KAU TELAH MENODAIKU

Setelah dapat memuaskan hasratnya, Jeffir segera membuka jas, jas itu dia gunakan untuk menutupi tubuh Reina yang terbaring lemah di atas jok kursi, tanpa sepatah katapun Jeffir kembali mengemudikan mobilnya. Tanpa peduli sedikit pun dengan apa yang dirasakan Reina saat ini.

Pria itu tampak kejam, dan begitu angkuh di mata Reina. Mulai saat ini dia berjanji akan membenci sebenci-bencinya terhadap pria itu.

Malam itu berakhir dengan sangat buruk membuat Reina semakin jatuh ke lubang terdalam penderitaan.

Mobil mewah itu berhenti di sebuah penthouse megah dan sangat besar, kemudian Jeff meminta Reina keluar dari mobil. "Cepat keluarlah! Anggap saja kejadian hari ini sebagai kompensasi kau kepadaku karena telah berbaik hati membiarkanmu ketika kau sakit,"

"Dasar kejam!" umpat Reina keluar dari mobil, dan menatap langit yang mulai nampak terang.

Dia tahu ini mulai menjelang pagi meskipun masih terlihat gelap, Reina berjalan lunglai dan tertatih memasuki kamarnya, dan membuka jas milik Jeffir yang di gunakan menutupi tubuhnya tadi di mobil. Dia melempar jas itu sembarangan dan menampakkan pakaian yang dia kenakan sudah robek di beberapa bagian, dan menampakkan kerutan pada pakaian mahal itu.

Dengan tatapan kosong Reina berjalan menuju kamar mandi dan berdiri dibawah shower mengguyur tubuhnya yang kotor itu, riasan wajah yang ia kenakan nampak acak-acakan dengan banyak jejak air mata, noda lipstik tampak keluar dari garis bibirnya, bahkan di bibirnya yang tipis terdapat robekan kecil bekas gigitan pria iblis itu. Keadaan pergelangan tangannya juga tidak lebih baik di kedua tangannya terdapat memar akibat di ikat oleh pria yang sama yang terus-menerus menodainya.

Kemudian Reina memutar kran shower, dengan cepat air menyerbu membasahi tubuhnya. Reina bersandar pada dinding kamar mandi perlahan tubuhnya merosot turun hingga duduk di lantai kamar mandi yang dingin, Reina kemudian memeluk lututnya, air mata kembali meleleh yang segera berbaur dengan aliran air yang terus jatuh dari shower, Reina meremas rambutnya dengan kuat lalu menjerit pilu, berteriak keras menumpahkan segala rasa marah, sedih dan beban di hatinya.

Setelah cukup lama berada di bawah guyuran dingin air shower hingga tubuhnya menggigil, Reina segera membersihkan tubuhnya menggosok bagian-bagian yang masih merasakan sentuhan di mana Jeffir menyentuhnya, menggosok dengan kuat hingga kulitnya lecet terasa perih dan memerah.

Setelah selesai mandi Reina sepanjang pagi hingga siang hanya menghabiskan waktunya berbaring di atas tempat tidur, trauma psikis itu semakin dalam di rasakan olehnya seolah penderitaannya tiada akhir.

Terbesit dalam benaknya untuk melarikan diri, dan menghilangkan segala rasa pusing berlari ke kelab malam seperti orang di luaran sana yang jika memiliki masalah pasti tempat seperti itu jadi tujuan, tapi setelah alam bawah sadarnya mulai kembali Reina berusaha bangkit kembali dari keterpurukannya, dia menghubungi Keyra dan Cristian saat ini Reina hanya butuh teman yang mampu mengerti dirinya dari sikap diktator penyiksa seperti Jeffir.

Tetapi, saat itu terdengar suara langkah kaki memasuki kamarnya. Reina segera bersembunyi dibalik selimut, ia tahu kalau orang yang datang itu pastilah si pria iblis itu.

Ceklek!!!

Dengan sepiring roti di tangannya, Jeffir mendatangi kamar itu membujuk Reina agar berhenti marah padanya karena perlakuannya ini memang benar-benar keterlaluan.

"Reina bangunlah, lihat aku bawakan makanan untukmu," Jeffir menaruh makanan itu di meja lalu meninggalkannya, "Jangan lupa di makan jaga kesehatanmu agar kau tetap bisa menjalankan kewajibanmu!"

