Alia menikah dengan wali kelasnya saat SMA, yaitu Dimas. Di Tengah perjalanan pernikahan mereka mulai muncul banyak konflik, mulai dari urusan ranjang maupun ketidakcocokan, bahkan ada isu orang ketiga, lalu adiknya Dimas yakni Ferdi berniat membantu dan menyelamatkan Alia, namun akhirnya mereka saling jatuh cinta. Bagaimana kelanjutan ceritanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bel Bel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
Ferdi mengantar Alia ke hotel tempat Dimas rapat.
“Dimana Alamat hotelnya?” Tanya Ferdi.
“Jalan Anggrek No 27.” Kata Alia singkat.
“Maaf ya.” Kata Ferdi.
“Stop jangan bahas itu, anggap saja tidak ada yang terjadi.” Kata Alia.
“Tapi kalau dipikir-pikir tadi itu kayak adegan di sinetron nggak sih? Kenapa bisa kebetulan gitu hahaha.” Kata Ferdi berusaha mencairkan suasana.
“Jangan-jangan kamu cari kesempatan lagi awas saja kalau tadi disengaja.” Kata Alia.
“Gila kamu, ya nggak mungkin lah aku sengaja. Lagian Gudang sempit banget mana rak nya tinggi banget lagi.” Kata Ferdi.
“Mas Dimas yang beli rak itu. Kira-kira mas Dimas berapa hari ya rapatnya?” Tanya Alia.
“Abangku bilang apa memangnya?” Tanya Ferdi.
“Dia hanya bilang semalam tapi kalau belum juga selesai sepertinya akan tambah lagi tapi nggak tau sampai berapa malam nginepnya. Aku jadi khawatir, takut mas Dimas macam-macam sama teman gurunya yang Perempuan.” Kata Alia.
“Tenang saja abangku tidak pernah macam-macam kok, kenapa kamu tidak sekalian saja nginep disana ya sekalian jadi mata-mata gitu, aku bantuin deh kalau masalah kayak gitu.” Kata Ferdi.
“Nanti kalau ketahuan bagaimana bisa marah dia.” Kata Alia.
“Iya juga sih, nah akua da ide. Nanti setibanya disana kamu ikuti saja bang Dimas lalu lihat apa benar ada rapat terus lihat juga kamarnya bang Dimas biar lebih lega.” Kata Ferdi.
“Boleh juga tuh ide kamu, kadang kamu agak pinter ya.” Kata Alia.
“Hmmmm mulai deh, bentar lagi sampai cepat siap-siap.” Kata Ferdi.
“Ok, kamu tunggu dimobil saja atau ikut masuk?” Tanya Alia.
“Ikut masuk saja lah sekalian numpang ke toilet.” Kata Ferdi.
Alia segera masuk kedalam hotel untuk menemui suaminya.
“Mas ini baju kamu.” Kata Alia.
“Terima kasih ya, Ferdi mana?” Tanya Dimas.
“Dia ke toilet mas. Mas aku lihat kamar kamu dong. Yang ikut rapat ada berapa orang mas?” Tanya Alia.
“Ada 15 orang sayang, 10 guru Perempuan dan 5 guru laki-laki. Kamu curiga ya?” Tanya Dimas.
“Aku hanya tanya saja mas karena penasaran, kamu sekamar berapa orang mas?” Tanya Alia.
“1 kamar isinya 5 orang, kamu yakin mau lihat kamarku? Berantakan banget loh ada barang-barang punya guru lain, ada kolor juga yakin mau lihat?” Tanya Dimas.
“Hmmm yaudah nggak jadi.” Kata Alia.
“Aku balik ke aula ya, nggak enak kalau ijin terlalu lama.” Kata Dimas.
“Yaudah aku balik pulang dulu kalau gitu mas.” Kata Alia.
Alia diam-diam mengikuti Dimas ke aula dan ternyata memang benar ada 15 guru yang sedang rapat.
