NovelToon NovelToon
GLOW UP PADA WAKTUNYA

GLOW UP PADA WAKTUNYA

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Kantor / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:804.4k
Nilai: 4.6
Nama Author: Savana Alifa

"Gak tahu malu! Lo gak ngaca? Lo itu jelek, gendut, item lagi! Bisa-bisanya mimpi mau jadi pacar Alder."

Suara sumbang itu terus terlontar dari banyaknya murid yang mengelilinginya, melemparnya dengan kertas bahkan dengan botol air mineral kosong.

Dimana letak kesalahannya? Gadis bernama Jasmine itu hanya mencoba menyatakan perasaannya pada pemuda bernama Alder, tapi ternyata di situ lah awal kehancurannya.

Mendapat perlakuan buruk dan bullying dari teman-teman sekolahnya, tak lantas membuat Jasmine menyerah. Meski nyaris tak waras, ia berhasil merubah dirinya. Dari seekor itik, menjadi angsa cantik!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Alifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BERHENTI BERSANDIWARA!

Sesuai janji, setelah menemui dokter, Oryza mengantar Jasmine ke rumah Alder. Sejak beberapa menit yang lalu Alder sudah memenuhi ponsel Jasmine dan Oryza dengan pesan dan panggilannya.

"Mungkin gak sih Alder tahu Nara itu kamu?" Celetuk Oryza saat mereka memasuki gerbang rumah Alder.

"Gak mungkin, kalau dia tahu, dia gak akan mungkin mau di bawain sarapan tiap hari. Dia kan anti banget sama Jasmine, kamu kaya gak tahu aja. Dulu makanan dariku pasti ujung-ujungnya ada di tong sampah, iya kan?"

"Iya juga sih," Oryza membenarkan. Ia sendiri kerap menjadi saksi betapa galaunya Jasmine saat makanan darinya berakhir di tong sampah. Alder tak pernah mau memakan makanan yang Jasmine bawakan.

"Makanya itu, kamu jangan sampai keceplosan!" Ancam Jasmine.

"Hey, gak salah? Bukannya kamu yang sering keceplosan? Ngomongnya sering gak pake rem," elak Oryza. Karena justru Jasmine sendiri yang sering tak sengaja memberikan petunjuk pada Alder bahwa Nara adalah Jasmine.

Jasmine meringis, tak bisa lagi menyanggah. Yang di katakan Oryza memang benar, ia kerap lupa saat bicara dengan Alder.

Pintu rumah mewah Alder yang sudah terlihat menghentikan perbincangan mereka. Rumah itu tak banyak berubah, sama seperti Lima tahun lalu saat Jasmine sering datang diam-diam hanya untuk melihat Alder meski hanya melihat bayangan pria itu saja.

Karena terlalu mencintai Alder, Jasmine bahkan alih profesi, selain menjadi pelajar, ia juga menjadi seorang penguntit.

"Mau aku anterin sampe ketemu Alder atau mau sendiri aja?"

Jasmine terdiam, menimang bagaimana baiknya?

"Gimana?" Tanya Oryza lagi.

"Sendiri aja deh, nanti kamu kena semprot Alder gara-gara kita telat."

"Yakin?"

Jasmine mengangguk meski sedikit ragu, sepertinya Alder sudah mengeluarkan tanduk dari kepalanya karena dia terlambat. Itulah gambar Emogi yang Alder kirimkan di pesannya. Gambar hantu bertanduk.

"Ok kalau gitu, kalau dia ngomelin kamu, telpon aku aja. Aku pasti datang buat menyelamatkan kamu."

Jasmine tertawa, "Kaya yang iya aja kamu. Udah ah, aku turun dulu. Kamu hati-hati."

Oryza mengangguk, mengusap puncak kepala Jasmine sebelum gadis itu turun dari mobilnya.

Tepat saat mobil Oryza melaju kembali, pintu rumah Alder terbuka. Pria itu muncul dengan setelan santainya. Hanya memakai celana pendek berwarna cream dengan kaos putih lengan pendek yang melekat pas di tubuhnya.

