Vior terlahir mempunyai kemampuan melihat makhluk tak kasat mata, namun Vior menyembunyikan kelebihannya itu karena takut dianggap gila.
Bagaimana jadinya jika Vior dihadapkan dengan para arwah penasaran yang meminta tolong kepadanya? dan Vior harus mengungkap misteri kematian tak wajar para arwah penasaran itu.
Akankah Vior sanggup menolong para arwah itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 32 Pabrik Angker
Haris membawa semuanya untuk melihat ruangan demi ruangan yang berada di pabrik itu. "Ini pabrik ada di bagian belakang, sedangkan di depan itu merupakan toko barang-barangnya. Untuk pembelajaran selama satu minggu, Para Mahasiswa akan bekerja di bagian gudang penyimpanan yang berada di basement nanti ada karyawan lama juga yang akan membimbing kalian dan untuk Mahasiswi, kalian akan ditempatkan di toko depan bagian melayani pelanggan dan ikut mempromosikan furniture buatan kami," jelas Pak Haris.
"Baik, Pak."
"Sekarang kita ke basement, lihat stok barang-barang yang sudah kami simpan dan siap kirim juga," ucap Pak Haris.
Semuanya mengikuti langkah Haris, hingga tibalah mereka ke ruangan basement yang berada di bawah. Ruangan basement itu begitu sangat luas banyak sekali barang-barang yang sedang di pack untuk dikirim seperti lemari dan sofa yang tentunya berkualitas baik. Pabrik itu memang sudah terkenal menghasilkan furniture kwalitas bagus bahkan ada juga yang terbuat dari kayu jati.
"Wah, bagus-bagus banget Vi, kayanya Bunda kalau aku belikan beginian pasti bakalan senang banget," ucap Caramel.
"Ya sudah, belikan saja," sahut Vior.
"Mau beli pakai apa? pakai daun? nanti aja kalau aku sudah kerja," ketua Caramel.
Vior merangkul Caramel dan mereka pun mulai mengeksplore tempat itu. Kebanyakan di sana karyawan pria karena di basement semuanya angkut barang dan itu semua pekerjaan pria. "Nah, nanti para mahasiswa kerjanya di sini. Dan ini adalah Pak Luki, manager pemasaran jadi kalau kalian tidak mengerti kalian bisa tanya kepada Pak Luki," ucap Pak Haris memperkenalkan managernya.
"Halo semuanya, apa kabar!" sapa Pak Luki.
"Baik, Pak," sahut semuanya serempak.
Dion mulai waspada, ternyata di sana banyak sekali sosok-sosok penunggu. "Bahaya ini, pasti para mahasiswa ku banyak yang akan diganggu," batin Pak Dion.
Vior mulai merasakan hal yang tidak biasa, suasana di sana sangat menyeramkan. Entah kenapa, Vior merasakan bulu kuduknya dari tadi berdiri terus. Aneh sekali, padahal itu siang hari dan di sana juga banyak sekali karyawan tapi tetap Vior merasakan ketakutan yang selama ini tidak pernah dia rasakan.
"Kok aku takut ya, disini," batin Vior.
Vior mulai celingukan, di belakang tiang pilar penyangga bangunan itu Vior merasa ada yang sedang mengintip dan memperhatikannya. Vior memperhatikan lebih teliti dan menajamkan matanya. "Astagfirullah," gumam Vior.
"Kenapa, Vi?" tanya Caramel.
"Gak apa-apa," sahut Vior.
"Jangan bilang kamu lihat setan? jangan nakut-nakutin Vi, kita mau kerja loh di sini selama satu minggu," ucap Caramel panik.
"Enggak, tenang saja," dusta Vior.
"TOLONG AKU".....
Vior kaget, dia membalikan tubuhnya karena suara itu seperti di belakang dia dan terdengar jelas sekali. " Kamu kenapa?" tanya Deril yang ternyata berdiri tepat di belakang Vior.
"Tidak apa-apa, Kak," sahut Vior gugup.
Vior tidak bisa bicara dengan Dion karena posisi mereka saat ini berjauhan, lagipula Dion sedang mengobrol dengan Haris. Deril menyentuh kedua pundak Vior dari belakang membuat Vior kaget. "Jangan bilang di sini ada setan?" bisik Deril ke telinga Vior.
"Banyak, Kak," sahut Vior.
"Jangan banyak bicara, takutnya nanti teman-teman kamu ketakutan," bisik Deril.
"Makanya aku gak ngomong dari tadi, karena aku juga lagi takut ini," sahut Vior dengan berbisik pula.
"Lah, bukanya kamu gak pernah takut sama setan?" tanya Deril.
