NovelToon NovelToon
Takhta Terakhir Endalast Ganfera

Takhta Terakhir Endalast Ganfera

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Balas Dendam / Mengubah Takdir
Popularitas:11.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nabilla Apriditha

— END 30 BAB —

Endalast Ganfera duduk di depan cermin besar di kamarnya, memandangi bayangannya sendiri. Usianya baru menginjak 15 tahun, tetapi di balik mata dan rambut merahnya, ada kedewasaan yang tumbuh terlalu cepat. Malam ini adalah ulang tahunnya, dan istana penuh dengan sorak-sorai perayaan.

Endalast tersenyum, tetapi matanya masih mengamati kerumunan. Di sudut ruangan, dia melihat pamannya, Lurian. Ada sesuatu dalam sikap dan tatapan Lurian yang membuat Endalast tidak nyaman. Lurian selalu tampak ambisius, dan ada desas-desus tentang ketidakpuasannya terhadap kepemimpinan Thalion.

Lurian berpaling dan berbicara dengan bangsawan lain, meninggalkan Endalast dengan perasaan tidak enak. Dia mencoba menikmati perayaan, tetapi kecemasan terus mengganggunya. Tiba-tiba terdengar suara dentuman keras dari luar, oh tidak apa yang akan terjadi??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabilla Apriditha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21: Pertemanan Berlanjut

.......

.......

.......

...——————————...

Dua minggu setelah pelatihan alkemis, Endalast menerima laporan dari sisi timur kerajaan bahwa terjadi musibah banjir. Banjir ini disebabkan oleh lahan miring dan bendungan yang rusak, membuat air meluap dan merendam beberapa desa. Laporan tersebut menggambarkan kerusakan parah pada infrastruktur dan ancaman terhadap keselamatan warga.

Endalast segera mengadakan rapat darurat dengan para penasehatnya untuk membahas langkah-langkah yang harus diambil. Di dalam ruangan rapat, suasana tegang terasa saat Sir Alven, Sir Cedric, Jendral Eron, dan Sir Arlon berdiskusi dengan penuh kecemasan.

“Tuanku, tempat itu belum stabil. Mengutus prajurit untuk membantu adalah opsi terbaik saat ini,” saran Sir Alven dengan nada serius.

Namun, Endalast tidak setuju. “Saya tidak akan membahayakan orang lain dengan mengutus mereka ke tempat yang belum stabil. Saya akan meninjau sendiri situasinya.”

Sir Alven menarik napas panjang. “Tapi, Tuanku, Anda adalah pemimpin negeri ini. Keselamatan Anda sangat penting bagi kita semua.”

Sir Cedric dan Jendral Eron saling berpandangan, menyadari bahwa keputusan Endalast tidak mudah digoyahkan. Mereka sudah hafal dengan sikap rajanya yang selalu mendahulukan kepentingan rakyatnya.

Jendral Eron, yang selama ini mengagumi keberanian Endalast, tersenyum kecil. “Endalast, kamu benar-benar sama seperti pertama kali kita bertemu. Kamu tidak pernah menyusahkan siapapun dan selalu turun langsung untuk menolong. Saya salut dengan keberanian dan dedikasimu.”

Endalast mengangguk. “Terima kasih, Jendral. Keberadaan kita di sini adalah untuk melindungi rakyat, dan itulah yang akan kita lakukan.”

Setelah memastikan rencana perjalanan, Endalast bersama rombongan kecil yang terdiri dari Sir Alven, Sir Cedric, Jendral Eron, dan Sir Arlon berangkat menuju lokasi banjir. 

Perjalanan mereka melewati medan yang sulit, namun tekad Endalast untuk melihat situasi langsung memberikan semangat bagi rombongan.

Sesampainya di lokasi, pemandangan yang mereka temui cukup memilukan. Desa-desa terendam air, rumah-rumah hancur, dan warga terlihat panik dan kebingungan. Endalast segera mendekati salah satu warga yang sedang mencoba menyelamatkan barang-barangnya.

