Fatin Trias Salsabila seorang desainer muda yang memulai karirnya dengan kemampuan otodidatnya. Fatin yang mengenyam pendidikan di pesantren selama 6 tahun, namun tidak menghalangi bakatnya dalam menggambar desain baju muslimah. Dari kecil ia memang sangat suka menggambar.
Berangkat dari keluarga yang terpandang. Namun Fatin tidak ingin identitasnya diketahui banyak orang. Karena ia tidak mau dianggap sebagai aji mumpung.
Ia mulai sukses saat dia mulai mengirimkan beberapa gambarnya melalui email ke beberapa perusahaan besar di luar Negeri yang menggeluti fashion muslimah. Beberapa tahun kemudian ia pun resmi menjadi seorang desainer muda yang berbakat.
Zaki Ferdinan Abraham, seorang pengusaha muda yang bergerak di bidang fashion. Zaki dan Fatin bertemu di acara perhelatan desainer Muslimah se Asia. Dan dari situlah awal cerita mereka dimulai. Tidak hanya Zaki, ada sepupu Zaki yang juga akan menjadi saingannya nanti. Siapakah yang akan menjadi pendamping Fatin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
The Winner
Keesokan harinya, tepatnya sore hari.
Tibalah saat yang ditunggu-tunggu, acara fashion show baju Muslimah. Fatin dan Mini sudah prepare dengan tiga modelnya. Bahkan Fatin nge-make-up sendiri ketiga modelnya. Ia juga sebagai hijab style bagi ketiga modelnya. Baju muslim modern yang dirancang oleh Fatin bercorak nusantara. Ia memadukan corak batik dengan beberapa bahan lain yang menghasilkan karya spektakuler baginya.
"Perfect... Bagaimana menurutmu Mini?"
"Keren Nona, mari kita keluar. Acaranya sudah dimulai."
Mereka pun keluar menuju tempat acara yang berada di tengah ruang hotel lantai dasar. Di sana sudah ada catwalk dengan ornamen yang sangat estetik. Beberapa pengusaha besar ikut menyaksikan. Dan yang menjadi juri mereka adalah desainer populer yang mendunia. Mereka duduk di kursi yang telah disediakan pinggir catwalk.
"Mini, aku deg-deg-an."
"Apa anda sudah menghubungi Bu Salwa?"
"Ah iya, belum. Sebentar aku kirim chat di grup WhatsApp saja."
💌 Fatin
Assalamu'alaikum
Untuk semua keluargaku mohon do'anya. Acara sudah di mulai.
Pesan yang dikirim Fatin itu pun mendapatkan balasan dari orang tua dan saudara-saudaranya.
Beberapa model sudah tampil. Tinggal dua urutan lagi, model Fatin akan tampil.
Dan akhirnya, tiga model Fatin pun tampil berlenggak di catwalk. Dalam hati Fatin terus berdo'a. Semoga ketiga modelnya tidak mengalami insiden atau hambatan lain. Setelah mereka tampil, Fatin sedikit lega, ia tinggal menunggu pengumuman pemenang.
Mereka duduk untuk menunggu penampilan yang lainnya.
Tepat jam 5 sore, semua penampilan telah selesai. Kini waktunya pengumuman untuk pemenang tiga besar.
"Mini, tanganku dingin sekali!"
"Anda sedang grogi Nona?"
"Hem.. aku terlalu banyak berharap."
"Semoga harapan anda menjadi kenyataan."
"Amin..."
Mini memberikan minuman kepada Fatin.
Master ceremony memberikan pengumuman
Anggap saja berbahasa Inggris.
"Baiklah, setelah kami melihat, meneliti, dan menilai Kami sudah dapat memilih siapa yang akan masuk tida besar. Tepuk tangan dulu untuk para desainer berbakat kita!"
prok prok prok
Semua orang bertepuk tangan.
"Sebelum kami umumkan pemenangnya kami akan umumkan hadiahnya. Selain mendapatkan uang dan sertifikat, mereka akan dikontrak langsing oleh perusahaan besar yang terdekat dengan Negara mereka. Oke langsung saja. Please welcome Nyonya Naila from Brunai Darussalam sebagai juara ke-tiga."
Suara tepuk tangan memenuhi ruang itu. Nyonya Naila dan ketiga modelnya naik atas catwalk.
"Dan selanjutnya, Nyonya Elif dari Turki untuk juara yang ke-dua."
Tepuk tangan kembali memenuhi ruang itu.
Fatin sempat down karena dua orang tersebut memang merupakan desainer yang handal dan senior.
"Dan please welcome the winner Miss Salsabila from Indonesia!"
Suara riuh dan tepuk tangan kembali meramaikan ruang tersebut. Fatin belum sadar kalau namanya yang dipanggil.
"Nona, ayo! Nama anda dipanggil!"
"Masyaallah, alhamdulillah..." Ucap Fatin seraya bersujud syukur. Ia dan ketiga modelnya pun maju ke atas catwalk. Kali ini Fatin tidak memakai kacamata maupun maskernya.
"Kami mohon kepada Tuan Zaki Ferdinan Abraham selaku pemilik perusahaan fashion terbesar di Asia untuk memberikan hadiahnya."