"Kamu telat Lima belas menit!" Ujarnya sebelum Jasmine sempat mengatakan apapun.

"Maaf, Pak. Saya..."

"Sudahlah, aku gak mau dengar alasan kamu. Ikut aku!" Titahnya.

Alder berjalan lebih dulu, ke area samping rumah yang ternyata adalah area parkir. Meski Jasmine sering melihat rumah itu, tapi gadis itu hanya melihat dari luar gerbang ke jendela kamar Alder. Ia belum tahu area detail rumah mewah itu.

Mata Jasmine di manjakan dengan deretan mobil mewah koleksi Alder dan papanya. Jasmine rajin menghitung, jumlah mobil itu ada Lima belas, belum lagi moge yang juga berjajar rapi di sana. Bayangkan seluas apa area parkir itu.

Apa dirinya tak tahu diri mencintai pria kaya macam Alder? Derajatnya dan Alder jauh ibarat bumi dan langit. Alder seperti pangeran yang tinggal di istana, sedang Jasmine hanya Upik abu yang tinggal di gubuk reyod. Itu pun hanya gubuk sewaan.

"Nara, astaga! Kenapa sih kamu seneng banget bengong? Lagi ngayal lagi?"

Jasmine tergagap, sejak kapan ia melamun? Bahkan Jasmine tak sadar ternyata Alder sudah memasuki salah satu mobilnya.

"Cepatlah!"

Sontak Jasmine berlari, memasuki mobil tanpa bantahan. Ia juga tak berani bertanya kemana Alder akan membawanya atau dimana mereka akan belajar menyetir.

"Jadi apa kata dokter?" Tanya Alder memecah hening.

"Gak papa, aku hanya perlu terapi sugesti aja. Semua baik," jawab Alder.

"Terapi sugesti? Apa itu?"

"Kata dokter, terapi sugesti itu aku harus konsentrasi membayangkan kalau aku gak akan bersin saat aku dekat sama kamu. Dan aku harus yakin kalau aku bisa, aku gak akan bersin. Gitu lah kira-kira," jawab Jasmine.

"Ah begitu," Alder mengulum senyum, tiba-tiba sebuah ide muncul di benaknya. Ia lalu menepikan mobilnya.

"Kok berhenti, Pak?" Tanya Jasmine dengan kening berkerut.

"Mari kita coba," Kata Alder seraya membuka set beltnya.

"Coba apa, Pak?"

"Coba terapi sugesti, ayolah!" Alder mencondongkan tubuhnya, membuka set belt Jasmine tanpa membiarkan gadis itu memprotes.

Perlahan Alder mendekat, membuat Jasmine sontak memundurkan wajahnya. Dan saat Alder semakin mendekat, "Hacciih haccciiiih," Jasmine bersin.

Alder memejamkan matanya, berdecak kesal pada Jasmine, "Kamu!!"

"Maaf, Pak. Saya belum siap," kata Jasmine seraya mengusap-usap hidungnya.

"Konsentrasi, semakin sering kamu mencoba, semakin besar juga kesempatan untuk kamu bisa sembuh. Kita coba lagi, tatap mata aku dan yakinkan diri kamu kalau kamu bisa. Ngerti?"

"Tapi Bapak gak modus kan?"

"Apa? Modus? Sembarangan! Untuk apa aku modus? Kalau pun aku modus, yang jelas bukan sama kamu! Kalau kamu gak mau ya udah, gak usah!"

"Kalau Bapak gak merasa modus ya gak usah marah, maaf ..."

"His, udah lah."

Alder kembali memakai set beltnya, kemudian kembali menyalakan mobil. Jasmine pun melakukan hal yang sama.

"Apa aku salah ngomong?" Batinnya.

***

Menjelang malam, Alder dan Jasmine baru tiba di apartemen. Beberapa jam belajar menyetir ternyata melelahkan juga.

Di tambah lagi Jasmine harus memasak untuk mereka makan malam, sesuai janjinya pada pria itu.

"Aku mandi sebentar boleh gak?"

"Jangan lama-lama, aku lapar."

