NovelToon NovelToon
Jeratan Obsesi Tuan Mafia

Jeratan Obsesi Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Mengubah Takdir
Popularitas:21.2k
Nilai: 5
Nama Author: Lestari

Selena Almaheera, mahasiswi lulusan kedokteran dengan prestasinya yang luar biasa. tak sedikit orang memujanya karena kemampuan yang hebat saat beraksi diruang operasi. namun, pada suatu hari takdir buruk menyeret dirinya ke dalam lubang malapetaka.
Diego Ethan Federico, bajingan kelas kakap yang tampan rupawan dan kaya raya. ia meneruskan dunia hitam sang papa juga pewaris utama dari pasangan Matteo Denaro Federico dan Natalia Avila Beltran.
Pertemuan pertama saat dalam keadaan sekarat menjadikan bos mafia itu terobsesi pada dokter cantik yang menanganinya kala itu, hingga satu tahun sudah berlalu keduanya dipertemukan kembali saat dokter cantik itu menangani Sania Ainsley Beltran, yang tak lain adalah adik kandungnya.
Diego sadar obsesinya pada Selena itu bahaya dan ingin menguasai seluruh hidupnya. akan tetapi, ada sang kakak yang justru ikut terlibat dalam perasaan cinta itu.
Lantas siapa diantara dua mafia kakak beradik itu yang berhasil mendapatkan dan meluluhkan hati Selena?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 21

Ethan mencari-cari keberadaan Selena, menuruni tangga setelah mengecek kamar dan tak ada sosok wanita itu di dalamnya. akhirnya ia memutuskan mencari di lantai dasar, langkahnya dingin penuh perhitungan, suara derap sepatu beradu diatas lantai marmer.

Setelah sampai diujung anak tangga, dua pengawal kembar baru saja selesai menyelesaikan masalah, Gio menyerahkan kunci borgol yang artinya mereka sudah berhasil membawa Robby. ekspresi sang bos malah acuh seperti tidak senang, Ethan hanya mengangguk mengizinkan mereka untuk beristirahat. saat ini, masalah utamanya adalah Selena. kemana wanita itu pergi sampai ia tak melihat batang hidungnya.

Netra hitam pekatnya menatap tajam sekeliling sudut rumah, bos mafia itu mengeram marah saat tak berhasil menemukan Selena. saat akan berteriak memanggil pengawal, tiba-tiba terdengar suara ricuh dari arah dapur. buru-buru ia melangkah cepat dan tak lama kemudian senyumannya merekah sempurna. Selena terlihat sedang berkutat di depan kompor dengan apron dan spatula di tangannya, pesona wanita itu menarik perhatian sang mafia saat lihai memasak di dapur.

Menyadari keberadaan pria itu, Martha mengangguk dan perlahan menyingkir. Darius yang sibuk tidak menyadari keberadaan tuannya. selama ini pria itu tidak pernah menginjak dapur apalagi melihat jelas bentuk makanan yang akan disajikan.

"Tuan Ethan?" sapa Darius membungkukkan badan.

Detak jantung Selena berdebar kencang, ia tak menoleh dan tetap fokus memasak, sampai rengkuhan tangan kekar melingkar di pinggangnya. Selena menghindar saat pria itu mencoba menciumnya, ia hanya tersenyum tipis lalu menyingkir memberi jarak.

Ethan mengernyit sembari bertumpu pada pinggiran top table. "Ada apa? kenapa menghindar ciumanku?"

"Aku sedang memasak, tubuhku berkeringat dan bau badan. lagipula disini ada Martha dan Darius yang melihat, aku jadi tidak nyaman" jawab Selena memaksakan tersenyum.

"Aku tidak peduli, mereka bisa pergi jika tak mau disini. sejak dulu, mereka menyeganiku dan tak mau dengan urusan yang aku lakukan"

"Itu dulu, sekarang ya sekarang"

"What's wrong with you, baby girl?" Ethan mencium ceruk leher Selena menghirup dalam-dalam aroma tubuhnya, tidak ada bau badan ataupun bau keringat. "Kau wangi, aku tidak mencium aroma apapun selain aroma wangi bunga mawar" bisiknya sensual.

Selena terdiam, ingin sekali rasanya menampar atau bahkan memukul pria itu menggunakan spatula. setelah bercumbu dengan wanita lain, berbagi keringat dengan wanita lain, sekarang malah ingin menciumnya. tentu saja ia tak akan mau menerima ciuman bibir bekas cumbuan dengan wanita lain, tidak akan pernah sudi.

