Siapa yang menyangka jika bryan memiliki papa seorang pengusaha.
setelah meninggalnya ibu yang dia sayangi bryan bersama sahabat yang seperti saudara ke kota mengadu nasib dan kisah mereka akan semakin berwarna.
yuuk ikuti terus kisah bryan sang ahli waris dan selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ahza rumaissa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Kalisya baru akan masuk dan membuka pintu rumahnya, mendengar suara motor dia urungkan niatnya.
Melihat pria yang berdiri di depan nya, wajah kalisya begitu senang dan langsung berlari memeluknya.
"Bryan." kata kalisya memeluk bryan
" Bryan merasa senang sekaligus cemas setelah mendengar tiara menceritakan tentang keluarga kalisya tadi.
Mereka duduk di taman kecil rumah kalisya, tidak ada satpam rumah karena sudah beberapa hari ini mereka di liburkan sementara oleh orang tua kalisya, hanya ada asisten rumah tangga dan suaminya yang kebetulan menjadi tukang kebun.
Mang Udin sekarang merangkap menjadi satpam karena keluarga kalisya juga tidak berada di rumah.
Kalisya sendiri tinggal bersama tante nya, karena masalah perusahaan banyak wartawan atau beberapa orang yang mengganggu.
Sedangkan papa kalisya sendiri menemani istrinya yang berada di rumah sakit karena sakit jantung kumat menghadapi masalah besar membuatnya tidak kuat dan jatuh sakit.
"Aku kemarin ke rumahmu dan kosong, tetangga bilang kamu kuliah di jakarta." kata kalisya
Bryan masih menatap gadis di depannya entah bagaimana dan apa yang kini dia rasakan, masih tersenyum menutupi semua masalah keluarga nya.
" Aku kuliah juga membuka kafe bersama teman teman, lain kali datanglah.! " kata bryan
"Pasti." kata kalisya
"Kay bagaimana kuliahmu.?" tanya bryan
"Baik," kata kalisya
"Kapan akan kembali.?" tanya bryan
"Belum tahu, aku masih mengurusi urusan keluarga yang sedang ada masalah. " kata kalinya
"Semoga semua cepat selesai." kata bryan memegang tangan gadis memberi semangat
Mereka berdua berbincang hingga larut dan berpisah,bryan kembali ke rumah dan kali ini dia mendapatkan no ponsel kalisya kembali.
Rupanya ponsel kalisya yang lama hilang saat berada di luar negeri dan mengganti ponsel,itu sebab nya mereka terputus komunikasi.
Kalisya tersenyum mengingat pertemuan dengan pria yang mengisi hatinya selama ini,setelah semalam berpisah karena sudah larut malam, ciuman mereka juga sangat berkesan bagi kalisya.
Seperti janji bryan mereka akan bertemu kembali sebelum bryan kembali ke kota.
Pagi ini bryan sarapan dengan keluarga riko dan bu indah mengajaknya berbicara, hanya berdua dan sepertinya ada hal yang penting untuk di bicarakan.
" Bryan, beberapa bulan yang lalu aku bertemu dengan seseorang pria." kata indah yang melihat wajah bryan yang masih tenang mendengar kelanjutan percakapan mereka.
"Bagas atmaja, dia ayah mu dan ingin bertemu denganmu." kata indah
Melihat pemuda di depannya terdiam indah merasa tidak nyaman.
"Bukannya ibu ingin ikut campur dengan masalah pribadimu nak, tapi kamu pantas bertemu ayahmu dan berbicara padanya.! " kata indah
Bryan tidak menyangka jika inilah waktunya, saatnya dia bertemu dengan pria yang seharusnya di panggil sebagai ayahnya.
Bukannya tidak suka bertemu dengan ayah kandungnya, tapi bryan merasa hidupnya sudah nyaman sekarang bersama teman temannnya kuliah dan juga mempunyai kafe.
Walaupun penghasilan tidak banyak di banding dengan seorang perusahaan, bagi bryan hidup tenang mempunyai uang secukupnya dari pada pusing bersaing dengan para pebisnis.
Tapi semua sudah terlanjur, bu indah tidak mungkin di salahkan karena memiliki niat baik, toh memang tujuan utama ke kota untuk bertemu ayah kandung nya bagas wijaya selain untuk kuliah.
