Apa aku salah menjadi orang ketiga dalam suatu hubungan yang tidak pernah terpikirkan oleh ku?
Evelyn, wanita dewasa yang tidak sengaja melakukan one night stand dengan seorang lelaki bernama Eden lebih muda 5 tahun dari nya, yang notabenenya adik dari sahabat nya bernama, Sonia.
Gila nya! pria itu sudah memiliki keluarga, bagaimana kah nasibnya setelah kejadian itu apa Eve akan meminta pertanggung jawaban pada lelaki yang sudah beristri atau memilih pergi.
Eve mengatakan dirinya sebagai orang ketiga Tapi tidak sedikit orang mengatakan dirinya bukanlah orang ketiga.
'Kamu bukanlah penghancur dalam hubunganku'
- ROBERTO ALEXANDER ADENGGA -
'Apa wanita seperti ku pantas bahagia diatas penderitaan orang lain'
- EVELYN ALDISSA DINATA -
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAGIAN 19
Setelah Eve membersihkan diri dan berpakaian dibantu para pelayan walaupun Eve sudah menolak keras dan membantah tapi mereka tetap kekeh dengan tugasnya Eve biarkan saja.
Ruang Makan.
" Selamat makan nyonya. " ucap Bibi Na meletakkan beberapa makanan yang chef buatkan.
" Dimana Eden? apa dia tidak pulang? " tanya Eve.
" Terkadang Tuan jarang pulang Nyonya, biasanya 2 sampai 3 hari. " jawab pelayan disana.
" Oh baguslah. " gumam Eve tersenyum senang dalam hati.
" Berarti gue bisa pulang ke kost-an habis ini. " batin Eve bersorak senang.
Ave cepat cepat menghabiskan makanannya untungnya kali ini perut tidak mual.
"Anda ingin kemana lagi habis ini! " tanya salah satu pelayan disana.
" Aku ingin pulang. " Jawab Eve sekenanya.
" Tidak ada yang mengizinkan mu pulang. " suara tegas namun dingin memasuki indra pendengarannya wanita itu.
TAP...
TAP...
TAP...
Eden melangkahkan kakinya di ikuti Modis dari belakang rahang lelaki itu tampak tegas dan terlihat raut wajah emosi.
" Kenapa? ini bukan rumah gue. " sahur Eve.
" Mulai sekarang rumah kamu disini. " titah Eden.
" Lo gak ada hak ngelarang gue mau pergi." tunjuk Eve.
" Aku calon suami mu. " Ucap Eden tegas.
" Gue gak pernah menganggap suami orang milik gue! " sentak Eve.
" Gue Ayah dari bayi yang Lo kandung. " tegas Eden memegang rahang wanita itu.
" Gue gak pernah minta tanggung jawab apapun sama Lo. "
" Cukup Eden, kita akhiri semuanya disini biar gue menjalani kehidupan gue seperti biasa. " ucap Eve menengahi.
" Lo pikir semuanya bakalan sama lagi? Setelah gue rebut milik Lo dan anak yang Lo kandung?! " bentak Eden tanpa sadar.
" Terus Lo mau nya apa bangsat! Gue capek Eden dengan kelakuan pengecut Lo kayak gini. " teriak Eve.
" Ayo kita nikah! " ucap Eden meredam emosinya .
" Lo ngajak orang nikah, gak semudah membalikkan telapak tangan Eden! Lo gak ingat, punya istri punya anak dirumah. " ucap Eve menatap nanar.
" Gue gak mau merusak rumah tangga Lo Eden, biar gue menjalani kehidupan gue apa adanya. " ucap Eve lirih.
" Dengan jadi single mother? Fuck Eve gue gak akan biarkan hal itu, itu darah daging gue. Gue gak mau anak gue telantar sedangkan ayahnya bahagia. " Eden mengusap wajahnya kasar.
" Lo itu bukan penghancur dalam rumah tangga gue Eve. " sambung Eden.
