Kirana Putri, seorang gadis cantik dan baik hati, tanpa disadari jatuh cinta pada seorang pria misterius bernama Dirga Praditama. Namun, Kirana tidak tahu bahwa Dirga sebenarnya menyimpan dendam mendalam terhadap masa lalu keluarga Kirana yang telah merenggut kebahagiaan keluarganya. Dalam perjalanan kisah cinta mereka, Kirana dan Dirga dihadapkan pada berbagai rintangan dan konflik hingga pada suatu hari Kirana pergi meninggalkan Dirga tanpa jejak.
Akankah cinta mereka mampu menyatukan keduanya, ataukah mereka harus rela berpisah demi kebahagiaan masing-masing? Hanya waktu yang akan menjawabnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meindah88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.16
Seorang wanita sedang berkutat dengan laptop seraya mata indahnya melirik ke arah dua insan yang asyik bercanda.
Bianca tak lepas dari tawanya, tangannya sekali-kali menyuapi pria dambaannya.
Sedangkan Dirga membiarkan saja apa yang dilakukan Bianca padanya.
" Bagaimana rasanya ketika milik mu sedang bersama orang lain ? Seperti itulah yang dirasakan ibuku ketika ibumu Hanum berani mendekati ayahku waktu itu." ucap Dirga dalam hati.
" Permisi pak, ini berkas -berkas yang mau ditandatangani, "ujar Kinara masuk ke ruangan atasannya menahan peri dalam dada.
Kinara segera keluar dari tempat memuakkan itu, ia tidak tahan melihat kedekatan suami dengan perempuan lain.
" Ya Allah, sakit rasanya!Ujarnya mengusap dada.
" Kinara, kamu kenapa ?"
Nisa yang melihat Kinan keluar dari ruangannya segera menyusulnya.
" Mbak Nis, " Kinara menangis dipelukan Nisa.
Nisa mengusap pelan punggung perempuan malang itu.
" Ceritakan pada mbak Kinan, kamu ada masalah apa ?" tanya Nisa lembut.
Dia mencoba menenangkan perempuan cantik itu yang masih dipelukannya.
" Bagaimana bisa Dirga tega menyakiti hati perempuan itu? Apa salahnya sehingga ia dapat hukuman sekejam ini ?" Batin Reihan memberontak ketika matanya tidak sengaja menangkap Kinara menangis pilu di pelukan temannya.
" Ya udah, kalau kamu tidak ingin cerita sekarang, tidak apa-apa. Yang penting hatimu sudah membaik." bujuknya.
Makasih sudah mengerti aku mbak, Nis. Semoga kebaikan mbak di balas lebih oleh Allah. "Nisa tersenyum lembut menatap Kinara.
" Terima kasih doanya Kinara, doa yang sama kupanjatkan untuk mu.
Kinara kembali ke ruangan nya, setelah meluapkan semua tangisnya pada Nisa, perasaan Kinara terasa plong saat itu juga.
Kinara melewati keduanya dengan sikap tidak pedulinya, seolah ia tidak apa-apa meskipun hatinya menjerit melihat kedekatan suaminya bersama perempuan lain.
" Kinara," panggil Bianca di saat Kinara melewatinya.
" Ada apa, mbak ?"Kinara menoleh dan melirik ke arah suaminya yang asyik menyesap rokok dengan santainya.
" Tolong buang bekas makan kami ya !"
" Bianca, tunggu tukang bersih-bersih !"Mereka yang akan membereskannya.
Protes Dirga tidak suka kala istrinya diperintah seperti pembantu.
Bianca tidak menerima itu dan terlihat sangat kesal di wajah.
" Apa masalahnya Dir?Dia kan bekerja di sini. Kenapa kamu keberatan ? " Ujarnya ketus.
" Jangan salah paham Bianca, Kinara punya pekerjaan lain yang harus dia selesaikan secepatnya, dan soal membersihkan itu bukan tugas dia, paham ! " Ujar Dirga merasa geram.
Bianca memutar mata malas, ia merasa muak dengan pembelaan Dirga pada perempuan itu.
" Aku pulang,"kesal Bianca.
Bianca makin kesal, Dirga tidak berusaha mencegah dirinya pulang.
"Awas kamu Kinara." Batinnya dan ia benar-benar keluar dari ruangan Dirga.
" Makan ! " Pinta Dirga tiba-tiba masuk di ruangan Kinara.
Kaget, ya.. tentu saja Kinara kaget dengan sikap sok manis suaminya. Sikapnya bisa berubah-ubah. Kadang baik dan kadang berubah dingin tanpa alasan apapun.
" Saya sudah makan di rumah, pak " ujarnya tanpa peduli ajakan suaminya yang sekejap berubah menjadi orang baik.
" Saya bilang makan dulu! Nanti kamu sakit, siapa yang repot ? " Ujarnya menatap tajam istrinya.
Keduanya berbicara selayaknya atasan dan karyawan, karena menurut Dirga ini kantor tempat bekerja, lagian belum ada yang mengetahui pernikahannya kecuali pengawalnya sendiri.
" Terima kasih sebelumnya, pak. Tapi bapak tidak perlu repot-repot mengurus saya, meski itu sakit atau saya membutuhkan sesuatu, akan kupastikan saya tidak meminta bantuan dari bapak," sinis Kinara dan wajah Dirga nampak merah padam mendengar jawaban Kinara.
