Mempunyai Bos yang super galak, jutek, nyebelin dan kampret banget mungkin tak pernah terpikirkan oleh Safea Alexander apalagi harus terjebak dalam menjalankan pernikahan terpaksa pada kesepakatan?Berawal dari Safea Alexander yang tak sengaja mengetahui rahasia Bosnya yang bernama Lucas Dirgantara itu, kini dirinya harus berakhir menjadi istri dari Tuan Lucas.
Ini adalah cerita sekretaris konyol dalam menghadapi Bos nya yang galak. Rasanya udah jatuh ke timpa tangga pula. Dapatkan Safea bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwiezy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Suara Perut
Kini Safea sudah berada di ruangan Alex untuk memberitahukan padanya jika Bosnya itu mencarinya.
"Selamat pagi, Asisten Alex?" ucap Safea sopan.
"Pagi. Ada apa, Safea?" tanya Alex ingin tahu.
"Begini, tadi Pak Lucas memanggil anda untuk segera datang keruangannya."
"Ya, terima kasih." ucap Alex. Dan Safea pun pamit undur dari ruangan Alex. Tak lama kemudian Alex pun melangkah keluar dari ruangannya dan bersiap untuk pergi keruangan CEO. Alex pun bisa menebak jika dia di panggil ke ruangan Lucas pasti akan ada hubungannya dengan Safea.
"Ada apa, Bos?" tanya Alex berpura-pura tidak tahu.
"Wah, sepertinya kalian itu memang sudah sehati ya? Pertanyaan kalian pun sama saat menemuiku." ucap Lucas sengit.
"Lalu saya harus bilang apa, Bos? Tidak mungkin juga kan kalau saya itu tiba - tiba nanya, dimana bos? Atau kapan bos? Gak sesuai dengan kondisinya kan." jawab Alex.
"CK! Ada aja jawabanmu. Kamu tahu, sepertinya kamu dan Safea itu memang benar - benar sudah sehati!" Ucap Lucas kesal.
"Memangnya kenapa, Bos? Kenapa Bos yang jadinya emosi? Apa Safea bikin Bos kesal lagi?" tanya Alex beruntun.
"Iya." jawabnya singkat.
"Kali ini apa yang membuat Bos begitu kesal dengan Safea lagi?" tanya Alex penasaran.
"Karena tadi aku menyuruhnya untuk membuatkan kopi, tapi sepertinya dia itu sengaja ingin membuat bibirku melepuh. Kau tahu, masa kopi yang di sajikan dia masih panas dan langsung di berikan kepadaku." jelas Lucas kesal saat mengingat kejadian kopi tadi.
"Berarti itu salah Pak Bos sendiri. Kalau sudah tahu masih panas kenapa Pak Bos langsung meminumnya?" jawab Alex.
"Kenapa kamu sekarang jadi membelanya? Harusnya kamu itu menenangkan ku. Ah, aku tahu kamu itu pasti sudah mulai naksir ke sekertaris itu kan?"
"Maaf Bos, mana mungkin saya suka sama dia Bos. Saya hanya mengatakan pendapat saya tadi."
"Tapi tetap aja salah dia.Kenapa dia itu tidak nunggu dulu sampai kopi itu sedikit agak dingin dan malah langsung kasih kopi panas itu ke aku." gerutu Lucas lagi.
"Mungkin Sekretaris Safea itu takut jika nantinya Bos akan menunggu lama!" Sahut Alex yang membuat Lucas semakin kesal di buatnya.
"Udah sana keluar! Belain aja terus! Siapkan berkas untuk rapat nanti!" Perintah Lucas.
"Baik Bos." ucap Alex patuh. Namun saat aku keluar dari ruangan CEO itu Alex pun mengingatkan sesuatu kepada Bosnya itu. "Nanti, tunggu kopinya sudah dingin dulu. Baru di minum ya, Bos!" Lanjut Alex sambil tersenyum dan melangkah keluar dari ruangan itu karena jika terlalu lama di ruangan itu takutnya si Bosnya itu akan mengamuk lagi.
***
Safea menghela nafasnya keras hingga membuat Bisma dan Bunga melirik ke arahnya kesal, namun tidak ia pedulikan. Ya, Safea itu sangat bingung dengan sikap Bosnya itu padanya kadang baik kepadanya dan terkadang berubah menjadi galak seperti seseorang yang memiliki kedua kepribadian yang berbeda. Kenapa sepertinya sangat memusingkan?
"Terus saja mendengus seperti itu. Mungkin saja besok pagi kamu sudah berubah menjadi banteng." ucap Bisma saat melihat Safea kembali mendengus.
"Atau kalau perlu namanya di ubah menjadi Banteng Safea. Bukannya Safea Alexander. Hahaha." sahut Bunga yang berusaha memprovokasi Bisma untuk semakin mengerjai Safea.
