NovelToon NovelToon
Bukan Wanita Suci

Bukan Wanita Suci

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Cinta pada Pandangan Pertama / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Arif C

Aku adalah wanita yang tak bisa bekerja. Satu-satunya cara untukku mendapatkan uang adalah menjajakan diri. Akan kutukar harga diri menjadi uang, demi menghidupi ibu.

Dia memang tidak mengajariku untuk melakukan hal ini. Tapi ini adalah satu-satunya cara untuk kami bertahan hidup.

"DASAR PELAC*R!"
"TIDAK PUNYA HARGA DIRI!"
"BAGAIMANA RASANYA DITIDURI BANYAK LAKI-LAKI?!"

... dan masih banyak lagi cemoohan yang aku terima dari mereka. Jika mereka lebih suci dariku, kenapa mereka tidak membantu masalah ekonomi kami? Jika saja ada yang membantu, aku tidak perlu susah payah digagahi oleh banyak pria hanya untuk uang!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arif C, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21

"Jangan bicara begitu, Reva. Kamu tak sendirian di dunia ini," hibur Lukas. Namun Reva masih larut dalam tangisannya.

"Bahkan ada yang memiliki nasib yang sama sepertimu, Sayang," Perkataan Lukas membuat Reva terhenyak.

"Siapa, Tuan? Apakah Tuan sendiri?" Reva mendadak antusias mendengar cerita dari Lukas.

"Bukan aku, Reva. Tetapi Laura, salah satu pekerjaku. Nasibnya hampir sama persis dengan dirimu," jawab Lukas.

"Apa maksud Tuan nasib kami hampir sama?" tanya Reva lagi merasa penasaran.

"Laura juga ditinggal oleh ayahnya sejak tiga tahun lalu tanpa kabar berita. Apalagi ibunya divonis menderita kanker hati," terang Lukas.

"Tetapi sayangnya, setelah dioperasi, Ibunya malah meninggal dunia. Malang sekali nasib Laura bukan?" sambung Lukas menceritakan tentang kehidupan Laura.

"Tetapi sekarang Laura sudah ikut bersamaku dan bekerja denganku," imbuh Lukas.

Lukas berharap cerita tentang Laura bisa menguatkan hati Reva yang begitu terpukul atas kematian ibunya.

Sementara itu, Reva begitu terkejut saat mendengar cerita Laura.

"Astaga ternyata memang nasib kami berdua hampir sama persis," ujar Reva menanggapi cerita Lukas. Lukas pun menganggukkan kepalanya.

"Benar, Sayang. Jadi kamu sebenarnya tidak usah sedih seperti ini. Jalanilah kehidupanmu dan raihlah masa depanmu yang cerah" hibur Lukas sambil membelau bahu Reva.

"Toh ada aku yang akan selalu membimbingmu sekarang. Kamu bisa bekerja denganku dan kamu bisa mendapatkan uang untuk menghidupi dirimu sendiri," papar Lukas membujuk Reva.

Reva kemudian terdiam mendengarnya. Ia sebenarnya ingin menengangkan diri terlebih dahulu.

"Tetapi untuk saat ini, aku sepertinya belum bisa bekerja, Tuan. Karena aku masih sangat kehilangan ibuku," kata Reva. Lukas terdiam mendengarnya.

la menatap Reva dengan lekat, matanya nampak tak setuju dengan perkataan Reva padanya.

"Kamu harus ingat, Reva. Kamu sudah berutang kepadaku untuk biaya operasi ibumu Jika kamu tidak bekerja, bagaimana kamu bisa membayar utang itu?" Penuturan Lukas membuat Reva diam seribu bahasa.

Bahkan sebenarnya Lukas juga akan menjadikan biaya penanganan Reva di rumah sakit sebagai utang.

Sebab Lukas tidak mau lepas begitu saja dari Reva. Ia ingin memanfaatkan Reva sebagai tambahan mesin uangnya

Reva juga sebenarnya tidak tahu bagaimana pekerjaan yang akan diberikan oleh Lukas.

"Sebenarnya pekerjaan apa yang akan diberikan Tuan Lukas kepadaku?" tanya Reva. Namun Lukas hanya menyunggingkan senyumnya.

"Kita lihat saja nanti, Reva. Kamu pasti akan menyukainya," Lukas masih merahasiakan pekerjaan untuk Reva, sehingga Reva semakin penasaran.

"Aku sangat penasaran dengan pekerjaan apa yang Anda berikan kepadaku, Tuan Lukas?" bujuk Reva. Tetapi Lukas enggan untuk memberitahukannya.

"Nanti saja saat ikut ke tempat kerjaku. Kamu pasti akan mengetahuinya," jawab Lukas Reva pun terdiam lagi.

la sebenarnya ingin menolak pekerjaan dari Lukas yang masih belum jelas.

Tetapi mengingat utangnya yang lumayan besar kepada Lukas. Mau tidak mau mau Reva harus menerima pekerjaan itu.

