NovelToon NovelToon
Dicintai Sepenuh Hati Oleh Suami Express

Dicintai Sepenuh Hati Oleh Suami Express

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:706.8k
Nilai: 4.9
Nama Author: Meymei

[REVISI]
.
.
.
Akibat masyarakat yang memiliki tradisi kolot, mereka terpaksa melakukan pernikahan di bawah tangan hanya karena berteduh dari hujan disebuah pos kampling. Dua orang yang tidak saling mengenal itu diikat dalam ikatan yang sakral secara tiba-tiba.

Qiana Nadhifa, gadis yang dikenal pendiam dan jarang keluar rumah itu pun seketika menjadi hujatan masyarakat. Tidak ada yang mempercayainya, bahkan Ibunya sendiri memojokkannya sehingga ia menikah dengan laki-laki yang tidak dikenalnya.

"Kamu istriku. Aku akan menerima kekurangan mu dan terimalah kekurangan ku sebagai seorang suami." Abhaya Chandra.

Apakah pernikahan keduanya berujung keberkahan Allah? Bagaimana keduanya bersatu dengan perbedaan dan masa lalu mereka?

Author Note: Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama, tokoh dan setting cerita, semua murni kebetulan. Semoga pembaca suka dengan karya keempat saya...
Terimakasih atas dukungannya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. Malioboro

[REVISI]

.

.

.

Qiana terpana dengan apa yang ada dihadapannya saat ini. Hampir semua outlet menampilkan display ponsel, laptop, dan peralatan elektronik lainnya.

Chandra membawa Qiana ke sebuah outlet laptop dari salah satu brand ternama. Ia meminta brosur produk dan melihat spesifikasi laptop yang ditawarkan. Qiana mengikuti sang suami membaca spesifikasi tersebut, sampai pandangannya tertuju pada salah satu laptop berwarna biru. Ia mendekati laptop tersebut, sales yang ada di sana segera menjelaskan spesifikasi laptop yang Qiana tuju.

Mendengar hal tersebut, Chandra meletakkan brosur dan menghampiri Qiana. Karena ia akan membelikan laptop untuk Qiana, tentu harus sesuai seleranya. Begitu penjelasan sales selesai, Chandra menanyakan apakah Qiana menyukai laptop tersebut. Qiana menganggukkan kepalanya. Selain laptop tersebut memiliki spesifikasi yang bagus, laptop tersebut memiliki body yang slim dan layar yang terlihat lebih lebar.

Chandra menganggukkan kepalanya, ia pun meminta pendapat Qiana mengenai laptop yang memiliki fitur lepas pasang yang awalnya ingin ia pilihkan untuk istri kecilnya. Qiana menggelengkan kepalanya. Ia pernah melihat temannya membeli generasi pertama laptop tersebut, kelemahannya berada pada sambungan layar dan body. Milik temannya setelah penggunaan selama setengah tahun mulai loss connect. Meskipun laptop yang sekarang merupakan upgrade dari laptop generasi sebelumnya, Qiana tetap tidak tertarik.

Chandra pun mengeluarkan kartu debitnya, meminta sales yang melayaninya membungkus laptop biru pilihan istri kecilnya. Qiana yang tidak tahu alasan Chandra membeli laptop hanya mengikuti sang suami. Sampai di dalam mobil, Chandra menyerahkan tas belanja berisi laptop itu kepada Qiana.

"Buat aku, Mas?" tanya Qiana tidak percaya.

"Ya, tidak mau?"

Bukannya menjawab, Qiana justru memeluk Chandra sebagai tanda ia menyukai pemberian sang suami. Tentu saja hal ini Chandra manfaatkan dengan baik. Ia membalas pelukan Qiana dan mengecup puncak kepalanya. Qiana yang sadar dengan tindakannya, terlambat untuk melepaskan diri. Chandra tidak melepaskannya bahkan semakin erat memeluknya. Tetapi bunyi klakson dari mobil yang baru saja melewati mobil mereka membuatnya melepaskan pelukan.

