kisah Muhammad Azam Rizwan dan Delia Putri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15
Setelah mandi , sarapan di pinggir jalan , Delia langsung bertolak ke rumah sakit untuk melihat kondisi Ciko saat ini . Dengan mengendarai ojol . Tidak membutuhkan waktu lama , Delia sudah sampai di depan rumah sakit . .
"Makasih ya dek , " ucap sang bapak ojol , saat Delia memberikan ongkos pada nya .
Delia tersenyum , dan mengangguk kan kepala nya. "saya juga makasih banyak ya pak . " Setelah selesai membayar , Delia langsung masuk ke dalam rumah sakit , dan langsung menuju ke ruangan milik Ciko .
Ngomong-ngomong soal ponsel milik nya , tadi Delia sempat mengecas nya , tapi Delia belum mengaktifkan ponsel milik nya . Mungkin nanti saja . .
Cklek
Delia membuka pintu ruangan inap Ciko , mata nya langsung menatap ke arah Ciko yang tengah tertidur pulas di atas ranjang , dengan bunda Retno yang tengah duduk di samping brangkar Ciko .
Bunda Retno tampak sedang membaca Alquran , saat mendengar suara pintu di buka , bunda Retno langsung menyudahi nya , lalu menatap ke arah Delia .
"Assalamualaikum bunda" ucap Delia , menghampiri bunda Retno dan meraih tangan wanita itu lalu mengecup punggung tangan nya .
"Wa'alaikum salam nak . " Sahut bunda Retno , mengelus kepala Delia dengan sayang . Delia itu sudah di anggap anak sendiri oleh bunda Retno , sayang sekali bunda Retno dengan Delia .
"Bunda bagaimana keadaan Ciko ? Apakah Ciko baik-baik saja Bun ?" Tanya Delia , diri nya sangat cemas dengan keadaan Ciko , apa lagi seharian kemarin diri nya tidak bertemu dengan adik panti nya itu . Bunda Retno tersenyum .
"Alhamdulillah , kondisi Ciko sudah mulai membaik. Dan kata dokter , nanti setelah keadaan nya sudah membaik, Ciko sudah bisa di fisioterapi . Eem makasih ya Lia , karena kamu , Ciko akan sehat kembali nak . Bunda sangat-sangat berterimakasih banyak dengan mu Lia ." Ucap Bunda Retno .
"Bunda kayak sama siapa aja sih . Ciko kan adik Delia juga. Oiya bunda . . Delia mau ngomong sesuatu sama bunda " ucap Delia .
"Apa itu nak ?"
"Delia udah enggak bekerja lagi di cafe . Tapi Delia kerja jadi pengasuh anak orang . Kemungkinan Delia bakalan jarang pulang deh Bun, karena harus menginap di rumah orang itu . " Ucap Delia menjelaskan tentang pekerjaan nya sekarang dengan bunda Retno .
Bunda Retno tersenyum . "Iya sayang ,terserah kamu mau bekerja apa , yang terpenting pekerjaan itu halal untuk mu nak . Dan kamu jangan terlalu kecapean Lia . Bunda takut kamu sakit . .
"Dan masalah biaya fisioterapi Ciko , bunda bakalan usaha Lia . Jadi kamu enggak usah capek-capek banget kerja nya . Bunda akan jual tanah peninggalan Ayah kamu nak yang di Bandung . . Setelah Ciko lumayan sehat , nanti bunda titipkan dulu sama tetangga , bunda mau pergi ke Bandung dulu sebentar mengurus surat-surat nya . " Ucap bunda Retno .
"Bunda . Kalau masalah biaya pengobatan Ciko , bunda enggak usah sampe jual-jual tanah segala bunda . Bos Lia yang bilang , kalau dia yang bakalan biayai pengobatan Ciko sampe sembuh . Dan semua nya dia yang bakalan biayai . " Ucap Delia .