"Bagaimana, Reva? Sebaiknya jamu harus ikut denganku supaya bisa membayar utangmu!" Lucas sedikit menekan Reva. Sehingga membuat Reva juga semakin terpojok.

Akhirnya Reva pun menerima tawaran pekerjaan dari Lukas.

"Baiklah, Tuan. Aku setuju," jawab Reva. Tentu Lukas sangat senang mendengarnya. Ia begitu berharap Reva bisa bergabung menjadi salah satu penari erotisnya.

Apalagi saat ini Rossa sedang yang dirawat di rumah sakit. Lukas membutuhkan orang baru untuk bisa menggantikan Rossa.

Tetapi jika Rossa sudah sembuh, Lukas berpikir mesin uangnya akan semakin bertambah.

Apalagi Reva yang masih suci bisa dijual dengan harga yang begitu tinggi kepada pelanggan setianya.

Tetapi Lukas juga harus bersabar sampai menunggu kondisi psikis Reva stabil.

Karena ia juga tidak mau sampai Reva makin syok, jika mengetahui pekerjaan apa yang akan dilakukannya.

"Kamu sebaiknya beristirahat di sini. Aku akan menjenguk pekerjaku yang lain," kata Lukas sambil membelai rambut Reva.

Seyelah itu Lukas meninggalkan Reva seorang diri di kamar itu. Reva kembali berbaring sebab badannya memang masih terasa lemas.

Tetapi Lukas sangat senang, jika ia akan mendapatkan 'boneka baru' untuk bisa dimanfaatkannya sama seperti ketiga penari erotis lainnya.

"Aku yakin, aku bisa menjerat Reva dalam jebakanku, pikir Lukas sambil tersenyum penuh kemenangan.

Namun saat Lukas keluar dari kamar rawat inap Reva. Reva malah sangat penasaran dengan pekerjaan apa yang akan dilakukannya.

"Tuan Lukas akan menjenguk pekerjanya yang lain di rumah sakit ini. Aku harus tahu apa pekerjaanku nanti, pikir Reva.

la memutuskan untuk mengikuti Lukas, agar bisa mendapatkan informasi pekerjaan itu.

Reva segera bangun dari tempat tidurnya dan mengikuti Lukas secara diam-diam.

Kemudian Lukas pun perjalanan menuju kamar rawat inap di mana Rossa berada. Reva terus membuntuti Lukas sampai akhirnya Lukas masuk untuk menemui Rossa yang masih terbaring dengan perban di kepalanya.

"Apa kabarmu, Rossa?" tanya Lukas saat Rossa terkejut melihat kedatangannya.

"Aku baik-baik saja, Tuan," jawab Rossa.

"Sebaiknya begitu, Rossa. Karena aku sangat berharap kamu bisa bekerja kembali," ujar Lukas sambil duduk di samping tempat tidur Rossa.

Reva yang berada jendela kamar itu sangat penasaran dengan pekerjaan apa yang dibicarakan oleh Lukas.

Namun saat Reva sedang mendengarkan pembicaraan Lukas dan Rossa di balik jendela. Ia tak sengaja menabrak tempat sampah di dekatnya.

Duak!

Reva pun terkejut, begitu juga dengan Rossa dan Lukas.

"Aku keluar dulu sebentar, Rossa!" Lukas segera keluar dari kamar rawat inap itu. Sebab hatinya menaruh curiga.

Dan betapa terkejutnya ia saat Reva sedang berlari menjauh dari kamar rawat inap itu.

"Ternyata kamu berani menguping ya, Sorot mata Lukas menatap tajam punggung Reva.

"REVA!" panggil Lukas dengan keras. Terpaksa Reva pun berhenti. Padahal ia sangat berharap kalau Lukas tidak melihatnya. Ternyata derap kaki Reva tidak cukup cepat. Lukas pun berlari dan menghampiri Reva.

"Apa yang kamu lakukan di sini, Sayang?" tanya Lukas. Dalam hatinya ia merasa curiga jika Reva sengaja mengikutinya, agar Reva bisa mengetahui pekerjaan apa yang akan dilakukannya Reva hanya terdiam saat Lukas bertanya padanya.

"Jawablah, Sayang! Jangan takut, aku tidak akan marah," ujar Lukas dengan nada lembut. Reva masih sibuk memutar otaknya agar bisa mencari jawaban yang tepat.

"Maaf, Tuan. Aku juga ingin menjenguk pekerja Tuan Lukas," jawab Reva sambil menundukkan kepalanya. Lukas pun tersenyum lebar.

"Seharusnya kamu bilang dari tadi. Kenapa harus membuntutiku dan malah bersembunyi di balik jendela?" tanya Lukas seraya menyindir Reva. Ia sebenarnya tahu alasan Reva sebenarnya.

"Baiklah, kalau kamu mau. Aku akan mengantarmu Rossa. Biar kalian saling mengenal," kata Lukas.

Tetapi Lukas sebenarnya tidak ingin jika Rossa memberi tahu kalau pekerjaannya adalah sebagai penari erotis di klub malam.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!