Jantung Qiana sedang berpacu dengan cepat saat ini, ia sampai khawatir suaminya akan mendengar detak jantungnya. Ia berusaha tenang meletakkan tas belanjaan ke belakang kursinya dan memasang sabuk pengaman. Chandra yang merasa lucu dengan reaksi Qiana tidak ingin menakutinya lagi dan mulai melajukan mobilnya menuju hotel yang tidak jauh dari Malioboro.

Setelah check-in, Chandra membawa barang belanjaannya menuju kamar mereka diikuti Qiana yang juga membawa beberapa barang. Dikamar, Chandra meminta Qiana untuk mandi terlebih dahulu karena ia ingin mengajak istri kecilnya menikmati malam di Malioboro. Qiana patuh dan mengambil pakaian ganti dari tas belanjaannya, kemudian membawanya ke kamar mandi.

Sudah setengah jam lamanya Chandra menunggu Qiana, tetapi istri kecilnya tidak ada tanda-tanda keluar dari kamar mandi. Ia pun memutuskan untuk mengetuk pintu kamar mandi. Pintu pun terbuka memperlihatkan kepala Qiana yang menjulur di balik pintu.

"Belum selesai?" tanya Chandra.

"Sudah." Chandra bingung jika sudah mengapa masih belum mengenakan pakaian. Bukankah Qiana tadi membawa pakaian masuk ke dalam kamar mandi?

"Ayo gantian!" tetapi Qiana tidak ada tanda-tanda akan keluar dari kamar mandi.

"Mas, aku boleh minta tolong?" tanya Qiana ragu.

"Ya. katakan."

“Minta tolong belikan pem balut.” Cicit Qiana.

“Oh.. Merek apa, ukurannya apa?” tanya Chandra santai. Setelah mengetahui merek dan ukuran yang biasa Qiana pakai, Chandra segera keluar kamar.

Qiana baru tahu ada flek darah di celana dalamnya saat akan mandi. Ia sendiri lupa tanggal haidnya karena bisa saja maju dan mundur. Setelah selesai mandi ia bingung bagaimana caranya meminta tolong kepada sang suami. Dirinya saja belum menjadi istri yang sesungguhnya untuk sang suami, tetapi ia sudah meminta tolong untuk membelikannya pem balut. Dalam bimbang nya, Chandra mengetuk pintu kamar mandi, mau tak mau Qiana mengatakannya juga. Jika bukan meminta tolong kepada suaminya, ia harus minta tolong ke siapa?

Qiana masih menunggu Chandra kembali di kamar mandi. Ia tidak ingin mengotori pakaiannya, sehingga ia masih mengenakan handuk dan bath robe supaya tidak kedinginan. Beberapa menit kemudian Chandra datang dan menyerahkan pesanan Qiana lewat pintu kamar mandi yang masih terbuka sedikit.

Kini giliran Chandra yang mandi, ia keluar dengan handuk yang melilit pinggangnya. Dengan tersipu Qiana menyerahkan pakaian ganti untuk Chandra. Ia masih belum terbiasa melihat tubuh suaminya. Ia memilih memalingkan wajah ketika Chandra mengenakan pakaiannya. Setelah Chandra selesai melaksanakan sholat, ia mengajak Qiana ke restoran hotel untuk makan malam. Baru setelahnya mereka berjalan ke Malioboro.

Suasana malam di Malioboro sangat ramai dengan lampu-lampu yang menghiasi sepanjang jalan membuatnya terlihat meriah. Keduanya berjalan menyusuri jalanan yang padat tersebut sambil bergandengan tangan, bahkan beberapa kali Chandra harus membawa Qiana ke dalam pelukannya untuk melindunginya dari tabrakan orang yang lalu lalang. Sesekali mereka juga mengambil foto di spot yang sepi untuk mengabadikan moment. Melihat banyaknya penjual makanan, Qiana mengajak suaminya berhenti di sebuah stand yang menjual lumpia. Chandra mengikuti kemauan Qiana, selesai makan mereka melanjutkan jalan-jalannya sampai di nol kilometer.

