NovelToon NovelToon
Daily Pasutri

Daily Pasutri

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Skay. official

keseharian seorang pasutri sebagai seorang pegawai negri, sebagai pasangan suami istri Dimas dan Indah saling melengkapi. namun terkadang perasaan cemburu dari Indah membuat Dimas merasa pusing. akan kah Dimas bisa bertahan dengan sikap kekanak kanakan istrinya?
simak cerita selengkapnya dalam kisah Daily pasutri

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skay. official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penantian

Kurang dari lima menit, mobil Dimas kini memasuki area teras kontrakannya. Dimas memarkirkan mobilnya terlebih dahulu, lalu ia turun. 

"Istrimu pingsan, ayo tolongin dia" Bu Aini yang tadinya hendak menelfon Dimas bergegas berlari menghampiri Dimas, lalu menarik Dimas begitu saja. 

"Hah? Pingsan" Dimas terkaget lantas ia berlari mendahului ibu mertuanya. 

"Sayang, kamu nggak papa?" Dimas meluruh duduk disamping Indah, lalu dengan gerakan cepat langsung mengecek suhu tubuh Indah melalui kening. 

"Nggak usah ditanya nggak papa, mending sekarang kita bawa Indah ke rumah sakit. Kasihan dia sudah lemas begitu" Kata Pak Joko yang langsung menyuruh Dimas untuk mengangkat istrinya. 

Dimas mengangguk pelan, lalu mulai menyusupkan tangan kanan dibagian leher, dan tangan kiri dibagian bawah lutut. Hendak mengangkat Indah dan membopongnya menuju mobil, akan tetapi belum juga diangkat Indah malah mendorong suaminya. Lalu Indah berlari menuju kamar mandi, lagi lagi Indah muntah muntah. 

Dengan cepat Dimas memijati tengkung Indah, akan tetapi Indah malah semakin mual saat menghirup aroma suaminya. 

"Mas kamu jauh jauh sana, jangan dekat dekat aku" Kata Indah mendorong Dimas menjauh darinya. 

"Loh kenapa, aku kan mau bantu kamu" Kata Dimas yang kini mendekat lagi. 

"Iiihh nggak mau, sana kamu jauh jauh dari aku. Aku nggak mau dekat dekat kamu" Kata Indah mengusir Dimas. 

"Apa aku berbuat salah sama kamu sayang?" Tanya Dimas yang tak mengerti. 

"Ya enggak, tapi aku males dekat dekat kamu. Sana sana" Indah mengusir Dimas seraya mengibas ngibaskan tangannya. 

Dimas menatap Indah penuh tanya, terdiam berusaha mengintrospeksi diri. Kesalahan apa yang dia perbuat sampai istrinya tak mau didekati, padahal Indah biasanya yang selalu mendekati dia dan bergelayut manja padanya. Tapi sekarang Indah berbeda dimata Dimas, wanita yang sangat cuek dan terlihat ketus. 

Dimas akhirnya keluar dari kamar mandi, tatapannya seperti orang frustaai. Sampai sampai pak Joko dan bu Aini bingung melihat Dimas yang tak bersemangat itu. 

"Loh, kenapa muka kamu ditekuk begitu? Ada apa?" Tanya pak Joko pada Dimas. 

"Nggak tau tu Indah kayaknya marah sama Dimas, Dimas nggak boleh dekat dekat Indah" Jawab Dimas dengan lesu, ada rasa sesak karna sedih di hatinya. 

Pak Joko kemudian masuk kamar mandi, mengecek kondisi Indah didalam. Sementara bu Aini kini bergegas menuju dapur untuk membuatkan teh hangat tanpa gula untuk Indah. 

"Dari pada kamu diam lesu begitu mending kita bawa Indah ke dokter, dia lemas sekali. Cepat siapkan mobilmu" Kata pak Joko menyuruh Dimas. 

"Iya pak, Dimas siapkan mobilnya" Jawab Dimas dengan cekatan kini menuju teras rumah dan mengeluarkan mobil dari parkiran. 

Usai meminum teh hangat, Indah kemudian di papah oleh pak Joko dan bu Aini menuju ke mobil. Dimas membukakan pintu dan hendak membantu Indah, akan tetapi Indah tidak mau. 

"Aku nggak mau duduk di depan, kamu jangan dekat dekat aku mas. Aku duduk sama ibu aja" Kata Indah menolak untuk duduk disamping Dimas. 

Dimas merasa sedih, karna ada perubahan yang drastis pada istrinya. Namun Dimas jiga tak mau menyalahkan atau berdebat dengan Indah saat itu, karna Indah juga tengah sakit. Apalagi ada bapak dan ibu mertuanya, ia harus menjaga sikap. 