Jasmine mengangguk, meninggalkan Alder yang tampak berbaring di sofa. Entah mengapa pria itu begitu senang berbaring di sana, padahal jika ingin beristirahat, ada satu kamar lagi di sebelah kamar Jasmine.

Sat set sat set, Jasmine tak ingin membuat Alder menunggu lama. Hanya beberapa menit saja ia sudah kembali turun untuk memasak.

Alder tengah memejamkan mata saat Jasmine mendekat, tak ingin mengganggu pria itu, Jasmine pun pergi ke dapur untuk memasak.

Sebenarnya, bisa saja Alder memesan makanan dari luar lalu mereka hanya tinggal makan saja. Tapi Alder tak mau, pria itu tetap ingin makan hasil olahan tangan Jasmine.

Tengah sibuk memasak, Jasmine di buat terkejut dengan kehadiran Alder yang tiba-tiba sudah ada di sebelahnya.

"Astaga, sejak kapan kamu di sini?" Tanyanya dengan mata membulat. Terlihat lucu di mata Alder. "Tadi bukannya tidur?" Tanyanya lagi karena Alder tak menjawab pertanyaannya.

"Siapa bilang aku tidur?" Alder balik bertanya, "Tutup mata itu gak selalu berarti tidur."

Jasmine tak menjawab lagi, berdebat dengan Alder tak akan menang. Hanya akan mengulur waktunya saja, lebih baik ia segera menyelesaikan masak, perutnya sudah keroncongan sejak ia mandi tadi.

Alder sendiri memilih bersandar di meja dapur, memperhatikan Jasmine yang sibuk di sebelahnya.

"Kenapa liatin aku kaya gitu? Ada yang aneh?" Tanya Jasmine saat Alder terus menatapnya. Dan tatapan pria itu sungguh berbeda.

"Apa kamu bisa berhenti?" Alder justru balik bertanya.

"Berhenti? Berhenti apa? Berhenti masak?" Jasmine mengerutkan dahi, menunggu jawaban dari pertanyaan ambigu pria itu.

"Berhenti bersandiwara," celetuk Alder. Membuat Jasmine sontak menghentikan kegiatannya. Ia menoleh, menatap Alder penuh selidik.

"Apa maksud kamu?"

1
Nadira Alexa
Luar biasa
Feybe Sanger
thor apakah iyaaaa...
gak reamistis sih ni cerita 🤣🤣
apakah kurang ide amoe dilama2in
Feybe Sanger
lah kenapa juga ceritanya di panjang2in tapi gak masuk akal....
kita juga bacanya pake quota lohhh...
Violeta
🤣🤣🤣🤣
Violeta
😅🤣🤣🤣
Filza Fatim
dan aku juga pernah di bully di sekolah menengah waktu itu aku gak tahu kalau kakel aku naksir sama aku dia termasuk mostwanted sekolah. aku yang tidak tahu apa" di bully hampir satu sekolah. tp akhirnya semuanya minta maaf setelah kakaksepupu ku mendatangi sekolah dan mengadukanya pada pihak sekolah. itu pengalaman terburuk sepanjang sekolah
Anonymous
[
Talnis Marsy
lha Dion nya gak salah.jelaslah marah. di kasih duit mau..tapi cintanya gak mau.aneh.harusnya klo gak cinta jangan mau di kasih uang Jasmin...naraaaa...
Eka Yuni
Luar biasa
Henny Dai
Buruk
susy lawati
Luar biasa,bagus cerita nya
#ayu.kurniaa_
.
Sari Ramly
Plat
Motor Cross
Kecewa
Motor Cross
Buruk
Naturelight
dasar keras kpala kau😄
Naturelight
gk suka klo jasmine ma si padi huaaa....
Lala Al Fadholi
si oryza ma Jasmine PD konyol...harusnya dr awal jgn nikah udah tau kedepannya akan susah bahagia aplg perkosaan itu ga ada itu namanya masing2 PD nyakitin diri sendiri
Lala Al Fadholi
lah enak amat oryza udah belajar duren baru d lepas...
Lala Al Fadholi
kasihan amat jgn2 si alder dpt bekas
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!