NovelToon NovelToon
INTROSPEKSI

INTROSPEKSI

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst / Cinta pada Pandangan Pertama / Menjadi Pengusaha
Popularitas:9.7k
Nilai: 5
Nama Author: Detia Fazrin

Intrspeksi adalah kisah tentang Aldo dan Farin, pasangan yang telah bersama sejak SMA dan berhasil masuk universitas yang sama. Namun, hubungan mereka mulai terasa hambar karena Farin terlalu fokus pada pendidikan, membuat Aldo merasa kesepian.

Dalam pencarian kebahagiaan, Aldo berselingkuh dengan Kaira. Ketika Farin mengetahui perselingkuhan tersebut, dia melakukan introspeksi dan berusaha memperbaiki dirinya. Meskipun begitu, Farin akhirnya memilih untuk melepaskan Aldo, dan memulai hubungan baru dengan seseorang yang lebih menghargainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Detia Fazrin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dilema Cinta

...»»————> Perhatian<————««...

...Tokoh, tingkah laku, tempat, organisasi profesi, dan peristiwa dalam cerita ini adalah fiktif dan dibuat hanya untuk tujuan hiburan, tanpa maksud mengundang atau mempromosikan tindakan apa pun yang terjadi dalam cerita. Harap berhati-hati saat membaca....

...**✿❀ Selamat Membaca ❀✿**...

Selanjutnya

“Ayo, Do. Sepedanya sudah siap?” tanya Farin, masih dengan sikap yang sama, seolah-olah tidak ada yang salah.

“Sudah, yuk kita jalan,” Aldo mengangguk. Mereka berdua pergi meninggalkan teman-teman mereka yang masih tercengang melihat kejadian ini. Farin dan Aldo keluar dari kampus, menyusuri jalan menuju kota tua.

Sepanjang perjalanan, Aldo merasa semakin canggung. Hatinya bergejolak, antara merasa bersalah terhadap Farin dan kebingungan karena sikapnya yang terlihat sangat tenang. Farin, di sisi lain, berusaha keras menyembunyikan kekecewaannya. Dalam benaknya, dia sudah merencanakan semuanya dengan baik. Jika Aldo masih bermain-main dengan perasaan orang lain, dia akan benar-benar melepaskannya.

Setelah mereka sampai di taman kota tua, Farin berhenti dan menatap Aldo dengan tatapan lembut. “Do, aku tahu kita jarang punya waktu untuk bersama seperti ini. Tapi aku pengen kita memanfaatkan waktu yang ada, sesuai keinginan kita, walaupun sebentar. Kita bisa berkeliling taman ini dulu, baru duduk di bangku taman nanti,” ucap Farin sambil mengatur napasnya.

Aldo mengangguk lagi. Mereka mulai mengayuh sepeda menyusuri jalur-jalur taman. Suasana sore yang tenang, dengan sinar matahari yang mulai redup, membuat momen ini terasa damai—namun di hati Aldo, rasa bersalah makin berat.

Setelah beberapa putaran, mereka memutuskan untuk berhenti di salah satu bangku yang menghadap ke air mancur. Farin duduk dan memandang air mancur itu dengan senyum tipis. Aldo duduk di sebelahnya, diam, menunggu apa yang akan dibicarakan Farin.

“Do, apa kamu bahagia?” tanya Farin tiba-tiba, matanya tetap menatap air mancur.

Pertanyaan itu membuat Aldo terkejut. “Bahagia? Tentu, Rin. Kenapa kamu tanya begitu?”

Farin akhirnya menoleh ke Aldo, tatapannya lembut tapi penuh makna. “Aku cuma ingin tahu, apakah selama ini kamu merasa cukup dengan hubungan kita?”

Aldo menelan ludah. “Kenapa kamu tiba-tiba nanya soal itu? Apakah ada yang salah?” Dia mulai merasa ada sesuatu yang akan terjadi.