Dan lagi, aroma percintaan mereka menguar ke dalam indera penciumannya. aroma itu menekan hatinya, menghancurkan perasaan hingga menghanguskan hatinya. entahlah, ingin terlihat baik-baik saja tapi justru sakit itu semakin terasa. pria itu benar-benar bajingan terkutuk.

"Tunggu di meja makan, sebentar lagi makanan siap di hidangkan"

"Kau memasak apa?"

"Nasi goreng seafood untuk kita berdua" jawabnya menunjuk dua piring diatas meja.

Ethan melirik kemudian berucap. "Buat menjadi tiga piring, kita makan malam bersama seseorang"

"Siapa?" tanya Selena pura-pura tidak tau.

"Tamuku, ku harap kau bersikap baik kepadanya, jangan membuat keributan apalagi mengamuk tidak jelas" pria itu tak tanggung-tanggung memberi peringatan.

"Kalau aku mengamuk pasti ada hal yang tidak menyenangkan, bisa saja mengusik ketenanganku atau bahkan mengancam kehidupanku. itu semua bagaimana cara tamu mu bersikap padaku, tuan Ethan!" serang wanita itu menuding tajam.

Mereka berhadapan, tatapan marah Selena terlihat menggemaskan dimata Ethan meskipun tidak tau kesalahan apa yang ia lakukan. dari cara Selena mengekpresikan diri, berbicara dan memasang wajah, benar-benar seperti marah namun tanpa sebab.

"Kau marah padaku?"

"Tidak!" jawabnya cepat.

"Ekspresimu yang menjawab" Ethan mengangkat satu alisnya lalu mendekat. "Ayo, katakan. kau marah karena apa?"

"Tidak marah, apa jawabanku belum puas kamu dengar, huh?"

"Selena, sayang. aku bisa membedakan mana yang sedang marah dan tidak. jangan menipuku atau aku sendiri yang mencari tau jawabannya!" desis pria itu, ia seperti tak menyesal setelah melakukan kesalahan.

Memutar bola matanya malas, Selena menerima piring dari tangan Darius. koki itu bergerak cepat saat Ethan meminta tiga piring nasi goreng. padahal Selena sengaja membuat dua piring untuk balas dendam, menunjukkan pada Carla bahwa ia juga bisa merebut hati Ethan.

Rasa yang menggebu-gebu menguasai pikiran, rasanya ingin bertanya kenapa Ethan melakukan itu, tapi sepertinya tidak perlu, pria itu akan semakin keras dan semena-mena karena punya kuasa. dengan demikian, Selena mengikuti langkah licik Carla yang secara terang-terangan mengibarkan bendera permusuhan.

"Pergilah, aku akan menyiapkan tiga piring nasi goreng untuk kita dan tamu mu" usirnya enggan sekali menatap.

"Awasi dia!" ujar Ethan pada Darius.

"Kau, Martha, ikuti aku. aku perlu bantuanmu untuk menyiapkan pakaian"

"Baik, tuan" Martha mengekorinya di belakang. pakaian yang dimaksud tentu saja untuk Carla. entah mengapa, rasanya sulit sekali membenci wanita itu. mungkin karena sudah mengenalnya sejak kecil dan bahkan sudah menganggapnya adik sendiri. sialnya, justru Ethan terjebak nafsu semata.

Di depan top table, Selena memadang Darius yang sedang menata minuman di meja makan. tak lama Darius pun keluar membawa tiga gelas dan satu botol Vodka berukuran besar. mengambil kesempatan bagus, diam-diam Selena membuka saku apron dan mengeluarkan botol kecil berisikan serbuk putih.

Ia tersenyum miring, mengangkatnya ke depan wajah sembari membayangkan cumbuan panas yang dilakukan Ethan dan Carla di lantai dua. terlampau sakit hati hingga pikiran jahat menguasai otaknya.

Nasi goreng kini siap di sajikan, Selena memisahkan satu piring diatas nampan, tanpa memikirkan resiko dari obat pencuci perut, ia menaburkan serbuk putih itu ke atas nasi goreng milik Carla.

"Bantu aku membawa piring, yang itu milikku dan tuan. letakkan ditempat biasa aku sarapan" ujar Selena membawa satu piring, Darius mengikuti dari belakang. sampai di meja makan, Selena meletakkan piring Carla di meja sebrang, membiarkannya duduk berjauhan dengan Ethan.

"Apa anda minum Vodka, miss?"

