NovelToon NovelToon
Pendekar Sakti Thung Seng

Pendekar Sakti Thung Seng

Status: tamat
Genre:Tamat / Fantasi Timur / Balas Dendam / Kelahiran kembali menjadi kuat / Dunia Lain / Dendam Kesumat / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:40.6k
Nilai: 5
Nama Author: Pencari keabadian

Thung Seng seorang jenius beladiri yang juga memiliki seorang istri yang cantik jelita, dimana hal tersebut memancing iri dan dengki dari kakak seperguruannya sendiri.

Dengan memanfaatkan kekuasaannya sebagai seorang Raja dan melakukan kolaborasi dengan orang kepercayaannya Thung Seng, maka kakak seperguruan Thung Seng berhasil menangkap bahkan menghancurkan ilmu kungfu yang dimiliki oleh Thung Seng.

Sanggupkah Thung Seng yang kehilangan ingatan dan kehilangan kungfunya melakukan balas dendam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pencari keabadian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21.Tiga Murid Jatuh Dalam Sehari.

Dengan tubuh saling berhadapan dan dalam jarak dekat baik Shu Zhu maupun Thung Seng saling bertukar pukulan, yang mana tentu saja Shu Zhu berada di pihak yang paling dirugikan.

Mo Tai segera menghantam bagian belakang Thung Seng, tapi Thung Seng tetap mencengkram salah satu tangan Shu Zhu dan tangan satu lagi memukuli Shu Zhu.

Melihat hantamannya seperti tidak berpengaruh apa-apa terhadap Thung Seng, Mo Tai segera menggunakan tangan kirinya melingkari leher Thung Seng, sedangkan tangan kanannya memegang tangan kanan Thung Seng.

Tindakan Mo Tai membuat Thung Seng tidak dapat bergerak, dan Shu Zhu segera menghujani Thung Seng dengan cakar naganya.

“Huh masih bandel juga tidak mau melepaskan tanganKu, rasakan pukulanKu!”seru Zhu Shu dengan geram.

Tak jauh dari Mereka, Kepala Suku salju dengan beberapa anggota suku salju menonton pertarungan Mereka.

“Kepala Suku, ternyata murid dari dua partai nomor satu juga bisa bertarung dengan brutal seperti orang yang tidak bisa kungfu.”

“Jaga mulutMu, partai Neraka dan partai Surga adalah partai yang tidak boleh Kita hina!”tegur Kepala Suku salju.

Kembali ke pertarungan, Thung Seng memajukan kepalanya ke depan dengan susah payah karena tertahan oleh tangan Mo Tai yang melingkari leher Thung Seng, kemudian dengan cepat memundurkan kepalanya sehingga menghantam hidung Mo Tai.

Serangan Thung Seng yang telak mengenai hidung Mo Tai membuat Mo Tai kesakitan dan tangan Mo Tai yang melingkari leher Thung Seng mengendur, dengan sekuat tenaga Thung Seng menarik tangan Shu Zhu serta menyeruduk ke arah kepala Shu Zhu.

“Arghh!”teriak Shu Zhu.

Thung Seng segera menarik kembali tangan Shu Zhu dan menyeruduk kepala Shu Zhu untuk kedua kalinya.

Dua buah serudukan yang menamatkan riwayat Shu Zhu.

“Tidak Shu Zhu!”teriak Mo Tai.

Thung Seng melepaskan pegangannya pada tangan Shu Zhu dan lekas mencengkram tangan Mo Tai, sementara itu tubuh Shu Zhu ambruk ke atas salju.

Mo Tai yang tadinya hendak melarikan diri sekarang ini tidak dapat melarikan diri karena tangannya yang melingkari leher Thung Seng malahan sekarang dicekal oleh tangan kiri Thung Seng.

“Lepaskan Aku, kalau Kau membunuhKu maka partai Surga akan memburuMu!”ancam Mo Tai.

“Huh Aku tidak bodoh, membunuh dua ataupun tiga toh partai Surga tetap akan memburuKu,”jawab Thung Seng dengan tenang.

