NovelToon NovelToon
Bukan Wanita Suci

Bukan Wanita Suci

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Cinta pada Pandangan Pertama / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Arif C

Aku adalah wanita yang tak bisa bekerja. Satu-satunya cara untukku mendapatkan uang adalah menjajakan diri. Akan kutukar harga diri menjadi uang, demi menghidupi ibu.

Dia memang tidak mengajariku untuk melakukan hal ini. Tapi ini adalah satu-satunya cara untuk kami bertahan hidup.

"DASAR PELAC*R!"
"TIDAK PUNYA HARGA DIRI!"
"BAGAIMANA RASANYA DITIDURI BANYAK LAKI-LAKI?!"

... dan masih banyak lagi cemoohan yang aku terima dari mereka. Jika mereka lebih suci dariku, kenapa mereka tidak membantu masalah ekonomi kami? Jika saja ada yang membantu, aku tidak perlu susah payah digagahi oleh banyak pria hanya untuk uang!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arif C, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7

“Laura, apakah kamu sakit?” tanya selalu Rossa. Namun laura hanya terdiam. Rossa kemudian menyentuh kening Laura dan ternyata memang sangat panas.

“Astaga, sepertinya kamu demam. Ayo segera masuk ke kamarmu,” kata Rossa.

Kemudian Laura masuk ke kamarnya dan membaringkan diri. Rossa segera menarik selimut untuk Laura.

“Aku akan mencarikan obat untukmu, Laura. Kamu tunggu di sini ya,” ujar Rossa. Laura merasa kini badannya terasa sakit dan lemah.

“Terima kasih, Rossa. Aku sudah banyak sekali merepotkanmu,” ucap Laura dengan nada lemah. Rossa hanya tersenyum.

"Tidak apa-apa, Laura. Aku sudah menganggapmu seperti adiku sendiri,” ujar Rossa.

Kemudian Rossa segera pergi untuk mencari makan siang dan obat untuk Laura. Sebab demam Laura harus segera diredakan sebelum bertambah parah.

Rossa takut jika terjadi sesuatu kepada Laura, sehingga Laura harus dibawa ke rumah sakit. Rossa juga berinisiatif untuk meminta izin kepada Lukas, agar Laura tidak tampil dulu malam ini, karena kondisi Laura sepertinya tidak memungkinkan.

Kemudian Rossa pun menuju ruang kerja Lukas, setelah ia membeli makan siang dan obat untuk Laura.

Tok tok tok! Ruang kerja Lukas diketuk oleh Rossa.

“Masuk!” seru Lukas saat mendengar ada seseorang yang mengetuk pintunya. Rossa pun segera masuk untuk menghadap Lukas.

“Ada apa, Rossa? Apa ada yang bisa kubantu?” tanya Lukas. Rossa duduk di hadapan meja Lukas.

“Begini Tuan, sepertinya Laura sedang demam tinggi. Aku tidak tahu apa yang terjadi dengannya sampai ia sakit. Jadi aku meminta izin kepadamu agar Laura tidak tampil dulu malam ini,” ungkap Rossa. Mata Lukas terbelalak mendengarnya.

“Sebab aku takut jika dia bertambah parah jika dipaksakan. Aku minta biarkan dulu Laura

istirahat sampai kondisinya membaik,” sambung Rossa.

Sebenarnya Lukas merasa keberatan dengan permintaan Rossa. Karena banyak sekali yang menantikan penampilan gadis itu malam ini.

'Kalau Laura tidak tampil, maka uang yang akan aku dapat bisa berkurang. Apalagi utang Laura belum lunas semuanya, pikir Lukas.

Rossa tahu nampaknya Lukas keberatan jika Laura tidak tampil malam itu. Namun Rossa akan membujuk Lukas agar membiarkan Laura istirahat sampai kesehatannya pulih.

"Aku mohon Tuan Lukas bisa memberikan waktu kepada Laura untuk bisa beristirahat satu atau dua hari. Saranku, jangan paksakan dia untuk menari malam ini. Sebab Tuan pasti tahu, kalau Laura juga merupakan aset penting di klub malam ini,” bujuk Rossa kepada Lukas. Lukas terdiam dan berpikir sejenak.

"Memang seharusnya Laura beristirahat, apalagi dia baru bersama dengan Tuan Gibson semalaman. Sepertinya aku terlalu memforsir tenaga Laura sampai dia sakit seperti ini” gumam Lukas.

Akhirnya setelah lama menimbang keputusan, Lukas pun akhirnya setuju dan menganggukkan kepalanya.

“Baiklah, aku persilakan Laura istirahat paling

tidak dua hari. Aku juga tak mau jika sampai dia bertambah parah lalu dilarikan ke rumah sakit,” Persetujuan Lukas membuat Rossa tersenyum.

“Terima kasih, Tuan Lukas. Nanti aku yang akan mengurus Laura sampai ia sembuh,” timpal Rossa. Lukas tersenyum tipis.

