pliiisss aku mintaa maaf banget baru bisa nulis lagi ..
no plagiat ya !! karna ini mikir nya dan ngumpulin mood nya tuh butuh waktu yg lama jadi pleas tolong hargai
menceritakan tentang kisah Queen Arabella gadis SMA tingkat akhir yg akan di pertemukan dengan duda anak 2
penasaran gak.. kalo penasaran lanjut baca aja ya kalo gak suka bisa di skip oke...
happy reading..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamah AA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 21
"Ya hanya mengenal secara tidak sengaja tapi akan melekat di ingatan kami selama nya, kau mungkin tau jika aku hidup sendiri tanpa suami bukan? Aku sangat senang kau menghargai tidak menanyakan apa pun tentang suami ku Ara"
"Alvarez Adiwijaya, suamiku, pria yg sangat aku cinta, kita harus kehilangan nya karena insiden itu, luka itu masih membekas setiap hari di ingatan kami Ara, dan maaf mungkin kau tidak tau bukan kenapa kedua orang tua mu meninggal? Nenek mu mungkin tidak pernah menceritakan nya sama sekali, karena ini rahasia bagi keluarga Adiwijaya" gumam Ratna
"beberapa nelas tahun sebelum nya, entah dari mana mommy akan menceritakan, tapi sedikit rasa bersalah ini mungkin tidak akan membuat orang yg kita cinta kembali" gumam Ratna
Beberapa belas tahum sebelumnya...
"Alvarez apa kau menantang kami hah!" teriak seorang pria tua menatap tajam Alvarez
"persetan kalian semua, bisnis kalian merugikan banyak warga di desa sana. Kalian menipu dan mengambil hak warga" teriak Alvarez dengan lantang dan keras
"haha... Jangan bicara sok suci, ini dunia bisnis kita bisa memonopoli lapak Al" kesal pria itu menatap tajam Alvarez
"tidak.. Mereka hanya orang biasa jadi jangan ganggu gugat itu, aku tidak ikut campur dalam proyek ini lagi" pergi Alvarez dari ruangan rapat itu
Brakkk...
Seketika pria yg berbicara dengan Alvarez tadi menjatuhkan semua barang barang yg ada di meja itu. Dia terlihat sangat emosi dengan pernyataan yg di lontarkan Alvarez. padahal bisnis mereka akan mencapai Kesuksesan besar, hanya membutuh kan persetujuan pria itu saja.
Tapi seolah kesuksesan jalur haram nya itu akan terbongkar oleh Alvarez, dengan kesal pria itu terlihat mengambil telepon dan menelpon seseorang yg ada di sebrang sana, untuk mendiskusikan pembunuhan berencana kepada CEO Adiwijaya masa itu.
"loh kok udah balik penginapan sayang" ucap Ratna kepada suami nya
"kita balik malam ini saja. Rapat di batalkan, aku bisa bermain seperti ini, tapi mereka hanya orang biasa, lain cerita, ajak Dexter untuk kembali sayang" ucap Alvarez mengemasi koper mereka
"ya dad tapi kita baru liburan di desa ini, aku sangat suka tempat ini" keluh Dexter kepada Daddy nya
"Benarkah? Lain kali kita akan ke sini, tapi hari ini kita harus balik dulu, daddy harus mengambil beberapa berkas yg di laporkan di rumah" senyum Alvarez
Mau tidak mau akhir nya mereka ber tiga memutuskan untuk kembali ke mansion Adiwijaya di tengah malam itu juga. Tanpa sopir dan hanya Alvarez yg mengemudikan nya. Malam itu hujan turun dengan lebat, seolah pandangan Alvarez sangat kurang dalam berkendara.
"sayang itu mobil siapa yg ngalangin di depan" tanya Ratna
"Gak tau sayang" ucap Alvarez kepada Ratna
"duh siapa coba , mana udah jam segini, nanti makin malam di jalan" gumam Ratna melirik jam tangan nya yg menunjukan pukul 11 malam itu
Suasana hujan yg lebat itu dan hawa dingin di jalur pedesaan itu tentu membuat orang orang memilih untuk tidak melakukan perjalanan walaupun jalan yg mereka lewati adalah jalan antar kota dari desa kecil yg asri itu.
Di kala Alvarez dan Ratna merasa mulai kesal karena mobil mereka yg ada sekitar 4 mobil hitam sedang yg terparkir sembarangan itu, akhir nya terlihat beberapa orang pria keluar dari sana membawa pistol ataupun balok kayu.