"ini kartu nama nya, ayahmu menunggu mu untuk menghubunginya. " kata indah yang memberikan sebuah kartu nama dan di situ ada sebuah nomer Ponselnya.
Indah meninggalkan bryan sendiri, sekarang dia merasa lega karena sahabat putranya itu akan bertemu dengan ayahnya.
Indah hanya ingin bryan tidak merasa sendiri, setidaknya dia masih punya ayah dan keluarga besar atmaja lainnya.
Melihat kehidupan pemuda itu yang dulu hanya bersama ibunya mira, membuat indah merasa nelangsa, mereka seperti hanya hidup berdua saja tidak ada sanak saudara lain.
Setelah meninggalnya mira ibunya bryan, indah masih belum mengerti, kepindahan bryan ke kota dan juga perkataan anaknya riko yang mengatakan jika bryan masih mempunyai seorang ayah, indah juga masih belum begitu paham ada apa dengan mira.
Jika dia bersuami mengapa mereka hanya tinggal berdua dengan putranya selama bertahun tahun, tapi semua terjawab setelah pertemuannya dengan bagas atmaja
Walaupun bagas tidak memberitahukan secara detail dan itu juga urusan pribadi mereka, indah hanya ingin membantu bagas atmaja untuk bertemu dengan putranya begitu sebaliknya untuk bryan. .
Walaupun membutuhkan waktu berbulan bulan tapi mungkin inilah waktunya, indah berharap jika bagas atmaja dan bryan mereka harus bertemu.
Sekarang bryan berada di kamarnya, fikiran nya berputar mengenai ayahnya, "haruskah aku melakukannya.?" kata bryan bermonolog sendiri
Bryan menyimpan kartu itu dan berjalan ke luar mencari udara dan siapa tahu semua kegundahan hatinya terlupakan.
Sore ini dia sudah berjanji kepada kak fani untuk menemuinya dan kebetulan selena juga riko sudah ke kafe tempat dulu dia bekerja.
"ini dia yang sudah ditunggu tunggu akhirnya datang," kata fani
Mereka berjabat tangan dan fani memperkenalkan suami dan putranya kepada bryan lalu duduk.
Riko dan selena tersenyum, sepertinya mereka tidak percaya berkumpul kembali di kafe ini, sudah lama dan kenangan bekerja bersama bryan dulu masih sangat hangat dalam ingatan selena.
"Sudah lama sekali." kata selena dalam hati.
Mereka bercengkerama lama, berbicara masa lalu dan membahas semua sampai malam, hari ini bryan banyak tersenyum dengan candaan untuknya di tambah keramaian riko.
Riko selalu membuat semua bahagia, dimanapun ada riko di sana selalu ada gelak tawa dan kebahagiaan.
"Bryan bagaimana dengan mu, sudah memiliki seseorang untuk menambah kebahagiaanmu, hmmm... kekasih.?" tanya fani di akhir kalimat yang ragu.
"pacar, tenang saja. " kata bryan ambigu
fani hanya mengeleng gelengkan kepala nya, pemuda itu memang selalu membuatnya khawatir.
Bryan sendiri berlalu pergi meninggalkan fani mengendarai motornya dan sekarang dia akan bertemu dengan kalisya.
Seperti janjinya mereka akan bertemu kembali sebelum bryan kembali ke kota dan besok dia akan berangkat.
Bryan memakirkan motornya setelah kalisya membukakan pintu gerbang rumahnya dan mempersilahkan pemuda itu duduk.
Sepi.. semua orang sudah berada di kamarnya dan orang tua kalisya masih di rumah sakit.
Kalisya memberikan minuman kepada bryan lalu mereka duduk berdampingan saling memandang tanpa bersuara.
Masih ada kecanggungan di antara mereka setelah ciuman kemarin malam, lama mereka tidak bertemu dan perasaan di hati mereka tidak bisa di bohongi oleh waktu.
"Besok aku akan kembali ke jakarta." kata bryan
"Aku pasti akan sangat merindukanmu " kata kalisya
"Aku cinta padamu kay " kata bryan
"Sejak dulu saat pertama kita bertemu dan pertemuan kali ini aku hanya ingin mengatakan yang belum pernah aku katakan. " kata bryan dengan wajah merona karena ini pertama kali dia menembak seorang gadis.
Rasanya seperti mengangkat besi ber ton ton dan lega setelah meletakkannya besi itu, serta rasa lega karena perasaannya telah terungkapkan untuk sekian lamanya.