"Iya, jadi maksudnya bukan karena takut lihat setannya tapi takut karena aku merasa setan di sini jahat-jahat," sahut Vior.
"Kenapa kamu gak bilang dari awal, aku 'kan gak bakalan ke sini masih banyak tempat yang jauh lebih baik," kesal Deril.
"Mana aku tahu, Kak. Lagipula, di mana-mana pun setan itu pasti ada apalagi di pabrik seperti ini. Cuma yang aku takutkan, setan-setan itu akan mencelakakan teman-teman," sahut Vior khawatir.
Setelah mengelilingi pabrik dan tokonya, mereka pun pamit untuk kembali. Mereka akan mulai pembelajaran besok, Vior dan yang lainnya memutuskan untuk nongkrong terlebih dahulu di kontrakan Dion.
"Kalian lapar tidak?" tanya Pak Dion.
"Lapar dong, Pak," sahut Valdo.
"Ya sudah, kalian tunggu di sini saya mau belikan kalian makanan dulu," ucap Pak Dion.
"Asyik, Terima kasih Pak Dion ganteng," ucap Caramel.
"Idih, penjilat," ledek Vior.
"Apaan sih Vi, Pak Dion memang ganteng juga."
"Gantengan juga aku," ucap Deril.
"Kak Deril memang ganteng, tapi pria yang matang lebih menggoda, Kak," sahut Caramel cengengesan.
"Eh, Mira ke mana ya? kok gak kelihatan," ucap Valdo.
"Mira siapa, Kak?" tanya Vior.
"Itu, wanita yang ngontrak di ujung sana. Namanya Mira, dia cantik banget," sahut Valdo.
"Iyakah? tapi kalau dilihat-lihat, kontrakannya sepi," ucap Caramel.
"Mungkin dia sedang kerja," sahut Deril.
"Jangan-jangan dia setan," ledek Caramel.
"Gak mungkin, masa setan cantik banget sih, biasanya 'kan kalau setan itu jelek dan menyeramkan," sahut Valdo.
"Siapa bilang? ini sudah tahun 2024, setan sudah kenal skin care kali, Kak," celetuk Caramel.
"Apaan sih, mana ada setan pakai skin care." Deki memiting leher Caramel dengan gemasnya.
Tidak lama kemudian, Dion pun datang dengan membawa beberapa bungkus nasi padang. Semuanya langsung melahap nasi padang yang dibawa oleh Dion itu.
"Untung si Dodi gak ada lagi jaga kampus, kalau ada pasti dia bakalan ngabisin nasi padang ini, dia gak bakalan cukup makan satu bungkus," ucap Pak Dion.
"Pak, bagaimana dengan pembelajaran besok? kok aku takut ya, Pak," ucap Vior.
"Gak usah takut, asalkan jangan ganggu dan jangan ladenin mereka," sahut Pak Dion.
"Di basement paling ngeri Pak, setannya bengis-bengis mana tadi aku mendengar beberapa kali suara minta tolong," ucap Vior.
"Di pabrik sana memang ada kasus kayanya, saya juga mendengar suara minta tolong terus menerus. Pokoknya kalian kerja saja yang fokus jangan banyak melamun dan perbanyak istighfar. Dan satu lagi, sosok yang selalu berada di balik pilar penyangga itu bisa diartikan pemimpinnya. Saya juga kurang tahu maksud dari pemimpin itu, entah dia yang paling jago atau yang paling lama di sana yang jelas, jika kamu melihat sosok itu, jangan dihiraukan pura-pura tidak melihat saja," jelas Pak Dion.
Vior menganggukkan kepalanya. "Untung saja aku bukan anak IndiHome, jadi aku gak bisa melihat setan-setan kaya gitu," ucap Deki.
"Kalau aku bisa lihat setan, kayanya seumur hidup aku lebih memilih buta saja dah," sambung Valdo.
"Makanya kita tidak diberi kelebihan seperti itu," sahut Deril.
Pada saat mereka sedang berbincang-bincang dan bercanda satu sama lain, Vior justru terdiam membayangkan sosok yang di bilang oleh Dion. "Apa sosok itu yang dari tadi minta tolong," batin Vior.
pas nih 4 pasangan...
yg Deril ttp sama Vior donk...
waaah dosen ghaib, dulu waktu kuliah aku pernah ngasih julukan sama dosen yg waktu di cari susah pas ngga di cari dia ada, dan jarang banget ketemu...
aku kira dia dosen ghaib eeh ternyata dia beneran dosen terbang alias dosen yang di ambil dari univ lain 🤣🤣
dosen nya pun juga orang nya dingin jarang bisa interaksi sama dia mkanya kami bilng dosen ghaib 🤣🤣🤣🤭