Di universitas ada seorang gadis yang nampak sangat misterius. Penampilannya amat persis seperti kutu buku, dengan kacamata tebal, baju sederhana, buku yang selalu dalam genggaman. Bahkan cara berjalannya pun nampak begitu sangat lamban, sampai-sampai kerap kali jadi bahan tertawaan bagi orang sekitar
Beberapa orangpun mulai berani melakukan pembullyan terhadap sang gadis, namun nahas. Tak lama setelah perundingan tersebut, tersebar kabar jika pelaku pembullyan di temukan dalam keadaan mencengangkan. Tubuh mereka di penuhi luka hingga membuat ngeri bagi siapapun yang melihatnya. Mereka juga pernah sekali di temukan dalam keadaan tidak bernyawa di gedung belakang universitas. Berita panas itu menyebar begitu cepat memenuhi artikel kampus. Tak ada yang tahu, siapa sebenarnya sang Gadis? Benarkah dia pelaku tersembunyi itu ataukah ada oranglain yang membantu di belakang sang gadis?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tu es belle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Informasi yang terpotong
Bibi mundur, tidak ingin ikut campur lebih jauh. Pria itu mendekati Ariella, gadis mendongak seakan menantang. Mata tajam gadis itu seolah berkata 'dia tidak takut'
pria itu tersenyum bahagia tanpa sadar bahkan sampai membuat gadis berkacamata di depannya melongo tak percaya. selama mengenal pria itu, ini adalah kali pertama senyuman itu terbit
"kamu benar-benar mirip elang, oh tidak maksudku " dia mengigit bibir bawah nya
"Merpati" sambungnya
Ariella sampai membenarkan posisi kacamata nya berulang-ulang
"kenapa? "
ha, "tidak, aku hanya ingin pulang. Pihak rumah sakit pasti mencariku" kata Ariella
"Lalu, setelahnya kau bersedia untuk di wawancara?"
"Bukannya itu harus? "
"harus atau tidak, siap atau tidak, mau tidak mau kendali ada padamu Ariella"
Gadis itu membuang pandangan sekali lagi dia harus kalah dalam berdebat
"Jika mau merasa sanggup untuk menghadapi segala sesuatu yang telah tercipta, maka pergilah!"
Ariella lekas berdiri dan pergi tanpa berniat menjawab pria berkuasa di belakangnya
"Dasar gadis kecil yang tidak bisa di beri dukungan"
...****************...
Waktu berlalu begitu cepat tak ada yang tahu rencana semesta apalagi yang akan dia tampilkan dalam semalam..
Rektor tercengang mendengar pernyataan pihak rumah sakit
"Apa kalian berusaha mempermainkan aku?"
tangan perawat sudah basah, berkali-kali di sekali berkali-kali juga keringat tetap keluar, suara gemetar dalam nada kalimatnya terdengar jelas
"Tidak Pak, kami nggak berani selancang itu"
"Lalu, bisa kalian jelaskan ciri-ciri pria yang membawa mahasiswi saya"
"itu Pak, saya bantu baik lah"
Kata demi kata terucap, Rektor universitas hanya bisa menghela napas. Tidak di sangka kasus ini akan sampai melebar
bahkan pihak keluarga Anita juga sudah mulai melayangkan gugatan penghentian operasional untuk universitas Polonia
Rektor menghela napas
"Tuan Gio, setelah ini saya mohon jangan libatkan nama saya di dalam kasus anda"
Tuan Gio, selalu Rektor universitas selama dua generasi menoleh ke arah pria dengan garis kepala manajemen rumah sakit
Suaranya nampak tenang ketika berkata "Tenanglah, bantuanmu tidak akan membuat siapapun celaka"
......................
Cahayanya begitu indah walau hanya sesaat, hari ini Rubby datang saat senja menyapa, kemarin seharian menunggu namun tak ada hasil, penantian yang sia-sia. Pikir Rubby
Awalnya dia tidak menyangka ucapan remaja kemarin akan jadi kenyataan. Rubby mengira Rektor akan kembali saat semua urusan selesai. Nyata nya tidak
Mata Rubby mengelilingi ruang kamar rawat inap yang pernah Ariella tempati, ketika melihat seorang wanita tua berseragam cleaning servis melintas. Rubby mencegah sesat, suara sopan menyapa
"Bibi, maaf jika menganggu. Apakah kamu bekerja sampai waktu malam?"
Wanita tua itu melihat Rubby dari atas sampai bawah. Informasi pekerjaan bukanlah hal yang harus di umbarkan
Rubby segera mengeluarkan kartu nama dengan gelar dokter forensik, barulah wanita tua itu mengangguk kan kepala
"Apa tuan sedang menyelidiki sesuatu?"
"Bagaimana Bibi--"
wanita tua memotong ucapan Rubby dengan memegang tangan pria itu erat, dia melihat sekeliling berkali-kali.
lalu bibir tua itu berucap "Kemarin malam, wanita yang ada di bangsal itu di bawa pergi"
mata tajam Rubby di sertai kerutan dahi yang mendalam terkesan tidak sabar
"Lalu?"
Bibi tua itu tidak menjawab malam menarik Rubby kebagian kubik di belakang ruangan
"Jangan beritahukan siapaun, aku tidak mengenal mu Tuan, tapi melihat matamu aku tau kau orang yang tulus"
"Ada apa bi?"
"Wanita itu ada--"
KLENTANG.........
Dua manusia itu terkejut saat mendengar bantingan benda pembersih yang biasa di gunakan wanita tua itu, keduanya saling pandangan
penasaran bngt...