Cinta Berujung Maut

“Tapi, dalam waktu kurang lebih 15 jam di dalam air, bagaimana mungkin tidak ada yang melihat jasad mereka?!”, pikir Bagas lagi.

Jika benar perkiraan bahwa, kedua jasad yang tenggelam pada pukul 04.00 dan di temukan pukul 20.00, yang itu artinya mereka sudah cukup lama di dalam air. Namun, tidak ada yang melihat jasad mereka di siang atau sore harinya.

“Kalau begitu, ada kemungkinan kedua jasad di tahan oleh sesuatu yang ada di bawah sana. Lalu, bagaimana mereka bisa lepas dari penyangga yang menahan tubuh mereka?”, gumamnya lagi.

Bagas terus berusaha menebak adegan di balik tenggelamnya kedua jasad tersebut, dan tentunya semua praduga Bagas mengarah pada hal yang negative.

“Apakah benar terjadi kesalahan seperti yang dikatakan oleh salah satu reporter saat itu, atau ada yang melepaskan jasad mereka?”

Begitulah perkiraan dan praduga Bagas pada kronologi kejadian dalam kasus Laura dan David saat ini. Meski belum dapat kesimpulan yang jelas, Bagas sudah bisa menentukan dari mana ia harus memulai penyelidikan dalam kasus ini.

Lantaran ia yang terus mondar- mandir, kesana- kemari tanpa strategi itu tidak membuahkan hasil apa pun hingga saat ini.

“Kalau begitu, aku harus mulai menyelidiki kasus ini dari awal. Mulai saat Laura meninggalkan rumah neneknya”, ucap Bagas setelah memutuskan langkah apa yang harus diambilnya.

Lebih rincinya, hal yang ingin dilakukan oleh Bagas meliputi: Yang pertama, mencari tau siapa orang yang menghubungi Laura saat itu. Hal ini perlu di lakukan untuk memastikan siapa dan apa hubungan pelaku dengan Laura.

Yang kedua, mengetahui isi pesan saat itu. Hal ini untuk mengetahui kondisi di balik raut wajah Laura yang terlihat khawatir, panik nan gelisah saat itu. Seperti yang disampaikan oleh sang nenek.

Yang ketiga, mengetahui dengan siapa Laura saat itu pergi. Hal ini perlu diselidiki untuk melihat apakah ia pergi dan berjumpa dengan David saat itu, atau justru ia bertemu dengan orang lain.

Lalu yang ke empat dan yang terakhir, kemana tujuan Laura pergi?.

Tempat Laura pergi merupakan titik awal dari semua peristiwa yang ia alami saat itu.

Tempat tujuan Laura adalah titik puncak untuk menuntaskan kasus ini.

Begitulah pikiran Bagas saat ini. Ia yang tengah sibuk menganalisa dan membuat strategi dalam kasus ini, tidak sadar bahwa hari sudah menunjukkan pukul 05. 00 pagi.

Badannya yang cukup lelah kerena bergadang di hadapan meja kerjanya tanpa tau istirahat, melirik jam berbentuk Doraemon sebagai hadiah dari mendiang kekasihnya, agar dirinya tidak lupa waktu untuk istirahat.

Kemudian, ia pun beranjak dan melangkahkan kakinya untuk menghempaskan diri ke kasur empuk miliknya. Namun, langkahnya terhenti selepas suara deringan hp yang tergeletak di atas mejanya itu menggema sebagai pertanda bahwa seseorang menghubunginnya.

Kring..

Kring..

“Hei, bajingan!!”, ucap orang diseberang sana begitu panggilannya tersambung pada Bagas

“Ck, bisa tidak jangan memanggilku begitu!”, protes Bagas tanpa mau mendengar kelanjutan perkataan dari si penelpon.

Tentunya, yang menelpon Bagas kali ini adalah sang atasan. Seperti biasa, ia ingin menyampaikan pesan penting bagi Bagas.

Namun kali ini, Bagas yang selalu di sapa bajingan di setiap awal percakapannya dengan sang atas via telepon, sudah tidak bisa lagi menahan amarahnya.

“Lupakan itu, kau sudah melihat beritanya? Pasti sudahkan? Karena itu kau sangat marah, hahaha. Kau pasti merasa frustasi karena ke duluan oleh pihak kepolisian kali ini!”, ucap sang atasan.