Bunda Retno membulatkan kedua bola mata nya saat mendengar perkataan Delia . Pikiran Bunda Retno sudah kemana-mana . .
"Lia , kamu enggak jadi simpanan majikan kamu itu kan ? Dengan alasan mengasuh anak nya. ?" Cerca bunda Retno , takut sekali diri nya kalau dugaan nya benar , walaupun diri nya sangat percaya dengan anak asuh nya itu , namun zaman sekarang , tidak ada yang bisa menolak pesona uang , segala cara apa pun di lakukan asalkan mendapatkan uang . Dan bunda Retno sangat lah mewanti-wanti hal itu pada Delia . Karena Delia lah anak asuh nya yang paling dewasa . .
Delia terkekeh mendengar nya .
"Astaghfirullah bunda . Enggak lah . Mana mungkin Delia kayak gitu. Bunda jangan su'udzon . . Pekerjaan Delia halal bunda . Pekerjaan Delia memang benar-benar ngasuh anak . . "
"Jadi kok bos kamu baik banget sama kamu si Lia ? Baru kali ini bunda denger nya . " Bunda Retno masih saja penasaran dan menaruh curiga . Delia menghembuskan nafas nya kasar , lalu menjelaskan semua nya . Menjelaskan tentang diri nya di jadikan pengasuh karena memang wajah nya yang mirip dengan almarhumah istri dari majikan nya itu . .
Dan Delia juga menceritakan jika majikan nya itu seorang anak pemilik pondok pesantren yang terkenal di kota ini .
"Masya Allah nak , rezeki mu nak . Tapi kamu harus tetap waspada juga nak . Bentengi diri kamu Lia . Kamu jangan sampai terbuai dengan sesuatu nak . Apa lagi cinta nak . Jaga diri kamu baik-baik nak . Tetap jangan dekat-dekat dengan yang bukan mahram mu " pesan bunda Retno .
Delia mengangguk kan kepala nya . "Iya bunda " Delia lalu melirik ke arah jam tangan nya .
"Bunda ini udah jam sebelas . Sebentar lagi anak majikan Delia pulang bunda . Kalau begitu Delia pamit ya bunda . Assalamualaikum "
"wa'alaikum salam , hati-hati ya Lia . Kamu tetap harus ingat pesan bunda ya sayang . . "
Delia mengangguk kan kepala nya . "Iya bunda . Kalau ada apa-apa hubungi Delia ya bunda "
"iya sayang . . " Setelah nya Delia pergi dari sana. , Namun sebelum itu , Delia meraih ponsel milik nya yang berada di dalam tas nya . Delia mengaktifkan ponsel milik nya. Dan mata nya langsung membulat sempurna saat melihat banyak nya pesan yang masuk dan panggilan tak terjawab dari teman-teman nya , dari Fauzi , dan juga tentu nya dari bos nya Arkana .
"Astaghfirullah , banyak banget yang ngirim pesan ke aku " monolog Delia .
Delia menghela nafas nya panjang , ingin membalas satu persatu , namun diri nya tidak punya banyak waktu untuk itu . Mungkin nanti saja saat Ameera tidur .
Delia akhirnya memutuskan untuk meletakkan ponsel milik nya di dalam tas nya kembali . Saat ingin meletakkan ponsel milik nya , tiba-tiba ponsel nya berdering , membuat Delia langsung meraih ponsel milik nya dan melihat siapa yang menelepon diri nya . Bos Arkana , itu nama yang tertera di layar ponsel nya . Delia langsung mengangkat nya .
"Assalamualaikum pak ?"
"Wa'alaikum salam , Lia kita harus segera bertemu segera "
Deg
*
Arkana masuk ke dalam cafe milik nya dengan senyum yang mengembang sempurna , apa lagi saat diri nya sebentar lagi akan bertemu dengan sang pujaan hati . .
Betapa rindu Arkana pada sosok Delia . Ingin sekali menarik gadis itu untuk di peluk nya dengan lama , namun Arkana tau bagaimana sifat gadis pujaannya itu .
