" Aku menyukai nya maka dia harus jadi milikku" ucap Raisya pada teman-teman nya menatap pria tampan yang sedang meeting di ruang VIP restoran itu .
" Bebz Kakak tampan itu tidak akan mau dengan anak SMA seperti kita ?" ucap Agnes mengelus punggung Raisya seolah iba .
" Kalian yakin dia akan menolakku?" tanya Raisya mengibas rambut panjang sambil berkaca membuat teman-teman nya melongo .
Yuk baca perjuangan Raisya meluluhkan hati pria tampan pujaan hatinya dan bagaimana perasaan Vicenzo yang berwatak keras dan dingin tiba-tiba dicintai secara ugal-ugalan oleh gadis cantik yang entah datang dari mana .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 Menemani kerja
" Selama 2 jam kedepan Saya akan menyelesaikan pekerjaan Saya sebelum tidur " ucap Zo menatap Raisya yang masih duduk di pangkuan nya itu.
" Terus Aku ?" tanya Raisya.
" Ya disini temani Saya " ucap Zo menatap berkas diatas meja nya .
" Mmmh, masa Aku nganggur 2 jam sih Kak bosen tau " ucap Raisya yang tidak setuju .
" Jadi kamu mau ngapain ?" tanya Zo lagi kembali menatap Raisya .
" pinjem komputer ya Kak" ucap Raisya dengan senyum cerianya menatap komputer di meja sebelah .
" Mau ngapain kamu ?" tanya Zo .
" Main " jawab Raisya lagi .
" Mmmh, baiklah tapi jangan berisik ya Saya butuh konsentrasi dalam bekerja" ucap Zo lagi yang benar-benar tidak bisa menunda pekerjaan nya.
" siap bos " ucap Raisya hormat lalu turun dari pangkuan Zo dengan cepat dan berjalan santai lalu duduk di meja komputer itu .
" Pakai earphone" ucap Zo lagi yang diangguki Raisya dengan patuh .
...........
" Sudah malam ayo tidur " ucap Zo yang sudah menyelesaikan pekerjaan nya lebih cepat , lalu menghampiri Raisya yang masih sibuk bermain game itu .
" Nanti Kak sebentar lagi" ucap Raisya yang jadi kecanduan dengan game itu dan juga tinggal sedikit lagi bakalan menang tapi Zo sudah menyuruh tidur .
" Sudah jam 10 , tidur " ucap Zo langsung melepas earphone dan mematikan komputer di depan Raisya .
" Haaaa, Kakak . Sebentar lagi juga selesai" kata Raisya berdiri meronta-ronta kesal dan sangat tidak puas saat harus berhenti main padahal sedikit lagi menang .
" Sudah waktunya tidur " tegas Zo menggenggam tangan Raisya lalu membawanya keluar .
" Ini kamar kamu , tidur lah " ucap Zo membuka satu pintu kamar disebelah kamar utama lalu membawa Raisya masuk .
" Aku takut tidur sendirian disini Kak " ucap Raisya yang rada ngeri melihat kamar mewah yang begitu luas untuk di tinggali sendirian.
" Jadi kamu ingin tidur dengan Saya di kamar utama ?" tanya Zo .
" Emang boleh ?" tanya Raisya balik .
" Ayok lah " ucap Zo yang tak sampai hati juga meninggalkan gadis penakut Itu .
" Kita tidur berdua di atas ranjang Kak ?" tanya Raisya yang duduk di atas ranjang king size di kamar utama begitu Zo naik keatas ranjang.
" kalau kamu mau tidur di lantai berarti Saya tidur sendiri diatas ranjang" jawab Zo dengan datar lalu menarik selimut dan berbaring di samping Raisya .
" Dihhhh, jahat banget mentang-mentang Aku numpang kakak suruh tidur di lantai " ucap Raisya dengan julid menyindir Zo .
" Kapan Saya menyuruh Kamu tidur di lantai ?" tanya Zo balik yang membuat Raisya langsung terdiam .
" Barusan " jawab Raisya mengerucutkan bibirnya.
" Saya bertanya bukan menyuruh " jawab Zo lagi menatap Raisya dengan tatapan yang tak bisa diartikan.
" Ya Aku nggak mau tidur di lantai " kata Raisya dengan nada meninggi .
" Ya. Kalau nggak mau berarti tidur sama Saya diatas ranjang " Zo menarik selimut lebih keatas lagi .
" Nanti kakak apa-apain lagi " takut Raisya saat pikiran seperti itu berdatangan di dalam kepala nya .
" Kamu pikir Saya pria brengsek yang akan melakukan hal seperti itu pada anak dibawah umur seperti Kamu " ucap Zo lagi geleng kepala dengan pikiran horor gadis itu .
" Ya kali aja kakak nafs " Raisya menatap Zo dengan wajah polosnya yang terlihat sedikit takut .
" Dengan tubuh semungil ini?" tanya Zo iseng ingin melihat emosi gadis itu .
" Anj,,,, kurang ngajar ya mulut Kakak . Aku nggak tepos Ya " Teriak Raisya dengan marah merasa tersinggung dengan ucapan Zo lalu tanpa pikir panjang membuka kancing bajunya untuk memperlihatkan pada Zo yang belum terbuka semua matanya sudah terpaku melihat tubuh gadis labil itu.