“Aku hanya merasa... belakangan ini kita semakin jauh. Aku terlalu sibuk, kamu juga... terlihat sibuk. Tapi aku pikir, mungkin kamu punya alasan lain selain itu,” kata Farin, suaranya tetap tenang, namun setiap kata mengandung sesuatu yang lebih dalam.

Aldo terdiam sejenak, mencari kata-kata yang tepat. “Rin, aku... tahu kita sama-sama sibuk, tapi itu bukan berarti aku nggak peduli sama kamu.”

Farin menatapnya lekat-lekat, mencoba mencari kejujuran di balik kata-kata Aldo. “Aku harap memang begitu, Do. Karena aku memberikan waktu buat kita sekarang. Aku ingin tahu, apakah kita masih bisa bertahan.”

Aldo merasa hatinya mencelos. Dia tahu apa maksud Farin, tapi dia terlalu takut untuk mengakui kesalahannya.

“Aku sayang sama kamu, Rin. Aku benar-benar nggak mau kehilangan kamu,” kata Aldo, meskipun di dalam hatinya dia tahu perasaannya pada Kaira tak bisa diabaikan begitu saja.

Farin tersenyum tipis, tapi tidak ada keceriaan di balik senyum itu. “Do, aku sayang kamu juga, tapi kamu harus jujur sama dirimu sendiri. Apa kamu benar-benar bahagia hanya dengan aku?”

Pertanyaan itu menggantung di udara. Aldo tidak menjawab dengan cepat. Matanya tertuju ke arah taman, seolah-olah mencari jawaban di balik dedaunan yang bergoyang pelan tertiup angin.

Farin menghela napas panjang. Dia tahu Aldo mungkin tidak akan bisa memberikan jawaban yang jujur sekarang. Tapi dia tidak butuh jawaban saat ini. Dia hanya perlu waktu.

“Aku akan memberimu waktu, Do. Waktu untuk berpikir. Aku akan menunggu sampai kamu benar-benar tahu apa yang kamu inginkan. Tapi jika kamu terus seperti ini... aku akan pergi.” Farin berkata dengan tenang, tetapi tegas. Kata-katanya bagaikan pisau yang perlahan-lahan mengiris hati Aldo.

“Rin, jangan bicara seperti itu. Aku janji akan berubah,” Aldo mencoba meraih tangan Farin, tapi Farin menepisnya lembut.

“Kamu nggak perlu janji sekarang, Do. Aku hanya ingin kamu berpikir dengan jujur tentang perasaanmu,” jawab Farin. Dia kemudian bangkit dari duduknya. “Ayo, kita pulang. Aku rasa cukup jalan-jalannya untuk hari ini.”

Aldo hanya bisa diam, mengikuti langkah Farin yang mulai berjalan meninggalkan taman. Dia merasa hatinya semakin berat, terjebak dalam kebingungan antara cintanya pada Farin dan ketertarikannya pada Kaira. Namun satu hal yang pasti, dia tidak ingin kehilangan Farin.

Di sisi lain, Farin sudah memutuskan dalam hatinya. Dia akan menunggu, tapi tidak selamanya. Jika Aldo masih terus bermain-main, dia akan mengakhiri semuanya dan menemukan jalannya sendiri, tanpa Aldo.

...***...

Aldo dan Farin bersepeda pelan menyusuri jalanan Kota Tua, menikmati angin sore yang sejuk. Meski suasana di sekeliling mereka begitu tenang, hati Aldo dipenuhi kebingungan. Setiap kali dia melihat Farin tersenyum dan bercerita tentang bisnis kuenya, dia merasa bersalah. Farin adalah sosok yang selalu mendukungnya sejak mereka berpacaran di masa SMA, namun kini, hatinya tersangkut pada orang lain—Kaira.

Mereka akhirnya sampai di apartemen Farin, tempat di mana Aldo biasa mengantar pacarnya pulang. Sebelum turun dari sepedanya, Farin menyeka sedikit keringat di dahinya, tersenyum ceria, dan menyapa Aldo yang tampak canggung.

