Akhirnya Mencintaimu Secara Ugal-Ugalan

"Wow lihatlah si vampir tampan juga mengikuti kegiatan ini" ujar Joselyn pada Wendy sambil tersenyum. Setelah mendengar apa yang Joselyn katakan, Erina memutar matanya dengan malas lalu berkata,

"Baiklah aku ikut juga" sahutnya singkat lalu langsung berjalan pergi untuk menuliskan namanya di meja profesor itu.

"Apa? mana namanya? kenapa tidak ada? coba cek sekali lagi" gumam Erina dalam hatinya sambil memeriksa nama para mahasiswa itu dengan teliti yang membuat Wendy tertawa melihatnya yang selalu bertingkah aneh belakangan ini.

"Rin, apa yang kamu lakukan? jika sudah selesai bisa gantian denganku? aku juga mau menulis namaku" ujar Wendy sambil terkekeh pelan.

"Ah, tidak ada... aku hanya mengecek sesuatu, tapi itu tidak penting" sahutnya sambil tersenyum palsu yang membuat Wendy semakin terkekeh melihat tingkah sahabatnya ini.

"Aku tahu apa yang kamu cari (Tersenyum sambil melihat daftar nama mahasiswa itu) nah, ini dia... bahkan tulisan tangannya pun sangat menarik" ujar Wendy sambil tersenyum manis.

"Kenapa kamu tersenyum huh?" tanya Erina pada Wendy yang hanya terkekeh pelan melihat responnya.

"Dia tahu nama si kutu buku itu? aku rasa Wendy menyukai si kutu buku itu... Jadi namanya adalah Jonathan ya? tapi tunggu... Kenapa juga aku peduli? Kenapa aku memikirkan itu seperti seorang jalang yang sedang cemburu?" gumam Erina di dalam hati pada dirinya sendiri, lalu ia kembali ke tempat duduknya.

"Kamu tahu Rin, nama aslinya adalah Julius Nathan Alexander. Dia mahasiswa pindahan dari Universitas paling bergengsi di Hongkong" ujar Wendy memberikan informasi rahasia yang tidak sengaja ia dapatkan itu.

"Huh? bagaimana kamu tahu?" tanya Erina penasaran hingga kedua alisnya terangkat.

"Aku tidak sengaja melihat dokumennya di meja kerja prof Leon saat mengumpulkan tugas semua orang bersama Hanna" sahut Wendy sambil tersenyum simpul.

"Huh begitu ya" sahut Erina singkat sambil memutar matanya dengan malas.

"Dia bahkan tidak bisa memberitahukan nama aslinya pada orang lain, kenapa berusaha menyembunyikannya dan bersikap misterius huh? (menatap kearah Jonathan) Lalu untuk apa wajah tampan yang indah itu?" gerutu Erina dalam hatinya.

Hari pertama dilaksanakannya penelitian lapangan,

~Ekspedisi Hutan

Semua mahasiswa mendapatkan fasilitas kamar home stay berbentuk kabin survival minimalis yang dimana 1 kamar berisi 3 orang. Sebelum penentuan teman sekamar tentu saja Wendy, Joselyn dan Erina  memilih untuk berada di kamar yang sama dan tidak ada mahasiswa yang protes sedikitpun, lagi pula siapa juga yang berani mencari masalah dengan si Queen Bee kampus ini. Lokasi home stay ini benar-benar persis di pinggiran hutan sehingga mereka semua dapat merasakan secara langsung bagaimana rasanya bermalam di alam liar dengan peralatan yang minim.

"Kamar ini kecil tapi cukup bagus, aku menyukainya" ujar Wendy saat mereka membawa barang bawaan mereka memasuki kamar. Sementara Erina langsung menaruh tasnya dan sibuk mencari sinyal sambil menggoyang-goyangkan ponselnya seolah-olah itu bisa membantu agar jaringan internet bisa masuk ke dalam ponselnya.

"Apa-apaan ini sialan! kenapa tidak ada jaringan internet sama sekali?!" gerutu Erina sambil terus berjalan kesana kemari hingga membuat Joselyn tertawa melihat tingkah laku sabahatnya ini.

"Hahaha... Ini di hutan sayangku, kamu tidak akan mendapatkan jaringan disini jadi diamlah dan jangan melakukan hal yang sia-sia seperti itu" ujar Joselyn sambil tertawa bersama Wendy.