" Tapi Lo ceraikan Bella lagi hamil?! Sama aja gue merebut Lo Eden. " Pekik Eve.
Tanpa mengatakan apapun Eden membopong tubuh wanita hamil itu, Eve terpekik kaget melihat kelakuan Eden.
" Turunin gue Eden! " pekik Eve memukul bahu lelaki itu.
" Mbak-mbak bantuin gue cepat! " teriak Eve meminta tolong ke beberapa pelayan yang berlalu lalang mereka seolah tuli dan buta melihat majikan nya.
" Gila ya! pekerja lo aja jadi buta dan tuli semua! " pekik Eve.
" Bisa diam gak. " sahut Eden dingin.
" Gak, sebelum lo turunin dan bebasin gue. " jawab Eve.
BRAK...
" Mulai sekarang kamu dilarang keluar dari Mansion ini. " ucap Eden menurunkan Eve di depan pintu kamar.
Didorongnya wanita itu tanpa perasaan kedalam kamar dengan cepat Eden menutupnya dari luar.
" EDEN! BUKA PINTUNYA EDEN BANGKE!!!! " teriak Eve menggedor pintu sekuat tenaga.
" GUE BAKAL ADUIN LO KE SONIA DAN BELLA! " sambung Eve yang masih didengar Eden.
Suara Eve bisa terdengar sampai lantai dasar sedangkan di ujung tangga Eden tampak biasa saja mendengar nya, beberapa pekerja disana menatap ragu dan cemas.
" Apa Nyonya akan baik-baik saja Tuan? " tanya Modis.
" Kau tidak perlu mengkhawatirkan nya, dia akan lelah sendiri nanti. " ucap Eden.
" Bibi Na, jangan biarkan siapapun membuka pintu itu sebelum dapat perintah dari saya. " ucap Eden.
" Baik Tuan. " jawab Bibi Na.
" Suruh semua Bodyguard menjaga setiap pintu rumah yang ada, jangan biarkan dia lolos. kalian jangan lengah sedikit pun. " ucap Eden.
" Baik Tuan. " ucap Modis dan Bibi Na.
" Mungkin satu minggu ke depan saya tidak akan pulang, tunggu sampai wanita itu tenang Bi Na bisa buka pintu nya. " ucap Eden.
" Tuan ingin kemana? " tanya Bibi Na.
" Kamu tidak perlu tahu hal itu. " ucap Eden.
" Mari, Tuan. " ucap Modis.
...✿ ✿ ✿ ✿...
" Sial! Eden sialan! berondong Sialan! ARGGHHH... " Eve frustasi rasanya.
Eve mencari-cari ponsel dan tasnya yang ia bawa, ia berniat menghubungi Sonia dan Dewa namun nihil kedua benda kesayangan nya tidak ada.
" Sial! apa Eden mengambilnya juga. " pikir Eve kesal.
Sekitar 2 jam wanita itu terkurung dalam kamar tanpa ponsel, mencoba keluar namun di bawah pintu balkon sudah ada dua Bodyguard yang menjaga bukan cuman itu Eve melihat kearah sekeliling dari balkon kamar di setiap sudut Bodyguard berada.
Eve pasrah sudah, ia tidak bisa kabur lagi sekarang. Eden benar-benar menepati janjinya mengurung nya bak burung dalam sangkar mewahnya.
KLEK....
Eve beranjak dari duduknya mendengar bunyi pintu terbuka. Eve berpikir Eden yang datang namun harapan nya pupus Bibi Na yang ia lihat didepan sana.
" Dimana Dia. " tanya Eve terkesan dingin.
" Tuan ada urusan Nyonya, maaf kan atas sikap Tuan Nyonya. " ucap Bibi Na.
" Kau tidak perlu meminta maaf atas nama dia Bi Na, lelaki brengsek seperti dia tidak pantas mendapatkan maaf. " ucap Eve.
