Jatuh Cinta Pada Saudara Tiri

Setelah operasi selesai, Amanda di bawa keluar dari ruang operasi yang dingin itu dengan seluruh tubuh nya yang sudah di tutupi oleh kain putih, Reza yang melihat nya menghentikan dokter yang membawa Amanda, karena sebelum semua nya di urus, Amanda harus berada di dalam kamar jenazah.

" Berhenti dokter, tolong berikan lima menit untuk saya melihat istri saya " menahan tempat tidur yang digunakan untuk membawa Amanda

Dokter menatap Reza " baik pak, kami bisa melihat betapa istri bapak sangat mencintai bapak, dia rela menahan rasa sakit selama dua puluh menit asal bapak menerima telpon dari nya, dia menahan nya tanpa berkata apa-apa, dia hanya sesekali bertanya, apakah suami saja menjawab telpon nya dokter?, itu yang dia tanya "

Reza menatap dokter tersebut dengan mata yang penuh air mata, dia mengingat kejadian saat dia bersenang-senang bersama Talia, ternyata Amanda di sini menahan rasa sakit dan menunggu nya, Amanda menunggu jawaban dari nya.

" Dokter boleh saya buka kain nya? " menatap dokter

" Tentu saja, badan nya masih panas, karena dia mengembuskan nafas terakhir, baru sepuluh menit yang lalu " menatap jam tangan nya

Reza perlahan membuka kain putih yang kini menutupi Amanda, saat dia membuka nya, dia melihat wajah wanita yang dia cintai dan juga yang sudah ia khianati, wanita yang berjuang untuk melahirkan anak nya, wanita yang menjaga kesehatan demi anak nya, dan wanita yang selalu berada di rumah sakit, karena tidak ingin menganggu nya dalam mengerjakan pekerjaan kantor nya, kini wanita itu sudah terbaring tak bernyawa.

" Amanda, bangun Amanda, Kevin butuh kamu Manda, aku ngak bisa merawat bayi Amanda, Amanda buka mata mu, Kevin sudah lahir dengan sehat kini giliran mu untuk membuka mata, Amanda... Ku mohon " menangis di atas tubuh Amanda yang sudah tak bernyawa

Talia yang sedang berjalan mendekati Reza yang sedang tersedu-sedu menangis, Talia menjatuhkan tas yang ia pegang, dia berjalan mendekati Amanda dan Reza, sembari mengingat semua kenangan yang mereka lalui bersama.

Talia masih ingat dengan jelas, saat pertama kali dia bekerja di rumah sakit ini, tidak ada satu orang pun yang mau berteman dengan nya, karena dia ada masalah di rumah sakit lama nya, namun di saat semua orang menjauhi nya, Amanda datang dan memberikan tangan nya untuk Talia.

Talia merasa sangat menyesal, karena Amanda hanya ingin dia menjadi dokter yang akan membantu nya bersalin, namun apa ini? dia malah bersenang-senang bersama suami sahabat nya, membiarkan sahabat nya menahan rasa sakit itu dan kini dia sudah tak bernyawa lagi.

Talia mendekati Amanda dan menatap wajah nya, mengelus kepala Amanda " Amanda? Kau bilang aku yang akan membantu mu melahirkan, aku kan Amanda? kenapa kau tidur? ayo kita ke dalam, aku akan membantu Amanda, ku mohon Amanda beri aku kesempatan " menangis di atas tubuh Amanda bersama dengan Reza

Dokter menatap Talia " dokter Talia? Amanda meminta kami untuk mencari mu saat dia merasakan Kontraksi, namun saat itu kau tidak ada di ruangan " jelas dokter yang menggantikan Talia

Talia menangis " aku minta maaf Amanda, ayo marahi aku Amanda, ku mohon Amanda sadarlah, aku di sini sekarang Amanda " menggoyangkan tubuh Amanda yang sudah terbaring di atas ranjang

Dokter menatap jam tangan nya " kita harus membawa nya ke kamar jenazah, untuk bapak Reza, bisa urus semua dokumen dan juga anak bapak saat ini sedang berada di ruang inkubator, karena di perlukan perawatan khusus untuk nya " meminta suster untuk membawa Amanda ke kamar jenazah

Talia dan Reza hanya menatap ranjang yang di tiduri Amanda itu mulai menjauh, hingga Reza sadar ada sebuah kertas yang sudah di tulis Amanda untuk dirinya, kertas itu Reza simpan di dalam saku nya, sekarang dia ingin bertemu dengan Kevin.

