"Dia tidak selingkuh, dia baik. Semua kebutuhan finansial ku terpenuhi. Dia perhatian dan tak pernah kasar padaku. Tapi sayang semuanya terkuak, menyakitkan bagiku. Hingga akhirnya aku pun terjatuh dalam lumpur dosa itu. Salahkah aku, bila aku hanya mengikuti permainan alur hidup, yang kadang mempermainkan ini?"
(Alika Kinanputri)
Belum habis rasa sakit yang dirasakan Alika. Oleh karena sikap suaminya yang tidak pernah mau menyentuhnya lagi, selama satu tahun belakangan. Ada apa yang sedang terjadi pada Bagas yang sangat mencintai dirinya, meski mereka belum dikaruniai oleh seorang anak. Bahkan pernikahan mereka sudah menginjak lima tahun, dan tidak pernah terjadi pertengkaran. Tiba-tiba Alika harus dihadapkan dengan kenyataan pahit Dugaannya ternyata meleset. Yang membuat hidupnya semakin kacau, saat dihadapkan dengan pilihan, pergi tak diperbolehkan. Tapi dipaksa bertahan demi reputasi keluarga Bagas. Mampukah Alika bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wela Edelways, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburu
Alika merasa heran, melihat Bagas yang telah pulang bekerja.
Baru saja pukul 14.00, biasanya mas Bagas akan tiba di rumah pukul 17.00. Dan lebih janggal lagi, dia pulang bersama mama Yanti.
"Ada apa ini, kenapa wajah mas Bagas lesu begitu?" Gumam Alika merasa heran.
Tapi meski begitu, Alika enggan sekedar bertanya. Hatinya sudah terlampau sakit. Selama ini diperlakukan tidak baik oleh keduanya. Lalu kenapa dia harus mencari tahu apa yang sedang terjadi pada mereka.
Alika lebih memilih mengatur bahan belanjaannya, masuk ke kulkas. Sementara ekor matanya menangkap, Mas Bagas dan mama Yanti naik ke lantai atas masuk ke kamar mereka.
Sore hari, Alika terlihat sibuk menyiram bunga di taman depan. Mobil sport milik Keanu masuk dan diparkir ke garasi. Si pemilik mobil lalu keluar dari mobil. Dan di tangannya, ada satu kotak berwarna pink.
Keanu melangkah mendekati Alika.
"Coba tebak, aku bawa apa?"
Tanya Keanu, sontak mengagetkan Alika yang sedang fokus menggembur tanah. Merawat pohon bunga matahari, yang sebentar lagi akan bermekaran.
Alika membalikan tubuhnya, melihat tangan Keanu yang satunya disembunyikan di belakang. Alika mengernyitkan dahinya, berpikir sejenak, lalu menggelengkan kepala.
"Aku nggak tahu," jawab Alika singkat.
Keanu tersenyum kecil.
"Kotak berwarna pink," ungkap Keanu memberi clue, agar Alika bisa menebaknya.
Alika membulatkan matanya tak percaya, lalu berdiri mendekati Keanu. Berusaha meraih tangan Keanu, agar mau memperlihatkan apa yang dibawa olehnya.
"Apa itu kotak brownies pink Candulata?" Tanya Alika dengan mata yang berbinar. Keanu mengangguk pelan.
"Benarkah? Apa boleh aku mencobanya sekarang?" Tanya Alika antusias, dijawab gelengan kepala oleh Keanu.
Alika berusaha meraih tangan Keanu, berusaha meraih kotak brownies yang disembunyikan di balik punggung Keanu. Keduanya tertawa dan bercanda. Momen ini, kembali lagi terulang. Momen dimana keduanya sejak kecil sudah bermain dan makan bersama. Apa lagi jika mama Delia membuatkan camilan untuk keduanya. Pasti akan ribut memperebutkan punya siapa yang lebih banyak. Terasa hangat kembali, suasana yang sempat asing dan canggung kini kembali bersama lagi.
"Ayolah, berikan kepadaku," rengek Alika.
Keanu berlari menuju ke arah pintu rumah, diikuti oleh Alika. Sungguh keduanya begitu bahagia, begitu lepas riuh dan tawa keduanya. Masih sama riuh dan tawa sejak kecil.
Momen yang baru saja dirasakan keduanya, terlihat jelas oleh sepasang mata yang menatap benci keduanya dari arah balkon lantai atas. Merasa tidak terima, bagaimana mungkin Alika bisa tertawa lepas bersama Keanu, sedang dengan dia suaminya sendiri, jarang dan hampir tidak pernah sama sekali Bagas melihatnya.
***
Brownies Candulata yang dibawa oleh Keanu adalah makanan favorit keduanya. Dulu, jika mama Delia pergi mengurusi bisnisnya, maka yang menemani Keanu di dalam rumah ini adalah Alika. Keduanya memiliki hobi dan kesukaan yang sama.