“Apa yang terjadi di sini?” tanya Endalast dengan penuh perhatian.

Warga tersebut terkejut melihat pemimpinnya datang langsung ke desanya, dia kemudian menjelaskan dengan suara gemetar. “Bendungan di atas sana rusak, Tuanku. Air meluap dan merendam desa kami. Kami tidak tahu harus berbuat apa.”

Endalast mengangguk mengerti. “Tenang, kami di sini untuk membantu. Saya akan segera meninjau bendungan tersebut dan mencari solusi.”

Warna nampak terharu dengan kedatangan dan respon cepat Endalat, mereka mendekat dan mulai berterimakasih. "Tuan anda benar-benar mirip dengan mendiang ayah anda, raja Thalion dulu yang membangun bendungan itu dan sekarang anda yang menyempurnakannya." 

Sempat terdiam Endalast segera tersenyum. "Saya senang bahwa kepemimpinan saya sangat bermanfaat bagi rakyat Ganfera, terimakasih telah mempercayai saya."

Endalast dan rombongannya kemudian bergerak menuju bendungan yang rusak. Mereka menemukan bahwa bendungan tersebut tidak hanya rusak parah, tetapi juga membutuhkan perbaikan segera untuk mencegah banjir lebih lanjut.

Setelah meninjau situasi, Endalast memerintahkan para prajurit untuk segera memperbaiki bendungan sementara tim medis membantu warga yang terluka dan terdampak. Dengan sigap, mereka bekerja bersama-sama, menunjukkan kerjasama yang solid di bawah kepemimpinan Endalast.

Selama proses perbaikan, Endalast tidak hanya memberikan perintah, tetapi juga turut serta dalam pekerjaan fisik. Dia mengangkat batu, membantu menyusun karung pasir, dan memotivasi semua orang di sekitarnya. Keberadaannya memberikan semangat baru bagi para prajurit dan warga.

Setelah beberapa hari bekerja keras, bendungan berhasil diperbaiki dan air mulai surut. Warga desa yang sebelumnya panik kini mulai merasa lega dan berterima kasih atas bantuan Endalast dan timnya.

Endalast tidak berhenti di situ. Dia menyadari bahwa banjir ini adalah akibat dari pengelolaan lingkungan yang buruk. Setelah kembali ke istana, dia mengadakan rapat dengan para penasehat dan ahli lingkungan untuk membahas kebijakan baru.

“Kita harus melindungi hutan dan sungai dari kerusakan,” kata Endalast dengan tegas. “Saya tidak ingin ada kejadian seperti ini lagi di masa depan. Kita perlu meluncurkan program reboisasi dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.”

Sir Arlon, yang selalu mendukung langkah-langkah proaktif Endalast, setuju. “Saya setuju, Tuanku. Kita perlu menjaga kelestarian alam demi masa depan yang lebih baik.”

Rapat tersebut menghasilkan beberapa kebijakan penting, di antaranya adalah:

Program Reboisasi: Menanam kembali pohon di area hutan yang telah gundul untuk mencegah erosi tanah dan melindungi ekosistem.

Pengelolaan Sumber Daya Alam Berkelanjutan: Mengatur pemanfaatan sumber daya alam agar tidak merusak lingkungan.

Pengawasan Bendungan dan Infrastruktur: Memastikan bendungan dan infrastruktur lainnya diperiksa secara berkala untuk mencegah kerusakan.

Edukasi Lingkungan: Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan cara-cara sederhana untuk melakukannya.

Kebijakan-kebijakan ini diumumkan kepada rakyat dengan harapan mereka akan turut serta dalam menjaga kelestarian alam. 

Endalast juga mengajak para pemimpin desa untuk berperan aktif dalam program-program ini, memastikan bahwa semua pihak bekerja sama demi masa depan yang lebih baik.

Beberapa bulan kemudian, hasil dari kebijakan ini mulai terlihat. Program reboisasi berhasil menghijaukan kembali beberapa area hutan yang sebelumnya gundul. 