Dengan gerakan cepat, beberapa orang yg berkisaran 8 orang sampai 10 orang itu dalam kondisi hujan lebat itu, mereka keluar dari mobil sambil mengetul ataupun memukul mobil milik keluarga Alvarez Adiwijaya itu dengan kasar. Seolah menyuruh sang pemilik mobil untuk turun.
Bugh..
Bugh..
Bugh..
"heh Alvarez turun kau!"
"turun!" teriak beberapa orang tersebut terus memukul kaca mobil itu dengan kuat
"siapa dad?" tanya Dexter dengan wajah panik nya
"lambang itu" gumam Alvarez
Dia melihat sebuah logo pada baju orang orang tersebut tanda sebuah hewan kambing berkepala tiga. Desain gang mafia yg sangat dia kenal. Bawahan yg sangat dia pahami, Alvarez memukul stir mobil nya dengan kuat.
"Dad aku tanya mereka siapa? Ada apa ini?" teriak kesal Dexter
"Dexter telpon om doni cepat, suruh bawa bodyguard kita ke sini sekarang. Hujan begini mereka akan susah mengirim pasukan, kalian berdua harus selamat" teriak Alvarez pada anak nya itu
Ayolah Dexter yg masih berumur 17 tahun saat itu dia hanya seorang remaja yg masih menurut dan menyayangi kedua orang tua nya itu tampak langsung mengiyakan perkataan Alvarez pria itu langsung menelpon sesorang yg di suruh daddy nya.
Setelah Dexter melakukan itu mereka hanya bisa terus berdiam di mobil, tanpak kaca mobil yg mulai retak akibat pukulan yg di lakukan oleh orang orang tersebut, Dexter yg melihat itu tidak gentar sama sekali, dia mulai tampak berteriak
"woy berisik loe!" teriak Dexter
"Dexter!" teriak Ratna kepada anak nya
"mom, Dad, mereka gak bisa di biarin, ini bahaya dad, tancap gas aja dad, biar aku yg nyetir, kalau kita keluar malah makin bahaya, daddy mau bahayain Dexter dan mommy" teriak Dexter dengan kesal
"tidak itu kelompok meteo, mereka gak terima akan kesepakatan yg daddy lakukan itu di batalkan, jadi mereka berniat untuk balas dendam dengan mengancam keluarga kita. Mereka mengancam akan membunuh semua keturunan Adiwijaya" ucap Alvarez mengingat pesan yg dia terima saat sebelum pulang tadi.
Maka dari itu Alvarez berniat untuk pulang secepat nya. Mereka jika orang orang itu akan mengepung penginapan mereka, kaca mobil yg mereka desain khusus anti peluru itu mulai retak akibat pukulan beberapa kali, mau tidak mau Alvarez terlihat menancapkan gas.
"Daddy tabrak aja, mobil bisa di beli lagi, tapi nyawa ku dan mommy ku tidak" teriak Dexter dengan kesal
Mau tidak mau Alvarez langsung menancap gas. Tanpa babi bu pria itu menabrak pria yg menghalangi mobil mereka, tidak peduli dia sudah membunuh orang atau tidak, yg penting Alvarez dapat melajukan mobil nya.
Mobil yg menghalangi pandanga mereka tadi Alvarez tabral sehingga memberikan celah untuk mereka lewat, terlihat di sana Alvarez dalam keadaan lampu mobil mereka yg pecah tidak melihat jalan itu. Melajukan mobil mereka dengan kecepatan tinggi.
"sial Alvarez bangsat!"
"berani berani nya dia kabur"
"kejar!" teriak beberapa orang yg tertabrak itu masuk ke dalam mobil
"mommy pakai mantel ku" ucap Dexter kepada Ratna
"Daddy terus jalan saja" teriak Dexter
Pria itu terlihat mengasak sesuatu dalam laci mobil tempat duduk Ratna itu, dengan cepat Dexter mengeluarkan sebuah pistol kecil yg itu adalah asli! Dia mengambil piatol tersebut dan mengisi nya dengan peluru.
Walaupun baru menginjak umur 17 tahun menembak adalah salah satu keahlian nya yg Dexter tekuni karena itu adalah kewajiban setiap pria yg ada di mansion Adiwijaya, persaingan bisnis sampai memakan korban adalah hal biasa. Maka dari itu mereka harus bisa menjaga diri mereka sendiri.
Dexter tampak menurun kan kaca mobil nya dan menembak mobil penjahat itu, dia tepat menembak pada ban mobil tersebut, dan hal hasil mobil tersebut ban nya pecah, mereka kesal, akhir nya penjahat mengikuti cara main Dexter mereka juga menembak bam mobil tersebut.