Akhirnya pak Joko yang menggantikan Indah duduk di depan, sementara Indah dan bu Aini duduk di kursi penumpang bagian belakang. 

Dimas melakukan mobilnya menuju rumah sakit, saat itu waktu pukul lima sore. Karna jarak rumah sakit lumayan jauh, akhirnya Dimas memutuskan untuk memeriksakan Indah di klinik kesehatan. Yang terbilang dekat dari kontrakannya, untung saja saat itu tidak ada antrean sama sekali. Jadi Indah bisa langsung di periksa oleh dokter, Dimas dan ibu serta ayah mertuanya menunggu di luar. Akan tetapi tak lama kemudian mereka diminta untuk masuk dan mendampingi. 

"Maaf Bu, karna disini fasilitasnya belum lengkap, untuk memastikan benar atau tidaknya. Bu Indah silahkan tes kehamilan, disana toiletnya" Kata Dokter menyuruh Indah untuk tes. 

Tadinya Dimas Ingin menuntun dan mendampingi Indah untuk masuk ke toilet, akan tetapi lagi lagi Indah menolak. Dan akhirnya bu Aini yang menemani dan menuntun Indah menuju toilet. 

Sekitar tiga menit lamanya Indah berasa didalam toilet, karna merasa Indah lama tak kunjung keluar toilet. Dimas mencoba mendekat ke pintu toilet dihadapan ibu mertuanya. 

"Sayang, gimana? Kenapa kamu lama sekali" Panggil Dimas mengetuk pintu toilet. 

Pak Joko hanya duduk diam menoleh kearah toilet, dimana istri dan anak mantunya merasa cemas disana. 

Sementara Indah didalam toilet tercengang nembelalak matanya, memandangi alat tes kehamilan itu. Mulutnya mengapa, dan tangannya menutup mulut, air matanya tak sengaja menetes ke pipinya. Jantungnya berdebar debar, tangannya gemetar, suaranya tercekat tak mampu berucap saat itu. 

"Ini sungguhan? Apakah ini benar? Atau aku hanya mimpi?" Kalimat itu susah payah indah ucapkan, ia masih tak percaya kalau alat itu menunjukan dua garis yang sangat jelas. 

Kemudian suara pintu terbuka terdengar, Dimas langsung terkesiap menghadang istrinya. 

"Sayang kamu kenapa nangis?, sudah tak perlu kamu pikirkan sayang. Nanti kita coba lagi" Dimas sudah berprasangka lain dengan ekspresi istrinya yang menangis, ia parno akan kegagalan yang ia alami dimasa yang telah berlalu. 

"Lihat ini mas, lihat. Kita berhasil" Kata Indah dengan senangnya menunjukan hasil tesnya. 

Dimas kemudian mengambil alat itu dari tangan Indah, membelalak Dimas melihatnya. Luapan kebahagiaan terpancar diwajahnya, tangis haru menyelimuti suasana disana. Dimas bergerak dan memeluk istrinya dengan erat, mencium dan mengusap lembut punggung Indah. 

Belum lama Dimas memeluk dan mencium Indah, kembali Indah merasa mual saat menghirup aroma tubuh suaminya itu. 

"Huuweekk... " Terdengar suara Indah yang mual dipelukan Dimas. 

"Sayang? " Kata Dimas melepaskan pelukannya. 

"Maaf mas, aku nggak bisa mencium bau badanmu. Jauh jauh, aku mual kalau bau badanmu" Kata Indah seraya menahan rasa ingin muntah pada saat itu. 

"Yeeeee, akhirnya bapak bakal punya cucu" Pak Joko dan bu Aini malah berjingkrak jingkrak kegirangan, tampaknya orang tua itu seketika lupa dengan umur mereka. Dan lupa jika disana ada dokter yang menyaksikan drama kebahagiaan dari keluarga itu. 

Pak Joko dan bu Aini berdendang dan berdansa seakan tak ada orang lain disana, sementara bu dokter yang melihatnya hanya tersenyum. 

"Eee, silahkan bu Indah, berbaring ke atas brankar biar saya periksa dulu" Suara bu dokter yang menginterupsi, membuat pak Joko dan bu Aini berhenti seketika. Lalu kembali bersikap biasa saja, ada sedikit rasa malu karna mereka malah berdendang dan berdansa didepan bu dokter. 