Bendungan dan infrastruktur lainnya dalam kondisi yang lebih baik berkat pengawasan yang ketat. Masyarakat juga mulai lebih sadar akan pentingnya menjaga lingkungan.

Endalast merasa puas dengan hasil yang dicapai. Namun, dia tahu bahwa pekerjaan ini tidak pernah selesai. Sebagai pemimpin, dia harus terus berusaha untuk melindungi rakyatnya dan lingkungan tempat mereka tinggal.

Suatu hari, saat Endalast sedang berkeliling melihat hasil program reboisasi, dia bertemu dengan seorang anak kecil yang sedang menanam pohon.

“Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Endalast dengan lembut.

Anak itu tersenyum dan menjawab, “Saya menanam pohon, Tuanku. Saya ingin membantu menjaga hutan ini agar tetap hijau.”

Endalast merasa tersentuh oleh semangat anak tersebut. “Kamu melakukan pekerjaan yang hebat. Teruslah berusaha dan jangan pernah menyerah.”

Anak itu mengangguk dengan semangat. “Terima kasih, Tuanku. Saya akan terus menanam pohon dan menjaga hutan ini.”

Endalast tersenyum, merasa harapan masa depan Ganfera ada di tangan generasi muda seperti anak tersebut. Dengan kebijakan konservasi lingkungan yang kuat dan dukungan dari rakyatnya, dia yakin bahwa Ganfera akan terus berkembang dan makmur dalam keseimbangan dengan alam.

Perjalanan Endalast dalam melindungi rakyatnya dan menjaga lingkungan tidak akan pernah berakhir. Namun, dia siap menghadapi setiap tantangan dengan tekad dan keberanian yang sama seperti yang selalu dia tunjukkan. 

Ganfera akan terus maju, menjadi negeri yang sejahtera dan lestari di bawah kepemimpinan Endalast yang bijaksana.

...——————————...

Suatu pagi, Endalast sedang berada di ruang kerjanya, meninjau berbagai laporan dari seluruh penjuru Ganfera, ketika seorang pengawal masuk dengan membawa sebuah pesan.

"Tuanku, pesan dari Kerajaan Verqeon," kata pengawal itu dengan hormat.

Endalast menerima pesan tersebut dan membacanya dengan seksama. Pesan itu menyatakan bahwa Raja Reon telah menetapkan hari bagi prajurit Verqeon untuk berangkat ke Ganfera guna memulai pelatihan militer. 

Mengetahui hal ini, Endalast segera mengumpulkan para penasehat dan komandan militer untuk mempersiapkan kedatangan tamu-tamu dari Verqeon.

"Saya baru saja menerima pesan dari Raja Reon. Prajurit Verqeon akan segera tiba di Ganfera untuk pelatihan militer bersama kita," kata Endalast memulai pertemuan.

Endalast menerima pesan singkat dari Kerajaan Verqeon, yang menetapkan hari untuk berangkat ke Kerajaan Ganfera guna melakukan pelatihan prajurit. Dengan berita ini, Endalast segera mempersiapkan prajurit-prajuritnya. 

Di hadapan para prajurit dan pejabat penting kerajaan, Endalast memberikan informasi dan petunjuk untuk kerja sama dengan Verqeon.

Endalast menjelaskan dengan tegas, "Ini adalah bentuk timbal balik. Tidak lama ini kita telah mendapatkan ilmu pengetahuan besar di bidang pengobatan dari mereka."

"Sekaranglah waktunya kita membalas budi dengan pelatihan prajurit. Kerajaan Ganfera harus menunjukkan bahwa kita adalah salah satu yang terbaik dalam segi pertempuran dan pelatihan."

Para prajurit mengangguk, mata mereka bersinar dengan semangat. Jendral Eron menambahkan, "Ini adalah satu usaha untuk bertukar ilmu. Kerajaan Verqeon maju di bidang pengobatan dan kita sudah mendapatkannya, sekarang giliran kita membalas budi dengan pelatihan prajurit."

