Berkorban Demi Cinta

Markus merasa penasaran dengan keputusan temannya itu," Apa yang kamu rencanakan? Hanya ingin menyelamatkan gadis itu dari penjara saja kamu juga tidak mau menunjukan diri?"

"Ada yang terjadi pada Kelly, dan aku tidak pernah mendapatkan laporan sama sekali," jawab Morgan yang curiga.

"Apa maksudmu? Apakah ada yang menyembunyikan kejadian yang di alami oleh pacarmu?" tanya Markus.

"Saat aku di penjara, semua urusan perusahaan dan lainnya aku serahkan kepada Robby, Billy dan Zoanna. Aku pernah memberi perintah pada mereka agar selalu mengawasi Kelly untukku. Namun, Kelly pernah di penjara dan mengapa tidak ada satu orang pun yang melaporkan padaku. Aku ingin tahu apa yang terjadi padanya," jawab Morgan." Cepat pergi dengan pengacara yang aku atur untukmu!" perintahnya lagi.

Markus terdiam sejenak dan kemudian pun mengangguk setuju untuk membantu," Baiklah, aku akan membantumu. Tapi karena gadis malang itu bukan karenamu," jawabnya yang kemudian beranjak dari sana.

***

Kelly yang menimbulkan keributan sehingga membuat detektif Harger kesal dan sengaja mengurung Kelly di ruangan gelap dan sempit. Walau bukan pertama kali bagi gadis itu. Namun, meninggalkan kesan trauma yang mendalam.

 Detektif Harger mengunci pintu dengan keras, membuat Kelly merasa terkurung dan tak berdaya. Merasa terjebak, bayang-bayang masa lalu Kelly mulai muncul kembali dalam pikirannya.

Ia teringat akan siksaan yang pernah ia terima dari Billy Zavierson "Hahahah...Kalau bukan karena kau, kakakku tidak akan di penjara. Rasakan pembalasanku, gadis sialan!" kata Billy dalam ingatan Kelly. Ia bisa merasakan sakit yang luar biasa saat sepuluh jarinya dijepit oleh alat pemecah jari. Rasa sakit itu membuat Kelly terjaga dari lamunannya.

 Kembali pada kenyataan, Kelly merasa tubuhnya gemetar tak terkendali. Ia mencoba merangkak ke sudut ruangan yang gelap itu, berharap menemukan sedikit rasa aman. Namun, semakin ia mencoba untuk menghindari rasa takut, semakin dalam ia terbenam dalam kenangan buruk yang pernah ia alami.

 Mata Kelly memandangi kegelapan ruangan, mencoba mencari celah kecil yang mungkin bisa membawanya keluar dari situasi mengerikan ini. Namun, hatinya semakin hancur saat menyadari bahwa ia mungkin harus menghadapi kenyataan bahwa ia akan terus terkurung dalam ruangan ini, menghadapi trauma yang terus menghantuinya.

Harger yang mengetahui gadis itu masih dalam keadaan trauma, ia pun sengaja mengurungnya di dalam ruangan itu.

Flash Back on.

Beberapa bulan yang lalu.

Kelly dibawa oleh sekelompok orang ke ruangan gelap dan sempit. Di sana terlihat seorang pria angkuh yang tak lain adalah Billy. Pria itu tersenyum sinis dan memandang ke arah Kelly.

Mereka lalu mendorong gadis itu dengan kasar. Sehingga tubuh mungilnya terhempas dan kesakitan.

"Billy, apa yang kamu lakukan, kenapa membwaku ke sini?" tanya Kelly yang ketakutan.

Suasana ruangan itu cukup mencekam. Hanya diterangi lampu 5 watt. dan terlihat beberapa orang pria yang memiliki paras menakutkan dan bertato.

"Kelly Thompson, kenapa bukan kamu yang dikurung, kenapa harus kakakku? Dia adalah pewaris keluarga kami. Tanggung jawabnya cukup berat sebagai anak pertama. Sementara dia malah harus membunuh orang hanya karena melindungimu,' ucap Billy dengan tatapan tajam.