"CK! Sepertinya Bunga Banteng itu lebih cocok di sematkan dalam nama belakangmu. Hahaha." balas Safea sambil tertawa puas. Begitu juga dengan Bisma yang ikut tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Safea itu.
Sedangkan Bunga membelalakkan matanya lalu memasang wajah yang tidak terima.
"Iya, memang julukan itu sangat cocok sekali untuk Ibu Bunga Banteng." ucap Bisma yang merasa sudah mendapatkan hiburan gratis di pagi hari oleh kedua sahabat wanitanya itu.
"Diam, Bisma. Aku sekarang sedang tidak mood untuk meladeni ucapanmu itu!" Ucap Bunga kemudian memutuskan untuk fokus mengerjakan laporan lagi. Begitu juga dengan Safea dan Bisma mereka pun melanjutkan pekerjaan mereka masing-masing.
Siang harinya Safea pun masuk kedalam ruangan Asisten Alex untuk menanyakan apakah Bosnya itu memberikan perintah kepadanya atau tidak. Karena nanti dia ingin makan siang dengan kedua temannya jika tidak ada jadwal keluar.
"Selamat siang, Asisten Alex." ucap Safea sopan saat sudah berada di hadapan Alex.
"Ada apa, Safea?"
"Apakah Pak Lucas akan ada jadwal keluar? Atau memberikan tugas mungkin untuk saya? Maksud saya, kalau saya sudah tidak ada tugas dan Pak Lucas juga tidak ada jadwal keluar rencananya saya mau makan bersama dengan teman saya, soalnya kalau saya gak ijin dulu nanti saya di salahin lagi?"
"Sebentar, saya akan telepon Tuan Lucas dulu. Mana tahu kan kalau Tuan Lucas akan berubah pikiran!" Ucap Alex kemudian langsung menelepon Bosnya.
"Hallo Bos, jadwal kita tidak berubah kan?" tanya Alex.
"Menurutmu bagaimana seharusnya?" Lucas kembali bertanya.
"Terserah Bos saja."
Ya, Lucas yang sudah paham akan kode yang di berikan oleh Alex pun, langsung memberikan perintah.
"Kita makan di luar!"
"Baik, Bos." Jawab Alex mengakhiri panggilannya.
"Kata Bos kita makan di luar." ucap Alex.
"Tapi Asisten Alex. Apakah saya tidak bisa makan siang sendiri bersama dengan teman saya. Karena akhir - akhir ini saya juga jarang makan siang bersama dengan kedua teman saya itu." protes Safea.
"Tugas kita memang hanya selalu mendampinginya, tidak ada hubungannya kamu itu ingin makan bersama dengan siapa. Apa kamu mau melihat kemarahan dari Tuan Lucas lagi!'
"Iya, iya. Jadi kapan kita akan restorannya karena saya sudah sangat lapar sekali." ucap Safea pasrah.
"Sekarang. Ayo kita keluar." ajak Lucas.
Akhirnya mereka berdua pun pergi ke ruangan CEO. Tetapi saat mereka sudah di dalam ruangan CEO, mereka pun cukup lama menunggu di ruangan itu sampai Bosnya itu menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu. Dan tanpa sadar perut Safea yang sudah tampak sangat lapar itu pun berbunyi dengan cukup keras. Membuat Lucas dan Alex yang ada di ruangan itu reflek menoleh ke arahnya.
"Maaf. Tadi kan saya sudah bilang ke asisten Alex kalau saya itu sudah sangat lapar. Jadi alarm di perut saya secara otomatis berbunyi sendiri seperti tadi, Bos." ucap Safea memberikan penjelasannya.
"Apa kamu benar - benar selapar itu, sampai gak kelihatan kalau kamu itu perempuan. Gak ada anggun - anggunnya sama sekali. Bikin malu saya saja. Untungnya ini masih di ruangan saya kalau suara perut kamu itu terdengar oleh karyawan yang lain atau klien saya bagaimana?" tanya Lucas beruntun dengan nada suaranya yang terdengar kesal.
"Memang saya sudah lapar banget, Bos. Jadi kenapa Bos tadi gak biarin saya untuk makan di kantin kantor saja bersama dengan kedua teman saya. Jadinya kan saya gak bikin Bos malu, dengan suara perut saya tadi, tapi Bos tenang saja, kalau saya nanti sedang bersama dengan klien, saya bisa bersikap kok. Saya tau cara menempatkan diri. Lagian, saat Bos bersama dengan Klien juga tidak pernah menyuruh saya untuk masuk mendampingi Bos." jelas Safea sesukanya tanpa memiliki rasa takut sama sekali kepada Bosnya itu.
***
Hay... hay! Kalian yang sudah baca Bab ini jangan lupa kasih like nya dong untuk author.D
Kalau ada yang mau ngasih 🌷atau ☕ juga boleh kok hehehe. Seperti biasa author juga mau mengingatkan pada para reader ku. Yuk, kasih sajen vote nya untuk author. Komentarnya juga jangan sampai ketinggalan ya.