Beberapa hari kemudian, rombongan dari Kerajaan Verqeon tiba di Ganfera. Namun, ternyata bukan Raja Reon yang datang bersama rombongan prajurit, melainkan Pangeran Jatra. Endalast terkejut melihat Jatra turun dari kuda dengan senyum lebar di wajahnya.

"Endalast!" sapa Jatra dengan hangat. "Aku yang mengambil alih kegiatan pelatihan ini. Kupikir ini akan sangat seru, dan kita bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama."

Endalast segera menyapa Jatra dengan baik. "Pangeran Jatra, senang melihatmu lagi. Aku yakin prajurit-prajurit kita akan mendapatkan banyak manfaat dari pelatihan ini."

Endalast memperkenalkan Jatra kepada Sir Arlon, penasehat utamanya, serta Sir Alven, Sir Cedric, dan Jenderal Eron yang akan memimpin proses pelatihan. Mereka semua menyambut Jatra dengan hormat.

"Selamat datang di Ganfera, Pangeran Jatra," kata Sir Arlon. "Kami sangat menghargai kehadiranmu di sini."

Pangeran Jatra tersenyum. "Terima kasih, Sir Arlon. Aku juga sangat antusias untuk memulai pelatihan ini dan belajar bersama kalian."

Proses pelatihan pun dimulai. Prajurit-prajurit Ganfera berlatih bersama prajurit-prajurit Verqeon di bawah pengawasan ketat Jatra dan para pemimpin militer Ganfera. Latihan melibatkan berbagai aspek, mulai dari strategi pertempuran, teknik bertarung, hingga taktik kelompok.

Selama pelatihan, Endalast mengamati dengan seksama. Dia menyaksikan bagaimana prajurit-prajuritnya bekerja keras mengajarkan setiap hal kepada prajurit Verqeon. 

Dia juga melihat bagaimana Pangeran Jatra memimpin dengan kehangatan dan keterampilan, membuat pelatihan terasa seperti pertukaran budaya yang harmonis.

Suatu hari, saat istirahat siang, Endalast dan Jatra duduk bersama di bawah naungan pohon besar. Mereka berbincang tentang berbagai hal, mulai dari pengalaman pribadi hingga harapan mereka untuk masa depan kerajaan masing-masing.

"Endalast," kata Jatra, "Aku sangat kagum dengan dedikasimu. Meski kamu seorang raja, kamu selalu terjun langsung dalam setiap kegiatan. Tidak banyak pemimpin yang seperti itu."

Endalast tersenyum. "Aku percaya bahwa seorang pemimpin harus memahami segala aspek kehidupan rakyatnya. Dengan begitu, kita bisa membuat keputusan yang tepat dan bermanfaat bagi semua."

Jatra mengangguk setuju. "Kamu benar. Aku belajar banyak darimu, Endalast. Aku berharap kita bisa terus bekerja sama dan saling mendukung."

"Begitu juga denganku, Jatra," balas Endalast. "Aku merasa hubungan antara Ganfera dan Verqeon akan semakin kuat dengan adanya kerja sama ini."

Malam itu, Endalast mengadakan jamuan makan malam untuk menyambut rombongan Verqeon. Dalam pidatonya, dia menyampaikan rasa terima kasih dan harapannya untuk masa depan yang lebih baik bagi kedua kerajaan.

"Kerja sama kita ini bukan hanya tentang pelatihan prajurit," kata Endalast. "Ini adalah langkah awal menuju hubungan yang lebih erat dan saling mendukung antara Ganfera dan Verqeon. Mari kita terus bekerja sama demi kebaikan dan kemajuan bersama."

Pangeran Jatra juga memberikan pidato singkat. "Kami sangat berterima kasih atas sambutan hangat dari Ganfera. Kami berharap kerja sama ini akan terus berkembang dan membawa manfaat besar bagi kedua kerajaan."