" Kamu berani membantah rupanya, saya tidak nyangka jika kamu punya nyali juga," Dirga mend3katkan waj4hnya ke wajah Kinara ingin memberinya pelajaran. Namun Kinara mundur menghindari wajah Dirga yang semakin dekat dengannya.
Dirga men4han tengkvk Kinara dan..!
" Chvp."
Dirga meraup b1b1r istrinya dengan lembut walau dapat penolakan sebelumnya namun dia berhasil mencicipi b1b1r manisnya.
Kinara menghapus bekas b1b1r Dirga dengan kas4r dan menatap pria di depannya itu dengan j1j1k.
" Tidak usah shok 4lim ! Aku tahu siapa dirimu.
Kamu tidak lebih dari ibumu, perempuan j4l4nan itu, " ujar Dirga merendahkan Kinara.
" Pl4k."
" Jangan berani mengh1na orang yang sudah merawat saya sejak kecil hingga sekarang ! Dia adalah segalanya bagiku, jadi saya ingatkan sama pak Dirga yang terhormat, jaga mulut anda !"
Dirga memegang wajah tampannya yang terasa panas akibat Kinara, matanya memerah menahannya emosi. Dirga tidak menyangka kalau Kinara berani menamparnya.
Dirga tersenyum sinis menatap wajah gadis cantik di depannya.
Dia menatap tajam gadis tersebut, seulas senyum terbit di bibirnya seolah menyiratkan makna.
Perasaan takut yang menyelimuti Kinara melihat tatapan Dirga, namun tidak ingin menampakkan rasa takut nya pada pria tidak becus itu.
Dirga keluar dari ruangan Kinara dengan perasaan marah, pipinya kini memiliki tanda bekas dari perempuan itu.
" Kurang ajar, tunggu pemb4lasanku. "Ucapnya makin d3ndam.
* * *
Sore Hari, Suci pulang ke rumah yang diberikan Dirga untuknya. Walaupun rasa kecewa dan penuh amarah dalam diri Dirga, tapi ia masih mengingat statusnya sekarang yaitu sebagai seorang istri Dirga Praditama.
Kinara langsung menuju kamar lalu mengambil handuk masuk ke kamar mandi membersihkan diri.
Tok Tok Tok
" Kinara," panggil Dirga di depan pintu Kinara.
" Kinara" panggilnya kembali, namun belum ada sahutan dari dalam sehingga dengan terpaksa dia membuka kamar istrinya.
" Ceklik."
"Tidak ada orang, ke mana dia ?"
Matanya celingukan mencari di sudut ruangan namun tidak mendapatinya.
Dirga mendengar gemericik air di kamar mandi, lalu berinisiatif untuk menunggunya saja, dia tahu bahwa Kinara pasti marah padanya atas kejadian tadi siang.
Dirinya nampak khawatir karena sudah hampir jam dia menunggu Kinara, namun sampai saat ini wanita itu belum keluar.
"Apa yang dilakukan di kamar mandi ?"
" Apakah dia bersemedi atau terjadi sesuatu padanya?" Gumannya kesal campur kekhawatiran.
Baru saja ingin mengetuk pintu..!
" Ceklik."
"Aaakhhh !!!
Kinara nampak histeris melihat siapa yang ada depannya.
" Glek."
Bima nampak men3lan ludah melihat pemandangan indah yang ada di depannya.
" Keluar !" Pekik Kinara tidak rela sebagian tvbvhnya di lihat oleh seorang pria.
Selama ini dia selalu menutup aurat tapi saat ini, Kinara sangat dikejutkan oleh sosok Dirga yang masuk di kamarnya. Bukan dia tidak relah, karena Kinan pun menyadari jika hal itu hak suaminya, namun mengingat hubungannya saat ini tidak sehat. Dia tidak ingin dis3ntuh atau pun dilihat auratnya.
Dirga masih mematung memandangi wajah ayu itu lalu menatap tvbvh istr1nya, terpesona dengan apa yang dilihatnya.
" Ini mimpi atau bukan ! " Batin Dirga masih memandang penuh dambah.
Melihat tatapan Dirga yang seakan ingin menerkamnya, dengan cepat Kinara berlari mengambil selimut menutupi seluruh tubuhnya.
" Kenapa kamu kemari ?Kenapa tidak izin dulu baru masuk ? "Ujar Kinara tidak suka dengan kelancangan Dirga.
" Kenapa ? Bukankah aku suamimu. Dan aku berhak atas dirimu. "Ucap Dirga mendekati Kinara yang duduk di sudut ranj4ng ket4kutan.
Kinara memejamkan mata menahan nafas kala Dirga mendekatinya. Dirga menatap b1b1r ranum milik istrinya. Rasanya ingin mencobanya lagi namun Kinara menghindarinya.
" Aku tidak ingin dis3ntuh sebelum ada cinta di antara kita," ujar Kinara dan seketika Dirga memundurkan wajah.
" Kenapa ?Cinta atau pun tidak, kamu harus siap menjadi istri seutuhnya, "sinis Dirga seolah menganggap r3nd4h Kinara.
" Dan kamu harus ingat, jangan pernah berharap aku mencintaimu !Karena itu tidak akan pernah terjadi.
"Deg Deg."