"Tidak, tapi aku ingin mencobanya. berikan satu gelas full"

"Untuk pemula lebih baik setengah gelas dulu, karena anda harus membiasakan diri dengan alkohol berkadar tinggi"

"Tidak masalah, alkohol sepertinya bisa membuatku sedikit tenang. setidaknya bisa melupakan rasa sakit hati yang kini aku rasakan" di kalimat terakhir ia berucap sangat pelan, hanya dirinya saja yang mendengar.

"Darius, kau tau dimana tuan Ethan selalu tidur selain di kamar pribadinya?"

"Di ruang kerja atau perpustakaan, miss" jawab Darius tanpa berpikir. "Tuan selalu pulang malam dan malas naik ke lantai dua, paling sering tidur di ruang kerjanya sampai matahari terbit di esok harinya"

"Menurutmu, selera seperti apa yang mampu menarik perhatian tuan? apa wanita bar-bar yang tidak punya malu? atau justru wanita yang lemah lembut?"

"Wanita bar-bar lebih menggoda, selain keras kepala, dia juga keras di atas ranjang" bukan suara Darius, tapi suara Marvel yang masuk lewat pintu samping.

Marvel mengambil posisi duduk di samping Selena, menyipitkan mata dengan tatapan penuh curiga. "Kau mau menggoda bosku?"

"Apa?" Selena sedikit meninggikan suaranya.

"Rupanya kau sudah jatuh cinta pada bosku. belum resmi berpisah dari kekasihmu, kau sudah mengincar tuan Ethan"

"Bagaimana, bosku tampan dan kaya raya, bukan?" ucapnya jahil.

"Ternyata menaklukkan kelinci kecil tidak sulit seperti yang ku bayangan. bos benar, wanita akan luluh hanya dengan sekali cumbuan saja, hahaha......."

"Eitss......tunggu, aku bercanda, little bunny!" Marvel menutupi wajahnya dengan kedua tangannya untuk melindungi dari serangan Selena.

"Tutup mulut kotormu kalau tidak tau apa-apa!"

"Kenapa marah? apa jangan-jangan tebakanku benar? kau jatuh cinta pada bosku ya?" tudingnya menyipitkan mata.

Selena membuang muka, malas menanggapi ucapan Marvel. makanan sudah siap namun Ethan tak kunjung terlihat, Darius menuangkan Vodka dalam gelas, sedangkan Marvel mengawasi dengan senyuman miring seolah bisa membaca isi pikiran Selena.

Suara jam dinding terdengar ke seluruh mansion, mendapati sudah waktunya berjaga malam mengelilingi mansion. Marvel bangkit pamit undur diri.

"Kuatkan hatimu, pesona bosku mengundang jutaan wanita" ucapnya menepuk pundak Selena kemudian melenggang pergi.

"Menyebalkan!"

Ia duduk cukup lama, rasanya tak sabar untuk melihat Carla dengan wajah pucat bolak-balik ke kamar mandi. melihat Martha, derap langkah terdengar mendekat. hatinya remuk redam melihat Carla berjalan berdampingan dengan Ethan. wanita itu memakai kemeja oversize sampai menutupi paha, sepertinya yang terkejut bukan hanya Selena, tapi juga Carla. mereka sama-sama terkejut namun beda arti.

Carla tidak tau jika Selena berada di mansion Ethan, sedangkan Selena tak menyangka wanita ular itu memakai kemeja milik sang mafia. ia memejam, mengepalkan tangannya, jantungnya berdebar kencang. saat mereka mulai mendekati meja, Selena mengubah raut wajah menjadi ceria.

"Kenapa dia ada disini?" tanya Carla tidak suka. "Sejak kapan kau membawa wanita rendahan ini ke rumahmu, hm?"

"Ingat janjimu, Carla. aku tak suka pada wanita yang tidak bermoral, kau berpendidikan, gunakan otakmu untuk menata setiap perkataan!"

"Ck, aku bukan tidak punya moral, tapi kenapa dia ada disini? cukup jawab pertanyaanku, Ethan!"

"Dia bekerja untukku, tidak perlu ku jelaskan karena kau jelas tau dia adalah dokter pribadi Sania!"

Selena tersenyum miris mendengar jawaban pria itu, lagi-lagi dianggap sebagai bawahan. bicara soal pendidikan? ia juga wanita berpendidikan, punya etika dan masa depan. lalu dengan kurang ajarnya dirampas oleh kekuasaan pria itu. lantas salah siapa?

"Ayo, duduk. aku menyiapkan makan malam untuk kita" ajak Selena.

