"Aku akan menikahi wanita mana pun yang bisa meluluhkan hati anakku!" Itulah pengumuman yang dibuat oleh Eza. Putra dari lelaki yang dikenal sebagai duda +1.
Karena salah satu orang terkaya di negaranya, sayembara Arkan menjadi viral. Padahal sayembara itu bukan atas kemauannya, melainkan karena ulah sang anak. Ratusan wanita mengantri untuk ikut sayembara. Sampai seorang perempuan yang sangat mirip mendiang ibunya ditemukan oleh Eza. Nama gadis itu adalah Beby. Gadis tomboy yang mendaftar sayembara karena taruhan. Alhasil Eza meminta Arkan untuk menikahi Beby. Masalahnya adalah, Beby ternyata sangat muda, dia masih menginjak kelas dua SMA.
Bagaimana kisah selanjutnya? Apakah Arkan akan tetap menikahi Beby demi anak semata wayangnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auraliv, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 - Memastikan
...༻✿༺...
"Jadi kapan kita menikah?" tanya Beby. Anak remaja sepertinya tentu memiliki pemikiran singkat. Masih menganggap segalanya mudah dilakukan.
Arkan terkekeh. "Kau pikir menyiapkan pernikahan itu gampang? Susah tahu nggak. Tapi yang paling susah itu menjalaninya. Anak ingusan sepertimu mana tahu," timpalnya.
"Iya deh... yang udah tua dan berpengalaman," tanggap Beby. Arkan seketika mendelik.
"Kenapa? Aku tidak salah kan?" Beby mengangkat kedua tangannya.
Arkan lantas hanya geleng-geleng kepala. Ia mencoba memaklumi sikap Beby. Terlebih sebentar lagi dirinya akan menikahi gadis itu. Jadi Arkan harus terbiasa dengan sikap kekanakan dan menyebalkannya tersebut.
"Pertama, kau harus bersiap untuk menghadap kedua orang tuaku. Begitu pun sebaliknya," imbuh Arkan.
"Kapan kita akan melakukannya?" tanya Beby.
"Kapan kau bisa?" Arkan justru berbalik tanya.
"Sekarang pun aku bisa. Aku--"
"Kau bisa. Tapi aku tidak!" potong Arkan.
"Lalu kenapa kau menanyakan kapan aku bisa?!" balas Beby.
"Maksudku waktu selain sekarang!"
"Tapi kau tadi tidak menanyakannya begitu?"
"Argh! Terserah kau! Aku harus kerja. Bawalah Eza pergi bersamamu!" perintah Arkan sambil memijit-mijit kepalanya.
"Oke." Beby segera keluar dari ruangan Arkan.
Arkan mendengus kasar. "Sepertinya melakukan kesepakatan dengannya adalah pilihan yang salah," gumamnya.
Di luar, Beby menemui Eza. Dia mengatakan kalau urusannya dengan Arkan telah selesai.
"Kalau begitu, aku akan mengajakmu berkeliling di sini," ucap Eza.
"Boleh." Beby tak menolak. Dia mengulurkan tangannya ke arah Eza.
Eza yang mengerti, segera meraih tangan Beby. Keduanya berjalan sambil berpegangan tangan. Jika dilihat, mereka terkesan seperti kakak beradik. Mengingat Beby masih dalam keadaan mengenakan seragam putih abu-abunya. Sementara Eza tampak dengan seragam SD-nya.
...***...
Arkan baru saja pulang ke rumah. Ia pulang saat waktu menunjukkan jam sepuluh malam. Kebetulan hari itu jadwal kerjanya cukup padat.
"Papa lama banget sih. Aku sudah nungguin sejak tadi." Sosok Eza langsung menyambut kedatangan Arkan. Anak itu menunggunya di dalam kamar.
"Ya ampun. Kalau ngantuk, kenapa nggak tidur saja? Kan kita masih bisa bicara besok," tanggap Arkan.
"Tapi aku sudah nggak sabar! Kata Kak Beby dia akan menikah denganmu. Apa itu benar? Bukan hoax kan?" cecar Eza.
"Benar. Kenapa kau masih nggak percaya. Kalau sudah diakui oleh sumbernya, itu berarti bukan hoax," sahut Arkan.
"Oh... Begitu ya?" Eza mengangguk mengerti. "Jadi kapan kalian menikah?" tanyanya.
"Papa akan segera mengurusnya. Sekarang aku ingin istirahat. Kau sebaiknya kembali ke kamarmu dan tidur," saran Arkan seraya melepas jasnya. Lalu dia melakukan peregangan untuk pinggangnya. Seketika suara retakan tulangnya terdengar.
"Ish, Papa! Kelakuannya udah kayak orang tua aja. Mirip kakek," tukas Eza.
"Lah, Papamu ini emang udah tua kali," sahut Arkan.
"Enggak! Di mataku Papa masih muda. Itu karena rambut Papa masih hitam," ungkap Eza.
"Anak Papa bisa aja. Sini kamu, biar Papa cium." Arkan bergegas mendekati Eza.
"Enggak! Papa bau! Belum mandi!" seru Eza sambil tergelak. Dia dan Arkan main kejar-kejaran sebentar.
Sampai akhirnya Eza berlari jauh keluar dari kamar. Arkan lantas hanya bisa menggeleng sambil tertawa. Ia segera membersihkan diri ke kamar mandi.
Di sisi lain, Eza kembali ke kamar. Dia mengambil sebuah figura untuk dibawanya telentang ke ranjang.
Figura yang dibawa Eza ternyata berisi foto mendiang ibunya.
"Aku berhasil, Ma! Sebentar lagi Papa akan menikahi Kak Beby," kata Eza. Seolah sedang berbicara dengan ibunya.
arkan sa ae.. otak nya langsung berharap beby pake bikini🤭🤣🤣