“Hei lihat apaan?” Tanya Ferdi.
“Astaga Ferdi kaget banget. Ayo kita balik pulang saja.” Kata Alia.
**
Malam hari pukul 20.00 wib
Alia dirumah sendiri karena Ferdi masih ada rapat intern dengan karyawannya. Alia ketakutan karena baru saja ada tetangganya yang meninggal, apalagi meninggalnya dengan cara tidak wajar semakin membuat Alia ketakutan. Terlebih lagi tetangganya yang meninggal itu seringkali menyapa dan menggoda Alia, jadi dia terbayang-bayang dengan wajahnya.
“Kenapa sih orang itu meninggal dengan cara tidak wajar, mana tadi ibu-ibu pada gosipin arwahnya gentayangan lagi aduh makin takut aku, mas Dimas tidak bisa dihubungi pula, Ferdi kenapa lama banget sih pulangnya padahal sudah jam 8 lebih. Apa aku telfon saja ya si Ferdi.” Kata Alia.
Akhirnya Alia pun menelfon Ferdi.
“Hallo Fer kamu Dimana? Masih lama nggak? Cepat pulang ya, aku ketakutan.” Kata Alia.
“Nyalakan semua lampunya kalau takut Al, ini sudah dijalan kok.” Kata Ferdi.
“Masalahnya aku takut gara-gara tadi tetangga kita meninggal dengan cara tidak wajar lagi.” Kata Alia.
“Siapa Al?” Tanya Ferdi.
“Samping rumah kita, tadi heboh banget. Warga menemukan mas X di dalam kamar mulutnya berbusa. Apalagi tadi ibu-ibu pada gosipin kalau arwahnya bakal gentayangan. Cepat pulang ya Fer aku takut banget.” Kata Alia.
“Iya sabar ya sebentar lagi sampai kok, kamu masuk kamar saja ya biar aman. Sebentar lagi sampai gerbang kompleks kok.” Kata Ferdi.
“Ok aku masuk ke kamar kalau gitu.” Kata Alia.
Alia memberanikan diri masuk kedalam kamar lalu menutupi dirinya dengan selimut.
Tak lama kemudian dia seperti mendengar suara yang Tengah memanggil dirinya.
“Alia Alia cantik banget sih, abang boleh pegang nggak hihihi.”
“Suara siapa itu? Pergi dan jangan menggangguku.” Teriak Alia.
“Sombong banget sih cantik, aku akan selalu masuk kedalam mimpimu hihihi. Ini balasanmu karena selalu cuek kepadaku hihi.”
“Pergi pergi arghhhhhh.” Teriak Alia, tiba-tiba Ferdi masuk kedalam kamar Alia dan langsung memeluk Alia.
“Al Al tenang ada aku, jangan takut ya.” Kata Ferdi sambil memeluk erat Alia.
“Dia datang Fer, dia menerorku. Benar kata ibu-ibu dia gentayangan Fer aku takut banget Fer, kamu jangan pergi ya temani aku. Dia bilang akan masuk kedalam mimpiku Fer huhuhu.” Kata Alia sambil menangis.
“Nggak mungkin itu Al, kamu pasti sedang halusinasi karena saking takutnya. Sudah ya tenangkan dirimu, aku ambilkan minum dulu ya.” Kata Ferdi.
“Jangan tinggalkan aku Fer, aku takut banget. Aku mau tidur di sofa ruang tamu saja lah.” Kata Alia.
“Jangan Al nanti kedinginan loh, aku temani kamu ya. Sudah makan belum?” Tanya Ferdi.
“Mana sempat aku makan, ke dapur saja aku ketakutan.” Kata Alia.
“Aku buatkan makan mala mya, tapi aku bisanya bikin nasi goreng, gpp kan?” Tanya Ferdi.
“Iya boleh, tapi aku ikut.” Kata Alia.