencarikan ibu sambung untuknya. Tapi sekarang, semenjak usianya semakin dewasa, Selatan merasa tidak membutuhkannya lagi ditambah ia telah mengenal Adel, maka ia hanya ingin Adel yang menjadi ibu sambungnya.
"Tante, maaf terlambat."
Saat Elang dan ibunya berbicara. Tiba-tiba saja seorang wanita cantik yang berusia sekitar 25 tahun masuk ke dalam rumah tanpa salam atau memberi hormat pada pemilik rumah.
"Lagi?!" tanya Elang pada ibunya. Ia langsung paham siapa wanita itu dan apa tujuannya datang.
"Apa salahnya kau mencoba? Dia wanita baik-baik, dan Selatan pasti bisa menerimanya. Bukankah begitu, Nak?"
Diminta pendapat tentang wanita yang baru saja tiba. Selatan tidak ingin berkomentar, sekali pandang saja wanita itu jauh dari bundanya. Adel lebih dari segalanya, bahkan ia bisa melihat kegenitan wanita tersebut saat memandang ayahnya.
"Selatan lelah dan ingin pergi ke kamar, Oma." Lalu, Selatan segera pergi meninggalkan ketiga orang tersebut tanpa menunggu jawaban dari sang Oma.
"Lihat, anak ku saja mulai jenuh. Apa Ibu masih belum paham juga?"
"Dia hanya anak-anak, setelah kau mengenal dan menyukai Rahayu, maka dia juga akan menyukainya sebagai ibu sambung."
"Benar-benar keras kepala."
Sang ibu tersenyum lalu meminta Rahayu, wanita kesekian yang sengaja ibunya carikan untuknya.
"Ayo perkenalkan. Ini Rahayu Anastasya, dia anak sahabat ibu dan umurnya baru 25 tahun. Dia juga sudah bekerja sebagai model."
"Model? Apa hebatnya menjadi model?" Kesan pertama Elang pada Rahayu jelek. Ia cukup anti dengan wanita yang berprofesi sebagai model, mengingat ada beberapa model yang pernah mendekatinya di masa lalu. Ada banyak scandal serta foto tidak pantas di lihat oleh remaja yang mereka lakukan.
"Nak, kenapa kau mengatakan hal seperti itu? Bukankah itu bagus, seorang model yang terkenal. Hampir sama dengan artis."
"Aku bahkan tidak pernah mendengar namanya di dunia entertainment."
Sudah menjadi rahasia umum kalau Elang cukup kasar dalam hal berbicara dengan lawan jenis apalagi yang sudah mendapatkan nilai buruk olehnya. Kebanyakan dari mereka yang di remehkan oleh Elang langsung menangis atau membuat drama. Namun ada satu wanita yang tidak melakukan hal seperti itu.
Ya, siapa lagi kalau bukan Adel. Elang bahkan melihat ekspresi kesal, marah dan ingin memukulnya ketika mereka bertemu.
"Elang, kau tidak boleh seperti itu."
"Tidak apa-apa, Tante. Mungkin mas Elang seperti itu karena kami belum akrab." Meskipun ingin menangis. Rahayu menahannya namun ekspresinya ia buat sangat dramatis agar ibu Elang menjadi iba.
"Maafkan anak tante yang, Sayang. Kalau begitu, tante tinggal sebentar. Kalian harus berbicara, tante berharap kau bisa menarik perhatian anak keras kepala tante."
"Akan aku usahakan, Tante."
Setelah kepergian sang ibu. Elang menyandarkan punggungnya, mengabaikan kehadiran Rahayu dan sibuk dengan ponselnya. Tiba-tiba saja putranya mengirim pesan ancaman.
Selatan " Kalau Papa sampai tergoda wanita itu, Selatan akan minggat."
Semenjak berkenalan dengan Adel. Gaya bicara Selatan mulai sopan, namun sayang Elang tidak tahu itu. Yang ia tahu kalau putranya mulai membaik.
"Apa kau yakin? Jika kau pergi maka kau akan menjadi gembel."