Kemudian mereka lanjut ke Alun-alun Kidul yang saat itu ramai anak-anak sedang bermain kincir angin yang menyala, ada pula yang sedang berjalan sambil mengenakan penutup mata. Qiana pernah mendengar dari temannya jika yang mereka lakukan saat ini adalah permainan "Masangin".

"Masangin" merupakan permainan dimana seseorang harus menutup kedua mata menggunakan penutup mata, kemudian berjalan untuk menembus area di antara dua pohon beringin yang berada di Alun-alun Kidul. Konon, barang siapa yang mampu melewatinya tanpa berbelok ke kanan atau kiri segala keinginannya akan terwujud.

“Mau mencoba tidak, Dek?” Chandra menawari Qiana untuk mencobanya.

“Tidak, Mas. Aku tidak pandai menentukan arah mata angin, bisa-bisa nanti menabrak orang.”

“Kalau belum dicoba, mana tahu?”

“Tidak mau, Mas. Balik saja ya..” pinta Qiana.

Mereka pun memutuskan untuk berjalan kembali ke hotel. Ditengah-tengah jalan Malioboro, Qiana tidak sanggup melanjutkan jalannya karena ia merasakan perut bagian bawahnya tidak nyaman. Merasa istri kecilnya menghentikan langkahnya, Chandra melihat ke arah Qiana dan mendapati Qiana yang berkeringat. Segera ia duduk dan meminta Qiana untuk naik ke punggungnya. Qiana menolak karena ia takut menjadi tontonan orang-orang yang ada di sana, tetapi Chandra tidak peduli dan mengatakan jika itu adalah perintah. Tentu saja jika itu perintah suaminya, Qiana akan mematuhinya selama bukan ke jalan yang dimurkai Allah.

Chandra menggendong Qiana sampai ke kamar hotel mereka. Kemudian Chandra meninggalkan Qiana dan kembali dengan membawa kantong plastik berisi obat anti nyeri. Chandra juga membuatkan teh untuk Qiana menggunakan fasilitas yang disediakan oleh pihak hotel. Setelah merasa lebih baik, Qiana ke kamar mandi untuk mengganti pem balutnya sebelum merebahkan diri untuk beristirahat.

1
Royani Arofat
sukurlah....
Melki
next Thor
Nurmiati Aruan
lanjut kak
Royani Arofat
apa org yg kenal qiana? alvin? bang toba?
Nurmiati Aruan
ahh siapa itu
Zuny Achmad
lanjut kak
Ari Peny
cp y
Maina Sari
jeng jeng jeng siapa kh?
Arda Pratama
ceritanya bagus
Meymei: Terima kasih dukungannya..
total 1 replies
Arda Pratama
lanjut kak thor
Melki
next Thor
Nunit Chandraleka
Lumayan
Meymei: Terima kasih dukungannya kak..
total 1 replies
Nunit Chandraleka
Biasa
Meymei: Terima kasih dukungannya kak..
total 1 replies
Nurmiati Aruan
lanjut kak
Fitria Arifianto
thor sx'ny up pagi bikin yg baca laper😁
Meymei: lgsg eksekusi kak 😅
total 1 replies
Shakri Aziz
Luar biasa
Meymei: Terima kasih dukungannya kak..
total 1 replies
Yani
Qiana hebat 👍
Rita susilawati
rasa trauma qiana sama kematian sama kyak aku ya...masih takut
TPI ada Alloh yg sllu membimbing n menghilangkan ketakutan itu🤲
Meymei: Alhamdulillah kak.. 👍🏻
total 1 replies
Ari Peny
msh kurang tegas tu buat jogoboyo lengserkan saja
Meymei: kenyataannya gak segampang itu kak, kalau setting tempat Heru bs aj lengser sih 😅
Meymei: kenyataannya gak segampang itu kak, kalau setting tempat Heru bs aj lengser sih 😅
total 2 replies
Melki
next
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!