Opps, I Married ?!

Pagi harinya, aku bangun sedikit terlambat karena kemarin aku terlalu memikirkan arjuna, aku tidak tau kapan aku tidur, yang pasti aku tertidur saat mendengar arjuna sampai di rumah karena aku mendengar suaranya membuka pintu apartemen.

Aku buru buru bersiap, aku berlari menuju pintu keluar, Langkah kakiku terhenti, belum sempat keluar aku kembali mundur dan melihat dengan seksama “hmm… ada yang janggal” gumamku pelan sambil aku mengusap mataku memastikan bahwa Sepatu kerja milik arjuna masih ada ditempatnya dan juga kunci milik pria itu masih terletak di dekat meja, apa pria itu terlambat bangun seperti diriku? Emang jam berapa pria itu pulang, tidak biasanya dia seperti ini.

Aku berjalan kembali menuju kamarnya, beberapa kali aku sempat mundar mandir di depan pintu kamarnya, perjanjiannya aku tidak boleh memasuki kamar pria ini, tidak masalahkan kalau aku mengetuk pintu kamarnya? Dia tidak akan memarahiku kan?

Aku mengambil nafas panjang sebelum mengetuk pintu kamar Arjuna. 'semoga saja dia tidak marah’ doaku dalam hati.

‘Tok tok tok’ masih tidak ada jawaban dari sana, aku menghentikan ketukan pintu itu, bagaimana jika kekasihnya yang membuka? Apa aku harus menyapanya, aku kembali mengambil nafas panjang sebelum kembali mengetuk pintu itu, berharap apa yang aku takutkan tidak akan terjadi.

‘Tok tok tok’ sudah berkali kali aku mengetuk pintu tapi tidak ada jawaban dari dalam, aku berpikir untuk membuka pintu itu namun segera aku urungkan karena ingat dengan peringatan arjuna, dia pasti akan sangat marah jika aku memasuki kamarnya.

Aku menggigit kuku jariku cemas, karena arjuna tidak juga menjawab diriku, apa yang harus aku lakukan, jika aku tidak membangunkannya dia akan telat, mending jika suami istri telat kalau dia sendiri yang telat orang orang akan mempertanyakan diriku yang seorang istri, apa yang sekarang harus lakukan, haruskah aku menelponnya, atau tetap mengetuk pintunya.

Setelah berpikir cukup lama aku akhirnya mengambil opsi kedua, tapi jika tetap tidak ada jawaban aku akan meninggalkannya, aku sekali lagi mengambil nafas dalam dan mengangkat tanganku untuk mengetuk pintu, tapi tanganku langsung terhenti saat pintu tiba tiba terbuka.

‘Ceklek’

Aku terbelalak kaget melihat Arjuna berdiri di ambang pintu sambil menatapku dengan matanya yang masih mengantuk, tak sengaja mataku melihat kedalam kamarnya yang terlihat berantakan, bahkan tempat tidurnya juga berantakan, aku sedikit menghembuskan nafas lega saat tidak melihat siapapun yang ada di sana. Loh? Kenapa aku lega dia tidak membawa kekasihnya pulang? Ada apa denganku.

“Huh? Hmmm…” aku tidak dapat berkata apa apa saat melihat arjuna mengacak rambutnya dan menatapku dengan datar.

“Ada apa?” tanyanya datar dan suara yang terdengar berat.

“!” siapa dia? Kenapa pria ini tampak lebih tampan dalam keadaan setengah sadar, atau dia bukan arjuna, kemana perginya pria yang rapi dan bersih serta sempurna itu, yang ada saat ini pria yang rambutnya acak acak kan namun mempesona, matanya sayu karena baru bangun tidur, dan baju yang memperlihatkan tulang di bahunya, sial pria ini benar benar mempesona ku.

Dia bukan arjuna kan? Kenapa dia terlihat lebih keren dari arjuna yang biasanya aku temui.

“Umm?”

“Ahhh~ pagi naura” pria itu menghembuskan nafas panjang dan kembali menyapaku, “atau kau mau aku sapa lebih mesra seperti morning baby, itu lebih terdengar mirip seperti pasangan suami istri kan”

Tidak salah lagi ini benar benar Arjuna, ucapannya menyatakan dia seratus persen adalah Arjuna, aku sempat gila tadi berpikir kalau orang di depanku adalah orang lain. Aku tidak tau kalau pria baru bangun, efek ketampanannya menjadi berkali kali lipat, apakah semua pria itu seperti ini? Wajah arjuna sangat berbeda dengan arjuna yang biasanya, dia benar benar terlihat tampan sekali.