Indah kemudian diperiksa, usai diperiksa. Indah diberikan vitamin dan diberi obat penguat kandungan. Sedikit wejangan dan arahan untuk menjaga kandungan dari dokter pun kini sudah selesai, saatnya mereka pulang. Raut wajah bahagia masih tersirat dengan jelas dari raut wajah mereka, bagaimana tidak. Penantian yang cukup lama kini akhirnya terwujud juga. 

"Alhamdulilahhirobbil'alamin, akhirnya cucu kita jadi juga bu. Tinggal nunggu kelahirannya" Ucap pak Joko bersyukur dengan rasa gembira yang tak mampu ia sembunyikan. 

"Iya pak, alhamdulillah, terimakasih ya Dimas, Indah kalian berdua tepat janji sama ibu. Ibu seneng banget rasanya" Kata bu Aini berterimakasih pada Dimas dan Indah. 

"Iya bu, alhamdulillah. Kita juga seneng banget rasanya, karna sebentar lagi Dimas sama Indah bakalan jadi orang tua" Ujar Dimas yang ikut menanggapi. 

Sementara Indah juga hanya mengulas senyum bahagia, pada akhirnya ada malaikat kecil yang menghuni rahimnya setelah sekian lama menanti. 

"Mas, tapi malam ini aku nggak mau tidur sama kamu loh" Kata Indah pada Dimas. 

"Loh kenapa, apa aku buat salah sama kamu?" Tanya Dimas seraya menautkan kedua alisnya. 

"Enggak, kamu nggak buat kesalahan apapun. Cuma aku nggak suka aroma tubuh kamu, bikin mual" Kata Indah menjelaskan. 

"Ya namanya juga belum mandi, nanti kalau udah mandi pasti juga nggak bau" Kata bu Aini mencoba membela mantunya. 

"Padahal Dimas nggak bau badan lo ndah" Ujar pak Joko pada mereka. 

"Iya emang nggak bau badan, tapi aroma tubuhnya Indah nggak suka. Indah juga nggak tau kenapa, bawaannya mual terus kalau bau aroma tubuh mas Dimas" Kata Indah menjelaskan. 

"Ya nggak papa lah, Dimas terima pak bu, mungkin itu bawaan si dede yang ada di perut Indah" Kata Dimas seraya mengulas senyum, Wajahnya tersenyum, namun batinnya nyesek. 

"Gini amat bumil ngidamnya, yahhh nggak bisa peluk peluk deh" Batin angga bermonolog. 

Usai sampai di rumah, Dimas langsung mandi. Karna waktu maghrib sudah dekat, dan Dimas juga harus ke masjid untuk sholat maghrib berjama'ah. Sebelum akhirnya nanti makan malam bersama, pak Joko dan Dimas berangkat ke masjid bersama jalan kaki. Karna kebetulan masjidnya tak jauh dari kontrakan Dimas berada. 

Indah dan bu Aini sholat maghrib dikontrakan Indah, setelah selesai sholat maghrib Indah malah terlihat gelisah. Ia berjalan mondar-mandir seraya meremas tangannya dan menelisik kearah jendela, bu Aini yang risih melihat Indah mondar-mandir tak jelas itu langsung menegur. 

"Kamu kenapa sih mondar-mandir kayak gangsing begitu" Tegur bu Aini pada Indah. 

"Kok bapak sama mas Dimas belum pulang juga ya bu" Jawab Indah terlihat cemas. 

"Baru juga selesai sholat, mungkin masih jalan pulang. Udah kamu duduk aja, nggak usah mondar-mandir begitu. Pusing ibu liatnya" Kata bu Aini sedikit kesal. 

Wanita paruh baya berusia lima puluh tahun itu merasa pusing melihat anaknya mondar-mandir tak jelas, padahal menunggu kepulangan Dimas bisa sambil duduk. 

"Indah takut mas Dimas pulang telat kayak waktu itu bu, ba'da isya udah lewat tapi mas Dimas nggak pulang pulang" Kata Indah lagi. 

"Ya elah, lagian perginya juga jelas, ke masjid. Kalok nggak pamotan sama sekali lah baru kamu cemas, sudah duduk" Perintah bu Aini pada Indah. 

Tak lama berselang Dimas dan pak Joko sampai juga di kontrakan mereka. Mereka masuk lalu dipersilahkan untuk makan malam bersama, makan malam yang sederhana namun nikmat. Karna dimakan bersama sama, semakin terlihat keharmonisan keluarga itu. 

Akan tetapi perbedaan terlihat dari Indah, jika Dimas berada jauh darinya maka ia akan gelisah, akan tetapi jika Dimas dekat dengannya Indah akan terlihat seolah membenci suaminya itu. Sungguh mood yang diluar kendali Indah, sampai bu Aini dan pak Joko heran melihat model ngidam anaknya itu. 