"Kamu haus?" tanya Farin sambil mengeluarkan botol minum dari tasnya dan memberikannya pada Aldo.

Aldo tersenyum tipis, mengambil botol tersebut. "Iya, lumayan," jawabnya singkat.

Farin menatapnya sebentar sebelum memecahkan kesunyian, "Tadi di Kota Tua, aku tahu mungkin kita merasa canggung, ya. Tapi, aku nggak mau ada yang merasa aneh atau beban," ucapnya sambil tersenyum lembut.

Aldo tidak tahu harus berkata apa. Di satu sisi, dia merasa lega karena Farin tampaknya tidak curiga apa-apa, namun di sisi lain, rasa bersalah terus menghantuinya. Farin tidak pantas diperlakukan seperti ini, pikirnya.

Farin pun melanjutkan, "Aku mau kasih kabar baik ke kamu. Aku mulai serius untuk menjalankan bisnis kecil-kecilanku, kuenya tadi kan aku bawa buat uji coba. Aku harap ini bisa jadi awal yang bagus."

Aldo tertegun sesaat, “Kamu serius nih? Padahal kamu sibuk banget sama organisasi, kok malah mau tambah kesibukan?”

Farin menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. “Aku pikir-pikir lagi, aku nggak bisa terus-menerus sibuk di organisasi. Ada kalanya aku harus mencoba hal baru, jadi aku memutuskan untuk keluar dari beberapa organisasi. Aku akan punya lebih banyak waktu luang sekarang.”

Perkataan Farin membuat Aldo bertanya-tanya lebih dalam. "Terus, gimana sama beasiswa yang kamu kejar? Apa nggak takut bisnis ini mengganggu?”

1
Devliandika
keren kak,, baru mampir kesini,, salam kenal kak.. 😊🙏
saling follow boleh kak🙏😊
Devliandika: siap kak.. 🤗
Fa🍁: iya salam, ok folback ya
total 2 replies
Nayla Nazafarin
jodohnya masih abu2,
yura nanti lama2 ky kayra
RN
hmm... takutnya nanti kayra jatuh cinta sama Hans...ooohhh... tidak 🙅
Tika
Sedih y
RN
semangat babang Hans 💪💪
Fa🍁
penasaran katanya
Fa🍁
🥲
RN
dasar tidak punya malu s kayra ini 😡
Nayla Nazafarin
jelaslah kmu g bisa bikin farin kebakaran jenggot,krn dia udah persiapan sebelum mundur..
Fa🍁: betul-betul
total 1 replies
Nayla Nazafarin
Aldo2..harusnya kmu itu INTROSPEKSI DIRI!!!bukn malah nyalahin orang,siapa suruh kmu ikut tarohan!!!
Nayla Nazafarin
udahlah nobar sma Hans aj..
Nayla Nazafarin
suka gaya lo Hans..jngn kecewain aq y..
Nayla Nazafarin
ayo hans tegakkan keadilan&kebenaran!! suruh farin membuka mata&hatinya!!
Nayla Nazafarin
aq berharap pas nonton bareng farin ktemu aldo&kaira,jngn terus mnjd bodoh..farin
Nayla Nazafarin
mual sma pmikiran aldo..egois bngt
Nayla Nazafarin
lepasin aj aldo farin..untuk ap laki ky gitu di pertahanin
Nayla Nazafarin
y ampun Hans..
RN
GK sadar,, padahal dia yg mengkhianati farin kok bisa2 y nyalahin orang...hmm enaknya d apain s Aldo ini 😡
Fa🍁: Diapain ya 🤔
total 1 replies
Musri
yess....yess....yess...rasain tu aldo,mng enak sakit hati🤭🤣🤣
Fa🍁: Gak enak kata si Aldo
total 1 replies
Nur Janna
kamu akan tau sakit ya itu kehilangan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!