“Hey Kalian bertiga lekas bantu Aku!”seru Mo Tai kepada Kepala Suku cs.

Kepala Suku dan anggota suku salju saling memandang, dan akhirnya Kepala Suku menggelengkan kepalanya.

Thung Seng segera menyikut Mo Tai dan kepala Thung Seng kembali dihantamkan ke hidung Mo Tai.

Thung Seng segera membanting tubuh Mo Tai ke depan.

Dan dengan segera Thung Seng menjejak kaki Mo Tai membuat Mo Tai kesakitan.

“Katakan kenapa Kau dan saudara seperguruanMu mengincar diriKu kalau Kau masih sayang dengan nyawaMu,”ancam Thung Seng.

“Huh Kau adalah murid dari iblis ungu dan pembunuh Xiao Ge!”seru Mo Tai terakhir kali sebelum tubuhnya kejang-kejang dan kemudian dengan cepat tamat riwayatnya.

“Huh orang ini bunuh diri dengan memakan racun dan Aku telah di cap sebagai pembunuh.”

Kepala Suku dan dua orang anggota suku memandang Thung Seng dengan kebencian mendalam tapi Mereka juga tidak berani menyerang Thung Seng.

Dengan tenang Thung Seng mengambil cincin penyimpanan milik Mo Tai dan Shu Zhu kemudian pergi berlari meninggalkan tempat pertarungan.

Setelah pertarungan ini, nama Thung Seng terkenal dengan sebutan Iblis Kecil.

Di suatu tempat terdapat sebuah markas partai Surga yang terletak di atas awan, seorang dengan tergopoh-gopoh berlari ke ruangan Tetua Naga Hijau.

Di ruangan terlihat Tetua Naga Hijau yang sedang bermeditasi di atas sebuah karpet kecil.

Orang yang tadi lari tergopoh-gopoh, segera duduk berlutut sekitar tiga meter dari hadapan Tetua Naga Hijau dan orang tersebut terlihat ragu-ragu untuk berbicara karena Tetua Naga Hijau masih dalam keadaan bermeditasi.

“Katakan untuk apa Kau datang kemari dalam keadaan terburu-buru?”tanya Tetua Naga Hijau dengan kedua mata yang masih tertutup.

“Mohon maaf karena mengganggu meditasi Tetua…emm emm pelat giok milik ke tiga murid Tetua ditemukan sudah hancur."

“Hancur? Bagaimana bisa?”tanya Tetua Naga Hijau yang sekarang menatap orang di hadapannya.

"Hamba tidak tahu Tetua, tadi waktu kembali dari tugas, ketiga pelat giok telah hancur,”jawab orang tersebut dengan menunduk karena tidak mampu menahan tatapan bola mata dari Tetua Naga Hijau.

“Hmm baik, Kamu boleh pergi,”ucap Tetua Naga Hijau sambil menutup matanya kembali.

“Hamba mohon pamit,”ucap orang tersebut yang kemudian meninggalkan ruangan Tetua Naga Hijau.

“Hmm bagaimana bisa ketiga muridKu mati dalam saat yang bersamaan, apakah partai Neraka melanggar perjanjian dengan kembali masuk ke negeri Yinhwiejh?”

“Apabila Iblis Ungu yang berulah, kali ini Aku tidak akan membiarkannya lolos seperti dahulu,”pikir Tetua Naga Hijau sambil bangkit berdiri.

Sementara itu di dalam sebuah gua terlihat Thung Seng yang sedang mengeluarkan isi dari tiga cincin penyimpanan yang sebelumnya milik para murid Tetua Ungu.

“Wow banyak sekali uang koin yang mereka bawa, batu-batu berharga dan botol-botol berisi pil, sayangnya Aku tidak tahu kegunaannya dan Aku tidak mau sembrono memakannya. Eh ada sebuah kitab, hmm rupanya kitab jurus kungfu cakar naga,”pikir Thung Seng dengan perasaan senang.

Thung Seng segera membuka-buka dan mempelajari jurus cakar naga.