"Sial!" ujar Erina lalu ia merebahkan dirinya di salah satu kasur kecil itu.

Seluruh mahasiswa mulai menyebar untuk melakukan penelitian mereka masing-masing, namun demi keamanan mereka dibentuk menjadi beberapa kelompok agar tidak ada yang pergi sendirian karena hutan lebat ini sangat luas dan menyimpan banyak bahaya tersembunyi di dalamnya.

Saat hari mulai gelap,

Semuanya mengikuti profesor mereka kembali ke tempat mereka menginap. Namun saat diperjalanan kembali ke kabin home stay mereka, Wendy tiba-tiba tersadar kalau Erina tidak bersama mereka saat ini. Wendy mulai merasa cemas lalu ia menoleh keseluruh kerumunan mahasiswa itu tapi Erina tidak terlihat dimanapun.

"Tunggu, dimana Erina? Jose Erina kemana?" tanya Wendy cemas,

"Kita harus melaporkannya pada profesor Wen" sahut Joselyn lalu mereka berdua bergegas memberitahukan hal ini pada sang profesor.

Profesor memberitahu semua mahasiswa untuk mencari Erina, mereka semua terlihat cemas dan berusaha untuk melakukan pencarian sebisa mungkin.

"Rayhan, Eric, Lucas, Maxim kalian pergi mencari bersama dan yang terpenting jangan sampai tersesat" ujar profesor memberikan perintahnya lalu membuat beberapa kelompok pencarian lagi yang hanya diisi para laki-laki saja sedangkan para wanita ia perintahkan untuk melakukan pencarian bersamaan dengan dirinya.

Jonathan PoV.

Ikut melakukan pencarian dan masuk dalam salah satu kelompok kecil untuk mencari gadis itu, Hal ini cukup mencemaskan karena area ini benar-benar adalah alam liar yang sangat berbahaya dan juga hari sudah mulai malam. Aku dapat merasakan ada banyak binatang liar yang cukup berbahaya di bagian selatan hutan ini, aura mereka cukup kuat jadi kurasa hewan liar itu pasti jenis predator. Ini sangat berbahaya bagi orang normal jadi aku diam-diam memisahkan diri dengan grup pencarian dan menuju arah lain sehingga mereka tidak menyadarinya.

Aku menutup mataku agar bisa benar-benar fokus untuk mendengarkan suara yang ada di hutan ini sebagai petunjuk. Suara sekecil apapun yang ada di hutan ini dengan kekuatan khusus yang aku miliki mulai terdengar dengan jelas, aku mulai mengobservasi setiap suara untuk menemukan petunjuk keberadaan gadis itu. Tiba-tiba aku mendengar suara serigala lalu aku segera berlari kearah sumber suara itu secepat mungkin. Semakin dekat dengan suara serigala itu, aku sekarang juga bisa mendengar suara tangisan seorang wanita... Aku sangat yakin kalau itu adalah dia.

Sementara itu,

Erina PoV.

Aku sangat ketakutan sekarang. Aku tidak tahu aku sedang ada dimana dan kemana aku harus pergi, ini adalah kesalahan yang besar dan sangat bodoh! aku seharusnya tidak pernah pergi sendirian. Aku rasa aku akan mati disini jika terus seperti ini, oh Tuhan... Aku bahkan belum menemukan orang yang aku cintai dan menikah dengan orang itu, tolonglah...

Saat aku sibuk mengutuki nasib dan kebodohanku ini, aku merasakan ada sesuatu yang sedang menatapku. Saat aku menoleh aku dapat melihat begitu banyak mata yang menyala diantara semak-semak itu apalagi sekarang sudah mulai gelap. Aku mulai menangis ketakutan, kakiku terasa lemas dan juga sakit karena aku juga terluka saat jatuh tadi. Astaga, apa aku akan jadi makanan makhluk-makhluk itu? Semua mata yang menyala itu mulai melolong dan saat itulah aku bisa dengan yakin mengatakan bahwa itu adalah serigala. Apa ini akan menjadi akhir dari hidupku? Aku memejamkan mataku dan tiba-tiba semua hal buruk yang pernah aku lakukan terlintas kembali dalam benakku, semua hal kejam yang aku lakukan pada para mahasiswa yang aku bully terlintas seperti potongan-potongan film pendek di dalam otakku. Apakah ini yang disebut karma? Aku sepertinya bisa melihat kematianku sendiri saat ini.