"Tadi nggak dirumah dikhawatirin, sekarang udah dirumah malah dicuekin" Kata bu Aini menyindir Indah. 

"Biarin" Jawab Indah sedikit sewot. 

"Indah.. Indah, ngidammu kok ya aneh banget, kasihan suamimu malah jadi kayak orang asing begitu" Kata pak Joko berkomentar. 

Sementara Dimas hanya melirik pada istrinya, semakin dilirik Indah malah semakin terlihat cantik di pandangan Dimas. Rasanya Dimas ingin bermanja manja pada Indah, tapi sayangnya saat indah didekati ia malah diusir. Bahkan tak jarang Dimas malah dipukul dan dijewer telinganya oleh Indah, padahal Dimas hanya ingin memeluk untuk sesaat. 

Di keesokan harinya, Dimas berangkat ke kantor sendiri. Karna Indah masih harus istirahat selama tiga hari lagi, karna Indah masih merasa lemas dan mual. Masih sering merasa pusing, jadi Indah diminta oleh Dimas dan ayah ibunya untuk libur dulu. 

Meskipun Dimas tak diizinkan untuk memeluk dan bermanja manja dengan Indah, sebab Indah menolaknya. Luapan bahagia itu tak surut dari wajahnya, seperti saat ini. Dimas berjalan memasuki kantor melenggang seraya berdendang, dan orang pertama yang ia temua bukanlah Romi sang sahabat. Bukan juga Hanifah sahabat Indah, tapi Deri. Berkat buah kurma muda dan buah zuriat darinya lah ikhtiar Dimas dan Indah membuahkan hasil. 

"Der, ada kabar baik nih, sekalian aku mau bilang terimakasih banyak sama kamu" Kata Dimas merangkul Deri yang ia temui di lorong koridor kantor. 

"Apaan pak?" Tanya Deri bingung. 

"Sepertinya sebutan pak sudah melekat di lidahmu ya, tapi nggak papa. Dan apa yang kamu dengar nanti itu hal yang sangat membuat aku bahagia, bahagia sekali" Kata Dimas seakan memberi teka teki. 

"Iya apaan pam?" Deri malah semakin penasaran. 

"Buah kurma muda sama buah zuriat dari kamu, tokcer. Dan ternyata kemarin istriku sakit itu karna ngidam, aku seneng banget akhirnya aku bakalan jadi ayah" Kata Dimas dengan gembiranya. 

"Waaah, selamat kalau begitu pak. Akhirnya yang dinanti nanti datang juga, selamat selamat" Kata Deri mengucapkan selamat pada Dimas dengan sama bahagianya. 

"Kayaknya seluruh kantor harus tau, termasuk ibu kantin" Kata Dimas yang kini berlari seraya berteriak mengabarkan berita kehamilan istrinya. 

Yang mendengar kabar itu pun ikut senang dan merespon positif. Hanya dua orang yang merasa kebingungan dengan sikap Dimas yang terlibat sangat bahagia itu. 

"Der, Dimas kenapa? Kayak orang gila lari lari sambil teriak teriak" Kata Romi seraya menepuk pundak Deri. 

"Lagi bahagia tuh pak Dimas, istrinya hamil" Jawab deri. 

"Hah? Serius kamu?" Kata Romi yang terkesiap. 

"Iya, liat aja tuh pak Dimas saking senengnya" Kata Deri menjawab. 

"Loh, kapan bikinnya kok aku nggak tau" Kata Romi menanggapi. 

"Ya kali bikin  anak bilang bilang sama orang pak..pak.., nikah pak biar bisa bikin anak" Sarkas Deri seraya menepuk nepuk pundak Romi. 

"Yee, malah ngejek kamu ya. Liat aja nanti ku sebar undangan kalau kamu nggak datang, tak aniaya kamu" Kata Romi seraya menunjuk Deri. 

"Palingan juga dua tahun lagi" Sarkas Deri lagi meledek. 

"Ngeledek kamu ya" 

Romi dan Deri malah bertingkah seperti anak kecil yang berkelahi, sementara itu gema tawa mereka terdengar di Koridor kantor. 

1
TheNihilist
Bukan hanya cerita yang membuatku senang, tapi juga cara penulisan yang luar biasa! 🤩
Kurnia Sari: terimakasih 🙏
total 1 replies
Paola Uchiha 🩸🔥✨
Kereeeen!
Beerus
Keren, thor udah sukses buat cerita yang bikin deg-degan!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!