Tiga jam berlalu.

“Hmm kalau cakar naga ke kiri maka tinjuKu harus diarahkan ke bagian sampingnya. Tidak harusnya begini, mmm iya benar harus agak ke bawah,”pikir Thung Seng mencari kelemahan dari jurus cakar naga.

Tiga jam berlalu dan kali ini Thung Seng sedang membakar kelinci yang baru saja di tangkapnya.

“Hmm harum, biar Kucoba sekarang, hmm rasanya lebih enak daripada ikan mentah yang pernah Kumakan,”pikir Thung Seng.

“Srek srek srek!”bunyi langkah kaki mendekat.

“Hmm harumnya!”seru seorang Pria tua berjenggot putih, ketika memasuki gua.

“Hey Anak muda, bolehkah Aku menemaniMu makan daging kelinci?”

“Ohh silahkan, Aku senang ada yang menemaniKu hari ini,”jawab Thung Seng.

Tanpa basa-basi lagi Pria tua tersebut mengambil seekor kelinci yang masih dibakar dan segera memakannya.

“Enak, biar Aku tambah satu lagi,”ucapnya sambil kembali mengambil seekor kelinci yang sedang dibakar.

“Hahaha silahkan Pak tua mumpung masih ada,”jawab Thung Seng.

“Nak untuk keperluan apa Kau datang ke negeri Kami?”

“Aku hendak mengambil darah serigala perak,”jawab Thung Seng.

“O untuk keperluan apa?”

“Terus terang Aku lupa ingatan dan membutuhkan darah serigala perak,”jawab Thung Seng dengan terus terang.

“Oh iya apa Pak tua tahu dimana letak serigala perak?”tanya Thung Seng.

“Tentu saja Aku tahu dan bisa mengantarMu kesana, tapi lebih baik Kau lekas pergi karena hanya mengantar nyawaMu sia-sia.”

“Apa maksudMu Paman? Apa Paman pikir Aku akan jadi mangsa dari serigala perak?”tanya Thung Seng dengan heran.

“Dengan adanya Aku disampingMu tentu saja Kau tidak akan jadi mangsa serigala perak tapi Kau akan mati di tangan Tetua Naga Hijau.”

“Oh begitu, apakah Paman adalah orang dari partai Surga?”tanya Thung Seng.

“Hahaha tentu saja bukan, Aku adalah orang bebas yang tidak suka terikat dengan segala macam aturan partai. Walaupun Aku orang bebas, tapi Aku tidak berani membunuh orang dari partai Surga, sedangkan Kau dalam satu hari menghabisi tiga orang dari partai Surga, luar biasa dan kini pun masih dengan santainya makan kelinci bakar.”

“Baik Paman, bisakah Kita segera ke tempat serigala perak sekarang?"

“Hahaha tunggu Kita selesaikan dahulu makan kelinci bakar ini,”jawab Pak tua tersebut.

Bersambung :))

1
EK
Luar biasa
RisingPhoenix: Terima kasih 🙏🏼👍🏼
total 1 replies
EK
bhuaaaahhhahaahha nyahooo...
EK
waduh !!! tabib edan..
Jimmy Avolution
up...up...up...
Jimmy Avolution: semangat Thor...💪
RisingPhoenix: Iya sabar… lg cari inspirasi… udah ngebul niyy kepala, takut botak 😂🤣😜
total 2 replies
Jimmy Avolution
lanjut
Jimmy Avolution
hajar
Jimmy Avolution
hancurkan
Jimmy Avolution
terus
Jimmy Avolution
lanjut
Jimmy Avolution
terus
Jimmy Avolution
lanjut
Jimmy Avolution
terus
Jimmy Avolution
lanjut
Jimmy Avolution
josss
Jimmy Avolution
sayang sekali harta Karunnya gk bisa dibawa
Jimmy Avolution
OKB
Jimmy Avolution
ayo
Jimmy Avolution
terus
Jimmy Avolution
lanjut
Jimmy Avolution
katanya MC waspada tetep aja tergantung di atas pohon...🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!