Elang hanya menggoda putranya, mana mungkin ia tertarik apalagi tergoda oleh Rahayu. Bahkan jika wanita itu duduk di hadapannya tanpa berpakaian pun Elang tidak akan tertarik. Ingat, kesan pertamanya sudah buruk maka setelah itu Elang akan menghapusnya dari daftarnya.
"Sangat yakin, hanya saja Selatan ragu kalau Papa bisa tetap hidup tanpa ada Selatan."
Pesan itu membuat Elang tertawa. Astaga, putranya mulai mendramatisir. Ia bahkan tidak tahu kalau Selatan bisa mengirim teks seperti itu, sebuah hiburan baginya.
"Apa ada yang yang lucu, Mas?" tanya Rahayu tiba-tiba. Suaranya mengalihkan perhatian Elang dari ponselnya. Ia bahkan berpikir kalau sejak awal dirinya hanya sendirian di ruang tamu milik ibunya.
"Ku pikir kau sudah menghilang. Kenapa kau masih ada sini?" Lagi-lagi, Elang berbicara tanpa memikirkan perasaan Rahayu.
"Bukankah tante Dewi meminta kita berkenalan dan mengakrabkan diri." Meskipun ingin menyerah, namun Rahayu mencoba bersabar. Elang tidak boleh di lewatkan, ia bisa membuat banyak wanita iri kalau sampai berhasil mendapatkan pria seperti Elang.
"Tidak perlu, putra ku menolak mu dan begitu juga dengan ku. Ibu ku bahkan tidak bertanya pada ku sebelum pertemuan hari ini, jadi. Ku harap kau paham akan posisi mu."
"Apa aku tidak bisa mencoba?" Rahayu tidak akan pernah menyerah. Malah semakin tertantang akibat penolakan Elang.
"Tidak, karena semuanya akan sia-sia. Aku tidak butuh wanita seperti mu."
"Kenapa? Bukankah ini terlalu cepat untuk menyimpulkan semuanya?"
"Pertama, kesan pertama ku dan putra ku pada mu sudah rusak. Kedua, kau model dan aku tidak suka dengan model sebab mereka mengganggu reputasi ku. Ketiga, jika pun aku ingin menikah, aku pasti akan memilih wanita yang tahu bagaimana cara menutupi auratnya. Apa kau sudah paham?"
Pada Rahayu, semua penilaian tidak ada. Sebenarnya, kesan pertama Elang padanya bisa hancur begitu saja, setelah ia melihat cara berpakaian Rahayu yang kebarat-baratan, sedangkan dirinya asli Indonesia dan tentu saja budayanya pun harus mengikuti kearifan lokal.
Mungkin kalau contoh wanita yang sesuai tipe Elang jatuh pada Adel. Wanita itu, meskipun belum menggunakan hijab, namun caranya berpakaian sangat sopan. Ditambah lekuk tubuhnya yang tidak pernah di perlihatkan secara jelas. Tentu saja, Elang lebih menyukai wanita seperti Adel.
"Aku bisa berubah jika mas Elang tidak suka dengan cara ku berpakaian."
"Maaf, aku tidak suka menjadi tujuan untuk mu berubah. Semua hal baik berasal dari sendiri bukan orang lain."
Setelah itu, Elang pergi meninggalkan Rahayu tanpa mengucapkan kata maaf atau meminta izin.
Ditinggal begitu saja, membuat Rahayu benci. Dia sangat ingin membuat Elang jatuh cinta padanya lalu menguras habis hartanya dan meninggalkannya setelah jatuh miskin.
"Lihat saja, aku pasti akan membalas penghinaan mu hari ini. Kau dan anak sialan mu itu akan menanggung semuanya di masa depan." Rahayu bergumam dalam hati lalu pergi mencari Dewi untuk mengadu.
Biar aja lukman merasakan sakit hatinya.. Tega membuang anak2 nya demi pelakor.. Yg di posisi anak sungguh miris.. Enak aja klau minta maaf semua selesai.. Makin byk org berbuat salah klau gt..