"Billy, Aku juga berharap aku yang di penjara bukan Morgan. Aku juga sangat sedih," tangisan Kelly.

Billy bangkit dari kursinya dan mengenggam dagu gadis itu dengan erat," Tidak perlu kau basa-basi. Gadis rendahan sepertimu sama sekali tidak pantas membuat kakakku harus berkorban demimu,' ketus Billy yang kemudian melayangkan tamparan ke wajah Kelly, Plak!"

Tamparan keras mengenai wajah Kelly sehingga mengeluarkan darah di sudut bibirnya.

"Aahhh!" Kelly mengerang kesakitan.

"Kakakku harus mendekam 3 tahun penjara, hanya demi seorang pelayan restoran. Kalau bukan karena kakakku mencintaimu aku pasti sudah menjualmu ke pelacuran," ketus Billy yang menampar wajah Kelly berulang kali.

Plak!"

Plak!"

Tangisan dan teriakan Kelly terdengar begitu jelas, Ia mencoba menghindar. Namun, lengannya ditahan oleh Billy yang tidak berhenti menamparnya.

"Aahh!" suara jeritan Kelly yang kesakitan." Billy, Maafkan aku. Serahkan saja aku kepada polisi dan bebaskan kakakmu!"

"Kalau bisa dibebaskan maka dari sejak dulu sudah kubebaskan, saat itu aku di luar negeri. Setelah pulang aku baru tahu semua ini terjadi karenamu. Kakakku malah masih menutupinya. Tapi aku bisa selidiki sendiri," bentak Billy sambil menampar wajah Kelly yang mulai membengkak.

Sementara salah satu anggota Billy sedang merekam sambil tersenyum bahagia.

Setelah melakukan tamparan sebanyak puluhan kali, Kelly langsung tidak sadarkan diri. Mulutnya mengeluarkan darah dan wajah kiri kanannya merah dan membengkak.

Billy bangkit dan memberi perintah kepada anak buahnya," Siram air!"

Mereka pun mengambil jerigen dan membuka penutupnya, Kemudian mencurahkan airnya ke wajah Kelly. Akibat dikejutkan dengan siraman tersebut Kelly pun tersadar.

"Aahhh!" jeritan Kelly yang ketakutan. Ia tidak mampu mengeserkan tubuhnya lagi akibat kesakitan yang dia rasakan pada wajahnya.

"Ambil alatnya dan jepit sepuluh jarinya!" perintah Billy dengan tegas.

Raut wajah Kelly yang pucat dan semakin ketakutan, Ia berusaha mengangkat kepalanya dan melihat alat penjepit jari yang terbuat dari besi kini dibawa oleh anak buah Billy untuk menyiksanya.

"Billy, tolong jangan melakukannya, Aku tahu kamu membenciku. Tapi jangan menyiksaku. Aku akan menebus kesalahanku pada Morgan setelah dia bebas. Tolong jangan siksa aku!" pinta Kelly sambil memohong dan merangkak menghampiri Billy yang berdiri di sana dengan angkuh.

"Tapi aku sangat puas dan bahagia melihatmu disiksa," jawab Billy dengan nada sinis.

Kelly berusaha memohon, Namun, pria berhati iblis itu tidak peduli sama sekali. Ia merasa puas dengan apa yang dia lakukan.

Di ruangan gelap dan sempit, mereka menahan Kelly dan memasukan sepuluh jarinya ke dalam alat tersebut.

Kelly menangis ketakutan dengan nada mengema satu ruangan itu. Salah satu anak buah Billy menjambak rambutnya sehingga membuat gadis itu semakin kesakitan.

"Rekam dengan jelas, dan jadikan sebagai kenangan manis bagi kita!" perintah Billy sambil tertawa gembira.

"Billy, bunuh saja aku!" tangisan Kelly yang wajahnya dalam kondisi bengkak dan mulutnya mengeluarkan darah.

"Aku suka menyiksamu, Kalau kau mati terlalu mudah bagimu," jawab Billy.

"Lakukan sekarang juga, Jangan sampai jarinya putus!" perintah Billy.