Carla mencibir. "Jangan kau pikir, aku sudah melupakan apa yang kau lakukan padaku kemarin. instingku kuat, pasti ada sesuatu yang kau akan lakukan lagi!"

"Ethan, aku duduk di sampingmu ya?"

"Duduk dimana saja asal kau nyaman" jawab pria itu menggeser kursi, dengan kurang ajarnya sengaja menyenggol lengan Selena supaya tidak berdekatan dengan Ethan.

"Aw...."

"Aduh, maaf.....aku duduk disamping calon suamiku. kau silahkan duduk dimana saja asal nyaman" ucap Carla tersenyum mengejek.

"Itu makananku, aku sudah menyiapkan untukmu. lagipula, aku tidak suka pedas" merebut piring, Selena mengambil posisi duduk di sebelah kanan Ethan hingga pria itu diapit dua wanita sekaligus.

"Ayo, tebak. siapa diantara dua wanita itu yang berhasil merebut hati tuan Ethan?" bisik Marvel mengintip di balik tembok, ada Maxime berdiri di sampingnya.

"Siapa saja tidak masalah asal bos bahagia"

Senyap tanpa suara, Ethan sibuk memakan makanannya begitupun dengan dua wanita di sisi kanan dan kirinya. sesuai perjanjian, tidak ada keributan seperti sebelumnya. Selena diam ditempat sambil mencuri pandang ke arah Carla, menunggu obat pencuci perut itu bereaksi.

"Aku sudah selesai, kalian lanjut malam malamnya" pamitnya tak sabar ingin melihat tingkah menjijikkan Carla.

Carla terus bicara banyak hal dengan suara manjanya, obrolan mereka seputar bisnis. intinya, mencari perhatian berkedok bicara soal bisnis.

"Tuan Ethan?"

"Kau, masuk saja lebih dulu, istirahat dan jangan lakukan aktivitas apapun" ucapannya dingin dan mampu menyakiti hati Selena.

"Em.....have fun!" cicit Selena memilih pergi.

"Tubuhku lelah sekali, boleh tidak jika malam ini aku menginap?"

"Martha akan membantumu menyiapkan kamar"

"Terimakasih......kau yang terbaik dan selalu pengertian padaku"

Selena sampai di dalam kamar, kantong berisikan obat-obatan ia keluarkan semuanya, Selena mencari jarum suntik dan menyuntikkannya ke dalam cairan di botol kecil lalu menyuntikkannya ke urat nadinya.

"Aduh, perutku...... a-ahh....... perutku sakit sekali"

"Ethan, aduh...."

Carla mengejan kesakitan, jatuh ke lantai dengan posisi menekan perut. rasa sakit yang hebat ia rasakan bersamaan dengan keringat dingin mengucur. "Arghh......kamar mandi, aku perlu ke kamar mandi"

"Kenapa dia?" tanyanya pada Darius. "Kenapa dia kesakitan?"

"Tidak tau, tuan. sepertinya nona Carla kesakitan setelah memakan masakan miss Selena" jawab Darius seadanya.

Ethan terhenyak melihat keadaan sahabatnya. "Bawa sisa makanan ke belakang, lakukan uji klinis dan tanyakan pada ahli gizi!" perintah Ethan penuh ketegasan.

"Jangan dulu salah paham, tuan. miss Selena tidak mungkin memasukkan bahan berbahaya, mengingat anda dan dia baik-baik saja"

"Justru itu, aku dan dia baik-baik saja, tapi tidak dengan Carla. pasti ada yang tidak beres, ayo cepat lakukan perintahku!"

"Baik, tuan" Darius membawa sisa makanan Carla.

"Martha!"

"Martha!"

Martha datang dengan tergopoh-gopoh. "Ya, tuan?"

"Bantu tangani Carla di kamar mandi, aku mau menemui Selena karena dia adalah dokter"

Tentu bukan karena itu, Ethan melangkah penuh perhitungan ingin penjelasan dari Selena. seperti ada yang janggal saat tidak terjadi keributan, pasti sudah di rencanakan.

Membuka pintu secara kasar, suaranya menggetarkan dinding. saat melihat keberadaan Selena, ia melangkah cepat menarik tangan Selena secara kasar.

Selena tersentak kaget. "APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN-"

"Sepertinya aku sakit, tuan. badanku tiba-tiba panas" Selena menyela kemarahan pria itu, ia membawa tangan Ethan menyentuh keningnya.