Orang yang dipanggil pun naik ke atas catwalk. Pemenang diberi bucket bunga, sertifikat dan amplop yang berisi uang.
Fatin tersenyum senang. Namun saat Tuan Zaki memberikan hadiah kepada Fatin. Tidak sengaja pandangan mereka bertemu.
"Ini... ini bukannya laki-laki itu?" Batin Fatin.
"Nona ambil-lah!" Tegur yang mendampingi Tuan Zaki.
"Eh iya terima kasih, Tuan." Sebelum Tuan Zaki menjabat tangannya, Fatin menangkupkan kedua tangannya terlebih dahulu.
Setelah menerima hadiah, ketiga pemenang berjalan di atas catwalk bersama ketiga modelnya. Fatin yang memiliki tinggi tidak kalah dengan model pun sangat memukau saat berjalan dengan ketiga modelnya.
Tuan Zaki sepertinya tertarik kepadanya. Melihat pin hijab yang dipakai Fatin ia baru ingat kejadian di Bandara.
"Sepertinya dia wanita ceroboh itu! Cukup menarik." Batin Tuan Zaki.
"Beni, saya mau bekerja sama dengan pemenang yang berasal dari Indonesia itu. Segera buat surat kontrak dengannya! Malam ini juga harus jadi!"
"Nona Salsabila ya Tuan?"
"Hem...iya."
"Baik Tuan."
Tidak lama kemudian Haikal datang.
"Kak, ini yang kamu minta." Haikal memberikan sebuah bukti tentang Dinar.
"Terima kasih."
"Kak, aku sudah melakukan tugasku. Sekarang biarkan aku bersenang-senang."
"Pergilah!"
Iya, Haikal adalah sepupu Tuan Zaki.
Ada seorang model yang memandang sinis terhadap Zaki. Dia adalah Dinar.
Setelah acara selesai, mereka meninggalkan tempat tersebut. Nanti malam mereka akan mengadakan pesta penutupan di hotel itu juga. Kabar kemenangan Fatin pun langsung terserah ke seluruh media. Dengan kecanggihan teknologi saat ini bahkan kabar itu langsung bisa diterima oleh masyarakat Indonesia. Fatin membawa bukan hanya membawa kesuksesan dalam dirinya tetapi juga membawa nama negaranya.
Seorang desainer muda berbakat "Salsabila" berhasil menjadi juara satu event desainer busana muslim se Asia di Dubai, dan mengalahkan beberapa desainer senior lain dari manca negara.
Begitu kir-kira caption di media elektronik yang disertai dengan foto Fatin ketiga model yang memakai baju hasil rancangannya.
"Alhamdulillah... by, Fatin kita menang! Juara satu pula!"
"Alhamdulillah..."
"Kok mukanya kayak nggak senang gitu by? Fatin menang juara satu lho!"
"Aku senang Bun, tapi juga kecewa."
"Kenapa begitu?"
"Anak itu pasti nanti akan semakin sibuk dengan dunianya."
"Dia masih muda By, biarkan dia berkembang sesuai kemampuan dan hati nuraninya. Yang penting dia masih dalam batas syari'at."
"Iya, nanti kalau dia pulang beri penyambutan. Aku sudah menyiapkan satu bangunan untuk dijadikan kantor sekaligus galery."
"Yang benar by?"
"Hem, tugasmu merayunya agar mau menerima itu."
"Terima kasih suamiku tercinta." Bunda Salwa mengecup pipi kanan Abi Tristan.
Tiba-tiba, Ira, arif, dan kedua anaknya datang.
"Ups maaf, kami tidak lihat!" Ujar Ira.
"Eh... ada cucu Oma,."
"Kami mengganggu ya, Bun?"
"Tidak dong, Bunda sama Abi senang sekali kalian mau main ke sini. Tadi kita lagi ngomongin Fatin."
"Ah iya gimana Bun, adek menang?"
"Iya alhamdulillah."
"Wah adek hebat ya Bun."
"Anak itu sangat bekerja keras untuk mengikuti event."
"Berkat do'a Bunda dan Abi juga."
"Do'a kalian semua."
Mereka pun duduk bersama. Anak-anak Ira bermain dengan Opanya. Winda dan Windi pun ikut bergabung bersama mereka.
"Bunda, Ira ke sini juga mau ngasih kabar bahagia.
"Apa itu?"
"Ini..."
Ira memberikan sebuah amplop. Saat dibuka ternyata Isinya hasil USG. Ira hamil 8 minggu.
"Masyaallah... Abi, kita bakal nambah cucu. Selamat ya sayang." Bunda Salwa mencium pipi kanan dan pipi kiri Ira.
Abi Tristan pun melihat hasil USG-nya.
"Selamat ya, Abi ikut bahagia." Abi Tristan mengecup kening Ira. Dan mengelus perut Ira. Arif hanya bisa melirik mertuanya.
"Rajin juga kamu Rif!" Sindir Abi Tristan.
"Kan Abi yang ajari." Ujar Arif seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Dan disambut tawa oleh Bunda Salwa.
Bersambung...
...****************...
Ira mampir di sini, mungkin ada yang kangen Ira 😁