Sehingga membuat laju mobil akhir nya berubah tidak stabil, dengan keahlian Alfarez mobil bisa berjalam dalam keadaan tinggi tapi ketika mereka fokus dengan itu semua. Sebuah mobil kecil mintas tepat di depan mereka.
"Dad awaasss..!!" terial Dexter
Sebuah tabrakan hebat tidak dapat terelakan, mobil mereka memang dengan desain yg baik, tapi tidak dengan mobil yg mereka hancurkan, di depan mereka mobil yg mereka tabrak hancur, Ratna berteriak histeris.
"Dad kau tidak apa apa? Dad?" teriak Ratna kepada Alfarez yg kepala nya terluka akibat terbentur
Para penjahat yg terlihat mendapat kesempatan itu langsung menghantam kaca yg sudah hampir pecah itu dengan kuat. Alfarez yg dalam keadaan sempoyongan itu di tembak dengan kejam di depan Ratna. Lalu di seret keluar dan di tembak lagi di bagian perut nya.
Dor..
Suara tembakam itu menyatu dengan hujan, tidak ada yg dapat mendengar siapa pun di sana. Ratna sudah menangis histeris dengan suara yg keras, Dexter yg melihat itu langsung turun dari mobil, bersiap menghantam orang orang yg akan menembak kepala daddy nya.
"sialan kalian!! Mati kalian" terial Dexter menembak semua orang di sana tanpa ampun
Akhir nya anggota Aeros datang ke lokasi, mereka langsung membunuh anggota mateo tanpa ampum di sana. Sedangkan Ratna dan Dexter sudah berlari mendekat kepada Alfarez yg terbaring lemah di jalanan yg di penuhi hujan.
"Tuan maafkan saya yg sudah datang telat" ucap seorang pria di sana
"hiks Daddy" teriak Ratna dengan keras
"Dexter Adiwijaya, Bersumpah lah pada ku hidup dan mati mu setelah kepergian ku hanya untuk mommy mu, jaga dia sampai di titik penghabisan, mateo tidak akan berhenti sampai di sini, asalkan kau tau selain dendam ini mereka sudah memiliki dendam sebelum nya dengan kita. Jadi daddy ingat kan jaga mommy, lanjutkan Adiwijaya demiku dan kakek mu Dexter" ucap Alfarez berlumuran darah dalam kondisi hujan lebat itu.
Seolah air hujan dimana tanah dan jalanan yg mereka injak saat ini sekarang ini sudah berubah menjadi darah, seolah menjadi air hujan lautan darah akibat pertempuran itu. Ratna menangis dengan pilu memeluk suami nya. Sedangkan Dexter menahan sakit sambil memegang teguh dendam nya terhadap mateo.
"aku akan membalaskan dendam mu dad" gumam Dexter
DI RUMAH SAKIT
"bu bu bu.. Ya ya yah" ucap seorang gadis kecil dengan lucu bermain dengan nenek nya.
Terlihat di sebuah koridor di kursi bagian ruangan UGD itu seorang nenek dan balita. Terlihat balita yg polos itu tidak tau sama sekali, dengan luka lebam di kening nya yg tidak parah, sedangkan nenek yg menggendong cucu nya itu terus menetes kan air mata nya.
Saat ini ke dua orang terkasih nya yg ada di dalam UGD sudah terbaring menuju ruang mayat, tangis nya yg diam tidak dapat mengeluarkan suara sakit yg sudah tidak dapat terelakan lagi, nenek itu hanya menangis dengan pilu sambil masih memeluk sang cucu yg masih balita.
"ya tuhan kenapa engkau harus mengambil kedua orang terkasih kami secara bersamaan, musibah tidak ada yg tahu, tapi tuhan kenapa? Kasihan dengan cucuku tidak memiliki orang tua untuk membimbing nya kelak" pilu wanita paruh baya itu masih memeluk balita di pelukan nya.
Di kursi yg sama terlihat Dexter dan ratna saling terduduk, Ratna terus menangis menyebut nama Alfarez. Pria itu hanya bisa terdiam tidak dapat mengatakan apapun lagi tentang kejadian itu, luka lebam mereka sudah di obati, tapi Alfarez tidak mungkin pernah kembali lagi.
Para anggota Aeros adalah sebuah organisasi pengawal keluarga Adiwijaya yg terahasia, mungkin jika orang hanya tahu pengawal Adiwijaya hanya pengawal yg memang menjaga mereka. Tapi ini lebih dari kata bisa melain kan luar biasa.
●●●●●
Happy Reading guys😊