Jamuan makan malam itu berlangsung dengan meriah. Para prajurit dari kedua kerajaan berbincang dan berbagi cerita, menciptakan ikatan yang lebih kuat. Endalast dan Jatra duduk berdampingan, menikmati suasana kebersamaan yang penuh semangat.

Selama beberapa minggu berikutnya, pelatihan terus berlangsung dengan intensitas tinggi. Prajurit-prajurit Verqeon semakin terampil dan percaya diri, sementara prajurit-prajurit Ganfera juga mendapatkan wawasan baru dari rekan-rekan mereka dari Verqeon.

Saat sesi pelatihan berlangsung, Pangeran Jatra terus mengamati dengan seksama kemajuan prajurit-prajurit Ganfera. Dia merasa sangat kagum dengan metode efektif yang digunakan serta berbagai strategi yang diterapkan. 

Endalast sering mendampinginya, memberikan penjelasan dan menunjukkan berbagai taktik yang digunakan oleh Jenderal Eron dan timnya.

"Endalast, prajurit-prajuritmu luar biasa," kata Jatra dengan nada penuh kekaguman. "Metode pelatihan mereka sangat efektif, dan strategi yang digunakan benar-benar mengesankan."

Endalast tersenyum bangga. "Terima kasih, Jatra. Kami selalu berusaha untuk mengembangkan teknik dan taktik baru. Jenderal Eron memainkan peran besar dalam hal ini. Dia sangat ahli dalam merancang strategi."

Jatra mengangguk setuju. "Aku bisa melihat itu. Jenderal Eron memiliki bakat yang luar biasa. Sejujurnya, jika kerajaan kami berselisih dengan Ganfera, aku pasti akan kalah dalam satu hari. Itu akan menjadi bencana bagi Verqeon."

Mendengar itu, Endalast tertawa lepas, sesuatu yang jarang dilakukan olehnya. "Jatra, jangan terlalu merendahkan dirimu. Verqeon juga memiliki banyak kelebihan, terutama dalam bidang pengobatan."

Jatra tertegun melihat Endalast yang selalu serius bisa tertawa lepas seperti sekarang. "Kamu tahu, Endalast, ini pertama kalinya aku melihatmu tertawa seperti ini. Biasanya kamu terlihat begitu serius."

Endalast mengangguk sambil tersenyum. "Memimpin sebuah kerajaan memang membutuhkan keseriusan, tapi terkadang kita perlu sedikit melepaskan diri dari tekanan."

Jatra tersenyum kembali. "Aku setuju. Kita harus bisa menikmati momen-momen kecil seperti ini. Lagipula, hubungan antara Verqeon dan Ganfera akan semakin kuat dengan adanya kerja sama ini."

Hari-hari berikutnya, Jatra terus belajar dari Jenderal Eron dan para prajurit Ganfera. Dia terlibat langsung dalam latihan, mempelajari teknik bertarung dan strategi yang digunakan oleh prajurit Ganfera. 

Jatra merasa sangat terinspirasi oleh dedikasi dan semangat yang ditunjukkan oleh para prajurit.

Suatu sore, saat latihan selesai, Jatra dan Endalast berjalan-jalan di sekitar kamp pelatihan. Mereka berbincang tentang berbagai hal, termasuk tantangan yang dihadapi oleh masing-masing kerajaan.

"Endalast, aku belajar banyak dari pelatihan ini," kata Jatra. "Aku sangat terkesan dengan cara prajurit-prajuritmu berlatih dan bekerja sama. Aku yakin, dengan kerja sama seperti ini, kita bisa menghadapi tantangan apa pun di masa depan."

Endalast mengangguk. "Aku juga merasa demikian, Jatra. Kita harus terus bekerja sama dan saling mendukung. Dengan begitu, kita bisa menciptakan masa depan yang lebih baik bagi rakyat kita."