“Apa maksudmu?”, tanya Bagas yang lagi-lagi tidak mengerti berita menghebohkan apa yang tengah di bicarakan oleh sang atasan.

“Ya ampun, kau lagi-lagi ketinggalan berita? Ck, ck,ck, kasus Laura! Para tersangka sudah tertangkap, apa kau tidak melihat beritanya?”, ucap sang atasa.

Dia tidak tau, apa yang membuat Bagas akhir-akhir ini selalu tertinggal berita penting. Seperti ada sesuatu yang membuat Bagas kehilangan akal sehatnya.

“Apa maksudmu?”

“Tonton saja sendiri!!

Tutt…

Tutt..

Sang atasan pun langsung memutuskan panggilannya, lantaran ia tidak mau kali ini di dahului oleh Bagas yang selalu mematikan panggilannya terlebib dahulu, sebelum ia selesai menyampaikan perkataannya.

Bagas yang mendapatkan informasi yang sulit di percaya itu pun, segera menonton berita yang membuat para jagat maya terjaga sepagi ini.

Hal itu di karenakan berita yang disampaikan oleh berbagai media saat ini, berhubungan dengan kasus Laura dan David yang menjadi viral dan disimak oleh banyak khalayak.

Lalu, baru berjalan beberapa hari dari pengumuman hasil autopsy yang disampaikan pada saat konferensi pers yang terjadi saat itu, tentunya membuat banyak orang yang bertanya-tanya bagaimana pihak kepolisian bisa menemukan para pelaku secepat itu?

Kini para penghuni jagat maya itu pun, mulai memberikan berbagai pertanyaan dan penghargaan di kolom komentar.

“Wah apakah ini mungkin terjadi?”, tanya seseorang di kolom komentar.

“Apa maksudmu? Bukankah ini membuktikan bahwa kinerja polisi di negeri ini sangat bagus!!”. Jawab yang lainnya.

“Itu benar, bukankah dengan di tangkapnya mereka kita bisa tenang sekarang!”

“Tapi apa mungkin pelaku bisa di tangkap secepat itu? terlebih lagi, bukankah praduga awal pada kasus itu disebabkan oleh kecelakaan tunggal?”

“Itu benar, lalu bagaimana mereka bisa menjadi tersangka sekarang?”

“Apa maksudmu?”

“Jangan lupa, dunia ini sudah canggih. Dan lagi, kita juga memiliki ahli forensic hingga bukti dari cctv yang sudah di pasang di berbagai tempat!”

“Apa maksudmu? Apa kau polisi?”

“Memengnya polisi pernah mengatakan bahwa mereka memiliki bukti kuat dari cctv?”

“Jangan asal berkomentar kasus ini belum jelas!!”

“Apa maksudmu? Bukankah para pelaku yang saat ini ditangkap?”

“Entahlah, kita tidak akan tau sebelum mereka membuat konferensi pers”

“Itu benar, mereka harus cepat melakukan konferensi pers”

Begitulah komentar orang-orang yang penasaran akan apa yang tengah terjadi saat ini. Terlepas dari itu semua, Bagas merasa ada udang di balik batu dalam penangkapan orang-orang yang belum di bocorkan identitasnya ini.

Bagas yang merasa curiga akan penangkapan itu pun, pergi menemui Putra di rumahnya. Hal ini dilakukan karena saat ini hanya putra satu-satunya orang yang bisa diajak kerjasama dan dipercayainya dalam menuntaskan peristiwa di balik kematian Luara dan David.

...***...

30 Menit Kemudian

Rumah Putra.

Krekk..p

Suara pintu yang terbuka, tepat saat Bagas berdiri di daun pintu rumah Putra, yang seakan mempersilahkan dirinya untuk segera masuk.

“Hem, apakah pintu rumahmu ini akan terbuka otomatis begitu?”, tanya bagas yang heran dengan pengaturan pintu ini.

Pikirnya, bukankah jika diatur otomatis begitu orang asing akan mudah masuk?

Akan tetapi, hal itu tidaklah benar lantaran Putra tau Bagas akan mendatangi rumahnya. Barulah ia mengatur pintu yang biasanya di masuki dengan mudah oleh ibunya yang sudah demensia.