Cinta Di Ujung Nestapa

Setelah Freya dan Dirga pergi Arka keluar dari kamar pribadinya.

Ia menarik nafas panjang dan kembali duduk di kursi kebesarannya.

" Mereka sudah pergi?" tanya Arka saat David kembali usai mengantar Dirga dan Freya.

" Sudah Tuan"

" Berikan berkas laporannya"

" Ini Tuan "

Arka melihat berkas laporan yang di berikan Dirga, ia nampak puas dengan hasilnya yang cukup memberikannya keuntungan.

" David,buat perusahaan Dirga sebagai pemasok utama dan berikan harga yang paling tinggi jangan sampai kita kehilangan mereka"

" Baik Tuan"

Dalam situasi itu tiba-tiba Raina datang dengan membawakan bekal makan siang untuk Arka.

David segera meninggalkan ruangan Arka saat tahu Raina datang ia hanya menundukan kepala sebagai tanda hormat dan pergi meninggalkan Arka.

" Arka sayang, aku datang membawakan makan siang untukmu, ayo kita makan siang bersama!"

" Taruh saja di meja, aku masih banyak pekerjaan "

" Tidak bisa, aku sengaja datang untuk menemuimu,kau harus makan dulu dan katakan masakan yang ku buat khusus untukmu ini enak tidak?"

Raina dengan manja menarik tangan Arka dan membawanya untuk duduk bersama di sofa .

Arka mau tidak mau ia pun menemani Raina ia sadar jika ia tak mungkin bersikap dingin pada Raina bagaimanapun mereka akan menikah.

Biarlah Arka akan menerima perjodohan ini demi kelangsungan hidup dan kesejahteraan dirinya dan perusahaan.

" Kelihatannya lezat"

" Kau harus mencobanya dulu dan katakan enak tidak ? "

Raina mengambil salah satu makanannya dengan menyuapkannya pada Arka , siang itu Raina membuat sushi dan juga beberapa makanan lainnya.

" Enak, rasanya cukup enak" ucap Arka

" Sungguh? kau suka dengan makanannya?"

" Hemm..."

Arka kembali meraih makanannya dan menikmatinya dengan lahap , hal itu membuat Raina bahagia dan tersenyum girang.

Tanpa di duga David kembali ke ruangan Arka bersama dengan Freya.

Kedatangan Freya membuat Arka syok hingga ia menyemburkan makanan dari mulutnya tanpa sengaja karena tersedak saking syoknya.

" Arka sayang, kau baik-baik saja kan ambil air ini dan minumlah" Raina yang panik memberikan segelas air putih untuk Arka.

Freya pun tak kalah terkejutnya mendengar panggilan Raina pada Arka, juga kedekatan mereka di hadapannya yang tengah makan siang bersama.

Tangan Freya terkepal menahan rasa sakit yang seketika menghantam ulu hatinya dengan begitu tajam dan membuatnya terjerumus ke dalam kesakitan yang dalam .

Freya mencoba untuk menahan air matanya terlihat jelas matanya yang memerah ada semburat amarah dan juga kekecewaan terlihat jelas disana.

" Maaf, kedatangan saya menganggu kalian, saya hanya ingin mengambil ponsel saya yang tertinggal"

Freya dengan sedikit menundukkan kepalanya, David mengambil ponsel Freya yang tergeletak di sofa.

" Nona ini ponselnya" ucap David.

" Iya terimakasih David"

Freya segera membalikkan tubuhnya untuk segera pergi namun langkahnya terhenti saat Raina memanggilnya.

" Tunggu dulu"

" Ya ada apa Nona? Freya kembali berbalik saat Raina berjalan ke arahnya dengan sorot mata penuh selidik.

" Kau bukannya gadis yang kemarin bertemu di pusat perbelanjaan kan?" tanya Raina.

" Iya benar Nona"

" Ada apa kau di sini?, apa kau bekerja disini juga?"

" Tidak Nona, saya hanya rekan bisnis Tuan Arka, saya kemari memberikan laporan tentang kerjasama kami"

" Oh begitu rupanya, Nona kau sangat cantik dan terlihat berkelas, apa kau sudah menikah?"