Malam itu, Endalast mengundang Jatra untuk makan malam di istana. Mereka duduk di meja panjang yang penuh dengan hidangan lezat. Selama makan malam, mereka berbincang tentang masa depan kerja sama antara Ganfera dan Verqeon.

"Jatra, aku ingin tahu lebih banyak tentang rencana Verqeon di masa depan," kata Endalast. "Apa yang menjadi fokus utama kerajaanmu saat ini?"

Jatra mengambil sedikit waktu untuk berpikir sebelum menjawab. "Fokus utama kami saat ini adalah memperkuat sistem kesehatan dan pendidikan. Kami percaya bahwa kesehatan dan pendidikan adalah kunci untuk masa depan yang lebih baik. Selain itu, kami juga berusaha meningkatkan hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan lain."

Endalast mengangguk setuju. "Itu adalah tujuan yang sangat baik. Kami di Ganfera juga memiliki fokus yang sama. Pendidikan dan kesehatan adalah prioritas utama kami. Kami juga berusaha untuk menjaga hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan tetangga."

Pembicaraan mereka terus berlanjut, membahas berbagai aspek pemerintahan dan kepemimpinan. Endalast merasa sangat nyaman berbicara dengan Jatra, yang memiliki pandangan yang serupa tentang banyak hal.

Saat malam semakin larut, Jatra mengucapkan terima kasih kepada Endalast atas keramahan dan kerja samanya. "Endalast, terima kasih atas semua ini. Aku merasa sangat dihargai di sini. Kerja sama kita ini adalah langkah besar untuk masa depan kedua kerajaan kita."

Endalast tersenyum. "Terima kasih juga, Jatra. Kehadiranmu di sini membawa banyak hal positif. Aku yakin, dengan kerja sama ini, kita bisa menciptakan masa depan yang lebih baik bagi rakyat kita."

Keesokan harinya, latihan dilanjutkan dengan intensitas yang sama. Jatra dan para prajurit Verqeon terus belajar dari prajurit-prajurit Ganfera. Mereka berlatih bersama, saling mendukung dan membangun hubungan yang kuat.

Endalast sering mengamati dari kejauhan, merasa bangga dengan kemajuan yang dicapai oleh prajurit-prajuritnya. Dia juga merasa bersyukur memiliki teman seperti Jatra, yang membawa banyak inspirasi dan semangat positif.

Suatu hari, saat latihan hampir selesai, Jatra mendekati Endalast dengan senyum lebar di wajahnya. "Endalast, aku ingin mengucapkan terima kasih sekali lagi atas semua ini. Aku telah belajar banyak dan merasa sangat terinspirasi oleh prajurit-prajuritmu."

Endalast tersenyum. "Jatra, aku juga merasa sangat senang dengan kerja sama ini. Aku yakin, dengan adanya pertukaran ilmu seperti ini, kita bisa menciptakan masa depan yang lebih baik."

Jatra mengangguk. "Benar sekali. Kita harus terus menjaga hubungan ini dan saling mendukung. Aku berharap kita bisa melakukan lebih banyak kerja sama di masa depan."

Endalast mengangguk setuju. "Pasti, Jatra. Kita akan terus bekerja sama demi kebaikan kedua kerajaan kita."

Latihan pun berakhir dengan sukses. Para prajurit Verqeon merasa sangat puas dengan pengalaman yang mereka dapatkan di Ganfera. Mereka membawa pulang banyak pengetahuan baru dan kenangan indah.

1
Carletta
keren
RenJana
lagi lagi
Lyon
next episode
Candramawa
up
NymEnjurA
lagi lagi
Ewanasa
up up
Alde.naro
next update
Sta v ros
keren bener
! Nykemoe
cakep up up
Kaelanero
bagus banget
AnGeorge
cakep
Nykelius
bagus top
Milesandre``
lagi thor
Thea Swesia
up kakak
Zho Wenxio
kece up
Shane Argantara
bagus
☕️ . . Maureen
bagus banget ceritanya
Kiara Serena
bagus pol
Veverly
cakep
Nezzy Meisya
waw keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!