Reina mencoba untuk tetap tenang tak bersuara agar iblis itu tidak menggangu, sungguh benar-benar keterlaluan sikap Jeffir yang seolah tidak merasa bersalah atas perbuatannya.

Jeffir kini telah berada di ruang keluarga, dia masih khawatir pada Reina yang sama sekali tidak mau bicara, bahkan memakan makanan yang dia bawa, dia lantas menghubungi Cristian untuk membujuk Reina.

"Segeralah datang ke Rumahku, ada pekerjaan untukmu,"

Jeffir mengirim pesan singkat itu pada asistennya, dan di seberang sana Cristian menerima pesan dari atasannya.

Cristian baru saja bangun tidur, matanya masih terlihat mengantuk sedangkan tubuhnya merasa pegal-pegal kecapekan akibat ulah Keyra yang mencekokinya minuman alkohol saat menghadiri pesta peluncuran fashion produk untuk Jeff Fashion Beauty (JFB) sebagai perwakilan JEFF GROUP, lantaran Jeffir tidak bisa hadir di acara itu.

Cristian menguap lalu berjalan ke arah wastafel untuk mencuci mukanya, setelah itu beralih kembali pada ponselnya di atas meja nakas.

"Tuan memintaku ke Rumahnya?" tanyanya pada dirinya sendiri, karena penasaran pada perintah tuannya yang tak biasa pagi-pagi begini memintanya untuk datang ke rumahnya Cristian khawatir jika sesuatu yang buruk telah terjadi pada Reina. "Apa ini ada hubungannya dengan gadis itu?"

Dia segera meraih kemeja, dan memakaikannya kemudian pergi dengan tergesa menuju rumah megah bos besarnya. Namun, pada saat itu dia di kagetkan oleh sesosok wanita yang polos tanpa busana baru bangun dari tidurnya di tempat tidur yang sama dengannya.

"Astaga kau?!" Cristian tercengang melihat Keyra baru saja bangun, pasalnya tadi pada saat dia terbangun dari tidurnya Cristian tidak melihat sosok itu, atau dia belum menyadarinya.

Perempuan itu malah tersenyum senang menatap pada Cristian yang terbengong-bengong. "Terima kasih telah meniduriku... mulai sekarang kau tidak memiliki alasan lagi untuk menolak, mulai hari ini kita pacaran!" Keyra mengumumkan dengan bangga di depan Cristian, dia datang dan memeluk pria yang sama sekali tidak pernah bermimpi bisa meniduri gadis dari keluarga Jefferson.

"Ti... Tidak, tidak ini tidak mungkin. Pasti ini hanya mimpi," Cristian memukul kepalanya dengan kedua tangan, supaya dia terbangun dari kenyataan yang ia anggap mimpi.

"Sayang... ayolah ini kenyataannya kau tidak bisa menolak, kau harus bertanggung jawab aku telah memberikan semuanya padamu termasuk harga diriku!"

"Tidak!" Cristian membentak tak terima dengan ulah Keyra, dia langsung pergi begitu saja.

"Cristian!" Keyra merasa khawatir Cristian tidak akan bertanggung jawab padanya, meskipun dia telah merelakan kehormatannya untuk pria itu.

Berusaha mencegah Cristian namun sayang pria itu pergi begitu cepat, membuat Keyra sedih terhina telah ditolak setelah dia melepaskan kehormatannya untuk pria itu.

"Kenapa Cristian...? Padahal aku telah memberikan semuanya padamu, bahkan harga diriku sebagai seorang Perempuan kau tetap saja tidak melihat betapa besarnya cintaku padamu," lirih Keyra berjalan menuju kamar mandi dengan tatapan kosong bagai raga tanpa jiwa.

Apa mungkin ini yang di namakan karma untuk keluarga Jefferson, sebuah karma dari penderitaan yang telah Jeffir lakukan terhadap Reina atau ini hukuman untuk keluarga itu?

Bisik gelak tawa cemooh sudah terbayang dan terdengar ditelinga dan di isi kepala Keyra, apa jadinya bila semua orang tahu kalau Keyra menyerahkan kehormatannya dengan bodoh pada pria yang sama sekali tidak pernah memiliki perasaan padanya.