“oh! Pagi” akhirnya aku balik menyapanya, aku kembali melirik ke dalam kamar arjuna yang terlihat sangat berantakan, ternyata dia punya kelemahan juga, kamar pria ini benar benar berantakkan, kalau di ibaratkan sangat mirip dengan rumah hantu yang gelap dan tidak terurus, apa ini alasan dia melarang ku untuk masuk ke dalam kamarnya, dia tidak mau aku mengetahui kelemahannya.

“Ohhh, shit!” Tangan Arjuna tiba tiba saja menutup mataku, aku mendengar pria ini mengumpat dan mendorong tubuhku untuk mundur dan aku mendengar bunyi pintu yang di tutup secara paksa.

Jantungku berdetak sangat cepat saat ini, aroma maskulin pria itu langsung tercium olehku, tangannya terasa hangat saat menutup mataku, dan saat ini aku tidak bisa melihat apapun hanya kegelapan.

“Apa kamu melihatnya?” ujar arjuna masih menutup mataku.

“hmmm… iya” jawabku dengan suara pelan.

“sial!” lagi lagi pria ini mengumpat, dia akhirnya membuka tangannya yang tadi menutupi mataku, ekspresi pria itu sudah terlihat kaku dan dia menggaruk tengkuknya sambil tersenyum terpaksa padaku. “Hahhh~ aku pikir aku bisa menutupi ini toh hanya 1 tahun, tapi ternyata hidup bersama orang lain dalam satu atap itu sangat sulit, cepat atau lambat aku pasti akan ketahuan, aku mohon tolong rahasiakan apa yang baru saja kau lihat” keluhnya.

“…” aku masih diam, bukan karena tidak mau merahasiakan, aku masih syok melihat sosok baru dari Arjuna, aku tidak menyangka ternyata dia pria yang seperti ini, pria yang berantakkan.

“Kau dapat merahasiakannya kan?” ulang arjuna memastikan, dia maju selangkah dan mengukung tubuhku ke tembok. “naura~” Wajah arjuna sudah ada di depan mataku, tangannya arjuna memegang dinding di sebelah kepalaku, dia menatapku dingin dan mengerikan, apa dia takut kesempurnaannya hilang? Kenapa dia seperti ini padaku. Ya tuhan jantungku berdetak sangat keras saat ini, aku takut dia mendengarnya karena posisi kami yang sangat dekat.

“Hmm… ba-baiklah” jawabku pelan.

Arjuna baru mundur dan tersenyum manis sambil mengusap puncak kepalaku, “anak pintar” pujinya lalu berbalik dan kembali ke dalam kamarnya. Aku terduduk di lantai seusai pria itu meninggalkanku sendirian di depan pintu, tanganku memegangi jantung yang masih berdetak dengan sangat cepat.

‘Sadarlah Naura, jangan jatuh cinta padanya, jangan tergoda olehnya dia sudah punya kekasih’ ucapku berkali kali dalam hati, aku berusaha menenangkan hatiku yang sudah tidak karuan, dia bukan pria sempurna, aku sudah tau kelemahan pria ini, bisakah aku menjadikan itu sebagai senjataku untuk melindungi diri?

Setelah bisa mengendalikan diri aku segera bangkit dan mulai beranjak dari sana, aku segera mengambil tasku yang tadi sempat terjatuh dan segera pergi ke kantor, Aku yakin arjuna tidak akan terlambat ke kantor, karena dia sudah bangun.

Aku hendak membuka pintu, tapi tiba tiba aku mendengar lagi suara pintu yang terbuka secara tiba tiba, aku menoleh kebelakang dan di sana ada arjuna yang sedang memegang handuknya, “Ingat naura, yang kau lihat tadi adalah rahasia kita” ujar arjuna yang juga sedang menatapku.

Tanpa sadar aku mengangguk, kenapa pesona pria ini semakin keren saat bangun tidur, kenapa juga dia malu kalau ketahuan dirinya itu berantakkan, padahal dia lebih tampan jika dia berdandan seperti sekarang, walau dia terlihat seperti orang yang sangat berbeda.

...🎀🎀🎀🎀🎀...