Arka di buat berkeringat dingin melihat interaksi kedua wanita di hadapannya ia tak ingin jika Freya sampai salah paham begitupun dengan Raina semua rencananya bisa hancur berantakan jika keduanya terus berbincang.

" Maaf Nona, tapi itu adalah urusan pribadi saya, tidak ada hubungannya dengan perusahaan dan lagi pula kita tak sedekat itu untuk tahu kehidupan pribadiku, permisi!!"

Freya langsung pergi begitu saja meninggalkan ruangan Arka dengan sekilas menatap tajam Arka .

David tak bisa berkata apa-apa, sementara Arka di buat tak berdaya ingin rasanya ia untuk mengejar dan menjelaskan semuanya pada Freya, namun hal itu tak mungkin ia lakukan ada Raina saai ini ia tak mungkin pergi meninggalkannya bisa- bisa Raina curiga.

" Gadis yang aneh, tapi dia itu terlihat tegas dan juga pintar, harus aku akui dia memang sangat cantik, bukan begitu sayang?" Raina pada Arka.

Arka terdiam mematung larut dalam pemikirannya sendiri.

" Arka!!! "

" Aku bicara padamu dan kau diam saja , ada apa denganmu?" tanya Raina

" Tidak ada, aku tidak apa-apa, ayo kita lanjutkan lagi makan siang kita"

" Kau benar ayo, makan siang kita jadi terganggu gara-gara gadis itu "

Di lantai bawah Freya segera berlari ke arah Dirga yang sedang menunggunya di lobi , ia merasa heran dengan sikap Freya yang terlihat syok dan juga sedih.

Freya memeluk Dirga menahan desakan airmatanya yang ingin keluar yang sedari tadi ia tahan.

" Frey, ada apa? Kenapa kau menangis seperti ini? Apa ada yang mengganggu mu atau ada yang menyakitimu disini ? Katakan padaku?" Dirga panik melihat Freya yang hanya bisa menangis.

" Kita pergi dari sini ayo Kak"

Freya menarik tangan Dirga dengan cepat dan berjalan keluar kantor Arka keduanya sejenak menjadi pusat perhatian.

Begitu tiba di area parkir Freya menjatuhkan dirinya duduk berjongkok menangis menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

Dirga dibuat panik dan juga bingung dengan sikap Freya yang seperti itu.

" Frey, katakan sebenarnya apa yang terjadi?"

" Arka, dia ....hiks ... hiks hiks "

" Arka ? Kenapa dengannya apa ada sesuatu yang terjadi padanya?" Dirga mulai berpikiran macam-macam.

" Aku ....aku tak tahu apa yang kupikirkan ini salah atau benar, tapi saat aku ke ruangannya dia ada disana Kak, bersama seorang wanita dan wanita itu , wanita yang kita temui di pusat perbelanjaan " tutur Freya.

" Lalu apa yang membuatmu sedih seperti ini Frey? bukannya Arka bilang kalau wanita itu sepupunya?" tukas Dirga.

" Sepupu? Andaikan saja itu benar dia sepupunya"

" Apa maksudmu Frey?"

" Apa seorang sepupu pantas bersikap seperti seorang kekasih ? Apa pantas dan juga wajar seorang sepupu memanggilnya dengan panggilan sayang?"

" Frey...apa yang kau katakan? "

Dirga merengkuh tubuh Freya ia akhirnya sadar apa yang dirasakan oleh adiknya itu,tangan Dirga mengepal menahan amarahnya terhadap Arka.

" Artinya Arka telah membohongiku Kak, dia pembohong....dia pembohong...hik... hiks...hiks"

Freya menangis memeluk erat tubuh Dirga sementara Dirga mencoba untuk menenangkannya dengan membiarkan Freya meluapkan amarah dan kesakitannya atas kebohongan Arka.

" Aku bersumpah kau akan menerima pembalasan yang berat Arka, kau sudah membuat adikku seperti ini" batin Dirga dengan menahan amarahnya.