Reza menatap Kevin dari luar jendela, anak nya yang lahir dengan sehat dan sangat tampan, itu mirip dengan dirinya, membuat nya merasa sakit karena tak bisa menyelamatkan ibunya yang tangguh, yang sudah menahan rasa sakit nya, demi anak yang ada di dalam rahim nya.

" Kevin sayang, ayah tidak akan berbohong pada mu nak, ayah akan menceritakan tentang ibu mu yang sangat kuat itu, kau beruntung lahir dari dalam rahim nya nya, dia adalah sosok ibu yang di inginkan semua anak di dunia ini ... "

Talia datang dan berdiri di samping Reza " dia adalah ibu yang rela mengorbankan segala nya demi anak-anak nya, Kevin kau harus menjadi kuat seperti ibu nak, ibu mu akan selalu ada di sisi mu " sambung Talia

Reza menatap Talia " jika aku tau ini akan menjadi hari terakhir nya, mungkin aku tidak akan bertemu dengan mu, aku akan tetap bersama nya, ini semua salah ku, aku yang salah " Reza menangis

Talia menatap Reza " kau sudah membaca surat yang di tulis Amanda? Aku yakin kau juga mendapat kan nya, karena aku juga dapat, aku tidak tau kapan dia memasukkan surat itu ke dalam tas ku, aku merasa.. " menangis dan menutup wajah nya dengan kedua tangan nya

Reza berdiri " aku titip jaga Kevin sebentar, aku aja mengurus segala nya, Amanda akan di makam kan pagi ini, karena tidak baik jika di tunda-tunda" pergi dari sana

" Bagaimana dengan keluarga nya? apakah mereka tidak kau beritahu? " berbicara dari tempat dia berdiri

" Aku akan menunggu waktu yang tepat " pergi dari sana menuju meja resepsionis untuk mengurus segala nya

...****************...

Seperti yang sudah di rencanakan, Rachel akan merayakan kehamilan nya di rumah ibu Amanda, malam ini mereka semua sudah berada di sana, namun aneh nya ibu Amanda terus merasa sesak di dada nya, dia juga merasa khawatir dengan Amanda,hal seperti ini tidak biasanya terjadi.

Ibu Amanda masuk ke dalam kamar dan duduk sejenak, dia menatap foto Amanda, ingin menelpon namun biasa nya jam segini, Amanda sedang bekerja, kemarin dia bilang, bahwa perut nya sudah terasa sakit, namun tak ada kabar hari ini.

Marisa yang juga merasakan kegelisahan yang sama, melihat ibu Amanda sedang berada di dalam kamar sambil memegang dada nya " nenek " Marisa masuk dan duduk di samping ibu Amanda

" Iya sayang, ada perlu sesuatu? "

Marisa tiba-tiba saja memeluk ibu Amanda, dia menangis, ini hari yang bahagia namun mereka berdua merasa sedih, sedih yang sangat berbeda dari biasanya, sedih ini seperti merindukan seseorang yang tidak akan mereka temui lagi.

" Kenapa kau mengais sayang? Ada apa? " tanpa sadar ibu Amanda juga sudah mengeluarkan air mata nya

" Nenek aku tidak tau, tapi aku terus memikirkan ibu Amanda, apakah ibu menerima telpon dari kita? " menatap ibu Amanda

Mereka berdua saling memeluk dan menangis bersama. Diluar, ada Azka yang juga merasa gelisah, ada sesuatu yang membuat nya tidak nyaman, ini tidak bisa di jelaskan, namun sangat terasa, hati nya merasa gelisah, dia duduk sejenak, menarik nafas dan teringat Amanda " Amanda? kenapa aku mengingat nya? apakah dia baik-baik saja? " ucap Azka saat merasa seperti nya sesuatu terjadi pada Amanda

Guys bantu like ya guys, satu like dari kalian sangat membuat author semangat untuk update karena berharga sekali, happy reading