Mama Delia sering membawa pulang brownies Candulata ini. Sejak saat itu, brownies ini menjadi kesukaan keduanya
Bahkan makanan apa pun pun mereka memiliki selera yang sama. Alika memotong brownies itu dengan hati-hati. Lalu menaruh pada piring kecil milik Keanu.
Keduanya menikmati brownies dengan secangkir teh.
Keanu mencuri pandang melihat Alika.
"Apa kamu bahagia, Alika?" Tanpa sadar pertanyaan itu dilontarkan oleh Keanu.
Alika terdiam sesaat, keduanya terpaku tak bicara. Namun mata Alika menatap wajah Keanu, mulutnya terasa kelu. Tak mampu untuk mengeluarkan barang satu kata pun. Sedang dalam hatinya, Alika berteriak.
Dia ingin sekali bercerita pada Keanu semuanya. Tentang hatinya yang terluka, tentang rasa cinta yang sudah tidak ada lagi dari suaminya. Tentang semuanya dia ingin sekali menceritakannya. Akan tetapi, semua hanya tertahan di dada. Sesak sekali rasanya, menahan sakit.
Mata Alika berkaca-kaca. Sedih bukan berarti dia tidak mampu melewati semua kepahitan hidup rumah tangganya. Meski yang sebenarnya terjadi, memang mas Bagas tidak pernah mau berusaha. Hingga akhirnya memilih menduakan dirinya.
Alika tersenyum, menahan agar air matanya tak tumpah di depan Keanu. Setidaknya dia masih menghargai mas Bagas sebagai suaminya. Keduanya belum resmi bercerai. Jadi tidak pantas, untuk menceritakan aib rumah tangganya kepada orang lain. Meski dia sangat ingin sekali.
Melihat Alika yang hanya diam saja. Akhirnya Keanu memutuskan untuk tidak lagi mau bertanya lebih lanjut. Keduanya kembali terdiam dan tenggelam dalam pikirannya masing-masing.
Mas Bagas yang sejak tadi berdiri di tangga, berusaha mendengar apa yang diperbincangkan keduanya. Sambil mengeratkan gigi menahan emosi.
Alika dan Keanu sudah selesai minum teh mereka. Brownies mereka tidak pernah dibuat sisa. Keduanya sudah kenyang, dan saat melihat satu sama lain keduanya tertawa. Bagaimana bisa, kenangan masa kecil mereka kini terulang lagi.
Alika membereskan piring dan cangkir teh mereka untuk dicuci. Agar bisa segera dibersihkan. Sedang Keanu terlihat menerima panggilan telpon di ponselnya. Sedetik kemudian, dia berpamitan pada Alika. Dia harus keluar mengurus sebuah urusan di luar sana.
Dan berpamitan dengan Alika.
Alika hanya menggelengkan kepala. Melihat Keanu yang sudah mulai memiliki kesibukan.
Saat akan naik ke lantai atas, pergelangan tangan Alika dicekal oleh Mas Bagas. Dengan kasar dia menarik tangan Alika menuju ke lantai atas. Dan masuk ke dalam kamar mereka.
"Apa yang baru saja kamu lakukan dengan Keanu?"
Tanya Bagas penuh emosi pada Alika.
"Nggak ada apa-apa," jawab Alika.
"Kamu sudah berani yah, berdua-duan bersama pria yang jelas bukanlah suami kamu!" Tuduh Bagas menyudutkan Alika.
"Hentikan mas! Kamu nggak suka melihatnya?"
Alika berbalik bertanya.
"Bukankah aku bukan selera kamu lagi. Kamu suka dengan wanita yang lebih banyak berdandan kan? Maka pergilah sesuka hati kamu, mencari penggantinya diriku ini?"
Tantang Alika, kali ini dia benar-benar ingin menjadi wanita yang tidak lagi diam dan menangis menerima kenyataan.
"Tapi kamu masih berstatus istriku!"
Teriak Keanu memekakkan telinga.
"Istri? Istri mana yang ingin kamu bicarakan mas. Sudah berulang kali aku meminta pisah, tapi kamu nggak perduli dengan keinginanku," jawab Alika lantang.
Kali ini Alika sudah benar-benar kehilangan sabarnya. Alika tidak akan mau bertahan lagi dengan kelembutan.
"Tapi aku nggak ingin pisah dengan kamu, Lika," ucap Bagas memohon.
Alika tersenyum getir.
"Jangan serakah kamu mas, kamu nikahi aku hanya karena alasan saham perusahaan papa Leo. Dan kini kamu lebih suka wanita yang suka berdandan, kamu memiliki keturunan dari wanita lain."
"Bagian mana lagi yang bisa kau uji aku?" Teriak Alika, hingga tangisnya pecah.
"Rahasia apa lagi, yang kini kamu sembunyikan padaku?"
Alika berdiam diri. Kali ini dia harus bisa, menghadapi kelakuan mas Bagas, yang sudah banyak melewati batasannya.