"Muncul ruam merah ditanganku, rasanya gatal dan seperti membakar kulitku" menggaruknya perlahan. "Sakit sekali, aku tidak tahan"

Amarahnya reda. "Apa yang terjadi? kenapa bisa sampai seperti ini, hm?"

"Kau membuatku khawatir, don't get sick, okay?"

"Tidak tau, tiba-tiba seperti ini. mungkin karena makan seafood, atau ada masalah dengan bahan makanannya" lirihnya memasang wajah sedih.

"Kamu benar, Carla juga sakit perut, mungkin memang dari bahan makanannya"

"Lalu, bagaimana denganmu? aku kuatir jika terjadi sesuatu padamu, tuan" menangkup pipi pria itu, Selena tiba-tiba mendadak lemas. efek dari obat yang disuntikkan ke tubuhnya mulai bereaksi.

Ketahuilah, Selena mengorbankan nyawa demi mendapatkan perhatian Ethan sekaligus tidak mau disalahkan atas perbuatannya.

"Hei...kamu bisa mendengarku? sekarang berbaringlah, aku akan minta dokter datang memeriksa mu"

"Selena, jangan membuatku takut"

"Aku dokter dan aku tau obat mana untuk menyembuhkan kesakitanku ini" ucapnya.

"Tidak, aku tidak tega membiarkanmu sakit dan harus mengobati dirimu sendiri" Ethan membawa wanitanya ke dalam dekapan, memberinya kehangatan.

"Uhuk....uhuk....."

"No.....no.....no......stay awake, please!"

"Tetap terjaga, Selena!"

"GIO, MAXIME, MARVEL!" Ethan berteriak keras. dalam keadaan setengah sadar, Selena merekahkan senyuman karena berhasil membuat pria itu berada di pihaknya.

"Temani aku, tuan" rengeknya manja.

"Of course, aku disini untukmu, baby"

Pintu dibuka dari luar, Gio dan dua pengawal kembar masuk ke dalam kamar. mereka berdiri di samping ranjang. "Tuan, rekaman cctv di bagian dapur sedang di proses"

Deg....

1
Neneng Dwi Nurhayati
bodoh Sania, keluarga mafia mau dihasut
Sri Ayu
lanjutt.... mana smabungngannnyaa
lestari: tunggu ya...
total 1 replies
Areum
Bilang nya Ethan g main perempuan cerita sebelumnya main sama ular d kolam renang juga sofa 🤔
Yulleanz Yuniie
mana kelanjutan nya
Yulleanz Yuniie
ayo lanjutkan
whiteblack✴️
loh gimana ceritanya tuw??
ternyata mereka punya masa lalu gelap 😨
Neneng Dwi Nurhayati
biar rasa
Neneng Dwi Nurhayati
keren kakek matheo
whiteblack✴️
Gila 😤😒😣
lebih Rumit berurusan dg Mafia Selene ...bisa merasakan skenario Mafia seperti itu😤😔😑
whiteblack✴️
tunggu dulu darren tau masalah itu? kok banyak Rahasia 😤
whiteblack✴️
😨 serius ini lah kok bisa????😤 tapi darren cocok sebagai kakak kandung 😤😔
whiteblack✴️
Merasa Kehilangan eh ethan setan , maaf ya aku pilih darren dari pada loe setan😏
Neneng Dwi Nurhayati
asti Ethan
gak bisa kak buat Selena pergi dulu dari Ethan biar dia sadar semua kelakuannya
kasian disiksa terus Selena
Neneng Dwi Nurhayati
buat Selena pergi sama kakak Ethan Thor, biar Ethan berfikir
Neneng Dwi Nurhayati
tinggalin Ethan ser, kalau pilih Ethan ada cewek ular,adiknya, orang tua nya yg bakal nyiksa & nghina.
semoga kak author bikin cerita Selena pergi dari Berlin dan ikut daren ke L.A
whiteblack✴️
😤 JANGAN BODOH SELENE😤😒
whiteblack✴️
aku setujuh darren lebih baik selene LEPAS dari JERATAN ethan Setan tuw😤 selene terimalah demi baby🥺
whiteblack✴️
aku setujuh perkataanmu selene, memang cocok ethan setan hatinya mati😎
whiteblack✴️
😤.... 😒......😡😡😡😡😡.... situasinya masih berkabut, chap ini bikin Selena menderita lebih baik menjauhsejauh mungkin biar ethan menyesal seumur hidupnya😡🤬🤬🤬🤬
Neneng Dwi Nurhayati
bagus Selena, gugurin aja,biar tau Ethan, gmna rasanya, jadi elena, pergi jauh dari orang2 toxic
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!