" Nyonya ingin berjalan-jalan sekitar Mansion menenangkan diri? " ucap Bibi Na.
" Aku hanya ingin bertemu dengan Eden, panggil dia kemari. " ucap Eve keras kepala.
" Maaf Nyonya, saya sudah mengatakan Tuan tidak ada di rumah dia sedang keluar. " ucap Bibi Na.
" Kemana? kapan dia akan pulang. " tanya Eve beruntun.
" Tuan akan pergi dinas selama 1 minggu ke depan. " jawab Bibi Na.
" Sial! dia mengurungku didalam rumah sedangkan dia bebas keluar disana? " ucap Eve tidak habis pikir.
" Tuan tidak akan lama, secepatnya Tuan akan pulang. " jawab Bibi Na.
" Kalau gitu berikan ponsel dan tas ku saja. " ucap Eve mendesak.
" Semua barang milik Nyonya ada bersama Tuan Muda. " jawab Bibi Na.
Eve mengacak rambutnya kesal, marah, emosi semuanya meluap dalam dirinya.
" Sudahlah, Kau bisa keluar Bibi Na. " usir Eve lelah.
" Apa Nyonya membutuhkan sesuatu lagi. " tanya Bibi Na prihatin melihatnya.
" Tidak, aku ingin istirahat saja. " jawab Eve tenaga dan emosinya benar-benar dipermainkan oleh Eden.
" Kalau gitu saya pamit dulu. " ucap Bibi Na segera pergi.
KLEK...
CLEK...
CLEK..
Eve menatap nanar kearah pintu yang kembali dikunci dari luar, wanita itu tertawa hambar melihatnya sebegitu mengerikan nya lelaki yang ia baru ketahui sifat aslinya.
Eve rasanya tidak ingin mungkin lebih tidak akan mau mengenal lelaki seperti Eden. ia dulu berpikir Eden adalah lelaki yang baik, jujur, dermawan hatinya intinya lelaki sempurna tapi semakin Eve mengenal lebih jauh lagi.
Dirinya begitu membenci lelaki yang lebih muda darinya itu. Eve mengelus perutnya melafalkan doa-doa agar anaknya tidak seperti ayahnya yang brengsek dan pengecut.
...✿ ✿ ✿ ✿...
MALAM HARINYA...
DRRT...
DRRT...
DRRT...
Bibi Na menatap layar ponselnya sesaat.
" Angkat saja Bibi Na, kita pergi dulu. " ucap Salah satu pelayan disana bernama Ira.
" Halo Tuan. " ucap Bibi Na.
" Bagaimana keadaan nya? "tanya Eden.
" Nyonya tidak mau makan malam Tuan. " jawab Bibi Na jujur.
Pasalnya, sejak pukul 19.00 tadi Bibi Na menanyakan nyonya muda nya ingin makan apa namun yang keluar hanyalah gumaman tidak jelas yang dapat Bibi Na tangkap wanita itu tidak ingin sesuatu.
Menjelang pukul 20.00 Bibi Na membawa beberapa makanan ke kamar Eve, entah wanita itu makan atau tidak tapi Bibi Na bertekad meletakan nya disana.
" Tapi saya sudah meletakan makanan disana Tuan. " ucap Bibi Na menjelaskan.
" Bagus, Susu hamil dan vitamin nya sudah kamu berikan juga. " tanya Eden.
" Sudah Tuan, saya sudah memberikan beberapa buah-buahan dan sayuran juga semoga Nyonya memakan nya. " ucap Bibi Na.
" Laporkan terus setiap aktivitasnya, besok kau tidak perlu mengunci pintunya saat kau bangun pagi buka saja kuncinya. " ucap Eden.
" Baik Tuan, apa ada lagi Tuan. " tanya Bibi Na.
" Tidak ada, itu saja. " ucap Eden mematikan sambungan teleponnya.