Pasti Delia menolak nya . . Alasan nya sederhana , karena mereka bukan mahram . . Rasa nya ingin sekali Arkana membawa Delia ke KUA , dan mengesahkan status kedua nya , tapi pasti Delia tidak mau , gadis itu belum mau berkomitmen . Gadis itu terlalu sibuk mencari uang untuk kehidupan adik-adik nya . Begitu mulia hati gadis bernama Delia itu . Sungguh membuat Arkana sangat jatuh hati pada nya . .
"Pak bos sudah datang " ucap buk Ratih tersenyum ramah . Dan Arkana hanya mengangguk kan kepala nya singkat saja .
Buk Ratih mencebikkan ujung bibir nya , kesal sekali diri nya mendapati sikap cuek bebek dari pak bos nya itu .
"Tolong panggil kan Delia , dan suruh ke ruangan saya " ucap Arkana .
Sudah kesal , tambah kesal lagi buk Ratih rasa nya , saat mendengar nama itu . Sudah kemarin bahagia saat mengingat nama itu sudah tidak lagi bekerja di sini , eh ini bos nya malah menyebut kan nama itu lagi .
Sambil mengerucutkan ujung bibir nya kesal , buk Ratih menjawab pertanyaan dari pak bos nya itu . "Maaf pak bos , Delia sudah tidak bekerja lagi di sini " sahut buk Ratih ketus .
Mata Arkana langsung menatap tajam ke arah buk Ratih . "Kamu memecat nya saat saya tidak ada ?!" Pekik Arkana marah , suara nya sudah meninggi , membuat para karyawan yang lain yang berjalan di dekat kedua nya menghentikan langkah kaki mereka . Menatap pak bos dan manager judes mereka itu dengan tatapan yang saling bertanya . .
"Pak Arkana marah euy , serem amat " bisik satu karyawan .
"Ssst diem , dengerin aja , mampus tuh di nenek lampir di omelin " bisik yang satu nya lagi , di dalam hati sungguh bahagia dan sangat senang saat buk Ratih di manager judes itu di marahi oleh pak bos mereka .
Buk Ratih tergeragap .. "eh enggak pak saya ,saya mana berani ."cicit buk Ratih , takut sekali melihat wajah berang pak bos nya.
Arkana masih menatap nyalang managernya itu . Mana percaya diri nya dengan perkataan wanita itu . "Jawab yang benar kamu ! " Bentak Arkana . "Saya tidak akan memaafkan kamu ! Saya akan pecat kamu hari ini juga kalau kamu ketahuan mecat dan bertindak tidak baik pada Lia " sambung nya dengan nafas yang memburu , amarah nya sudah siap meledak .
Buk Ratih menundukkan kepala nya , sungguh diri nya sangat takut melihat ekspresi menyeramkan dari sorot mata pak bos nya itu . Padahal diri nya sangat bahagia saat tidak ada keberadaan Delia lagi . Namun tidak ada Delia malah membuat pak bos nya marah besar . .
"Maaf pak , saya juga tidak tau . Tiba-tiba ada yang datang mencari saya , dan kasih surat pengunduran diri Delia pada saya . " Sahut buk Ratih .
Arkana masih menatap tajam ke arah buk Ratih .
"Kalau bapak tidak percaya silahkan cek cctv pak . Lia juga enggak datang dari semalem pak . Surat pengunduran diri nya saja yang memberikan nya orang lain " ucap buk Ratih .
"Mana surat nya ?" Tanya Arkana .
"Sebentar pak " buk Ratih langsung berlari dan menuju ke meja milik nya yang berada tidak jauh dari kasir , lalu meraih amplop yang berisi surat pengunduran diri Delia .
"Ini pak " buk Ratih memberikan surat itu pada Arkana .
Arkana langsung membaca nya . Seketika amarah nya langsung naik . . Arkana lalu meraih ponsel milik nya dan menghubungi seseorang . .