“Terima kasih juga, kamu sudah membantu mengurus Laura. Ssegera sembuhkan dia agar dia segera tampil lagi untuk menari, karena dia juga kini sedang banyak dicari oleh para tamu,” ujar Lukas. Rossa pun pamit dari ruangan kerja Lukas.

Saat Rossa keluar dari ruangan kerja Lukas. Ia bertemu dengan Anna yang juga ingin bertemu dengan Lukas, kekasihnya itu. Anna heran melihat Rossa dari ruangan kerja Lukas.

"Ada apa kamu menemui Tuan Lukas?" tanya Anna dengan ketus. Rossa menghela nafasnya sebab ia tahu jika Anna sok berkuasa karena ia menjadi kekasih Lukas.

“Tadi aku minta izin kepada Tuan Lukas, kalau Laura tidak menari dulu malam ini, karena Laura sedang sakit,” jawab Rossa. Mendengar jawaban Rossa, Anna pun tersenyum sinis dan memangku tangannya.

“Wah enak sekali ya, Anak Baru itu. sakit sedikit saja sudah dimanjakan oleh Tuan Lukas,” tukas Anna.

“Aku saja yang kurang enak badan, masih harus diminta menari oleh Tuan Lukas," imbuh Anna dengan naga menggerutu. Rossa memutar bola matanya ke atas. Sebab ia rasa kalau Anna hanya merasa cemburu dengan kehadiran Laura yang mengancam posisinya.

“Tidak seperti itu, Anna. Aku tahu kalau Laura memang benar-benar sakit. Ia sepertinya sangat kelelahan sampai dia mengalami demam yang sangat tinggi,” ujar Rossa kepada Anna. Anna memasang wajah yang begitu sengit kepada Laura.

“Kamu tahu, Rossa! Aku ingin sekali bisa bertemu dengan Laura. Aku ingin bisa balas mencerca dia, seperti apa yang ia lakukan kepada diriku tempo hari,” ungkap Anna. Rossa mengernyitkan dahinya.

“Memangnya apa yang Laura katakan padamu, Anna?" tanya Rossa dengan nada heran.

“Saat itu, dia sudah menghinaku karena sebagai wanita, aku begitu murah. Tak lagi menjunjung harkat dan martabatnya sebagai wanita,” jawab Anna.

“Tetapi lihat dia sekarang, dia sudah memberikan kesuciannya pada Tuan Gibson. Aku merasa sangat puas, jika Laura resmi menjadi wanita panggilan seperti kita,” kata Anna.

“Dia kini akan merasakan bagaimana pahitnya menjadi wanita penghibur, karena dia pernah menghina pekerjaan kita,” sambung Anna.

Namun Rossa bersikap setenang mungkin untuk bisa menghadapi permasalahan antara laura dan Anna.

“Sudahlah, Anna. Jangan memperpanjang masalah. Maafkan saja dia. Sebab dia tidak tahu bagaimana kita menjalani profesi ini sebagai wanita penghibur,” ujar Rossa, menenangkan Anna.

“Tetapi aku sudah terlanjur sakit hati kepada Anak Baru itu. Dia terlalu banyak tingkah. Bahkan tadi malam saja, Tuan Lukas sampai harus menenangkan Tuan Gibson yang marah, karena dia tidak mau melayani Tuan Gibson,” papar Anna.

"Jika Tuan Gibson merasa tidak puas, seharusnya dia menghubungi saja, aku yang akan memberikan kepuasan kepada dirinya,” sambung Anna.

Namun Rossa memutar kepalanya ke atas, ia tidak peduli dengan sikap Anna yang yang begitu berambisi untuk bisa mendapatkan banyak pelanggan dan menjadi Primadona di klub malam itu.

“Baiklah, Anna. Aku pamit dulu. Sebab aku harus mencari obat untuk Laura. Dia harus segera sembuh. Aku kasihan kepada dirinya, jika dia terus-menerus seperti ini, bisa-bisa kondisinya akan bertambah parah,” tandas Rossa. Anna hanya tersenyum menyeringai mendengarnya.

“Kamu ini seperti pembantunya saja, Rossa. Padahal dia sepertinya sangat tidak peduli kepada dirimu. Tetapi kamu selalu mengurusi apa yang ia butuhkan di tempat ini,” Anna memprovokasi Rossa. Ia ingin kalau Rossa juga ikut membenci Laura.

Tetapi sepertinya Rossa tidak terpengaruh dengan ujaran kebencian yang dilontarkan Anna tentang Laura.

“Terserah padamu saja, Anna. Tetapi yang pasti, selama laura di sini dia tak pernah merebut pelangganku. Bahkan tak pernah menjelek-jelekkan aku di hadapan tamu,” sindir Rossa. Anna tersenyum kecut, ia merasa tersindir dengan perkataan Rossa.

“Lihat saja, nanti. Dia juga pasti akan menikungmu dari belakang,” balas Anna.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!