Kemala adalah seorang wanita mandiri yang masih memiliki suami. Namun karena suami yang sangat pelit ia terpaksa bekerja sambil membawa anak nya yang masih kecil. setiap hari Burhan suaminya hanya memberi uang sebesar 10.000 rupiah beserta uang jajan untuk nya. Selama menikah dengan Burhan ia hanya tahu bahwa Burhan adalah seorang supir truk pengangkut sawit, tanpa ia ketahui suaminya itu adalah manajer di perusahaan kelapa sawit terbesar di kota itu. bagaimana kah kelanjutan rumah tangga Kemala? akan kah badai itu terus menerus datang ataukah akan ada pelangi setelah hujan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 Viral
Setelah Bang Burhan pergi, baru lah aku merasa lega. Melihat nya saja sudah membuat perut ku mulas. Entah apa yang membuat nya tidak ingin bercerai denganku. Padahal, selama ini ia hanya ingin membuat ku tersiksa.
"Mala, aku butuh penjelasan untuk ini semua. Mengapa laki-laki itu menjadi suami mu. Dan cerai? Aku bahkan tidak tahu kau sudah menikah dengan nya." Ucap Arga dengan menggebu-gebu.
"Penjelasan seperti apa yang ingin kamu dengar? Tentang laki-laki yang pergi meninggalkan aku di saat kami akan bertunangan? Atau tentang laki-laki yang sebentar lagi akan bercerai denganku?"
"Mala, tolong jangan begini. Aku teman sekaligus sahabat mu dari dulu."
Mala pun langsung menceritakan segala nya kepada Arga. Mulai dari saat dia batal bertunangan sampai dengan perlakuan Burhan terhadapnya.
Arga mengepalkan tangan nya erat. Tidak ia sangka Kemala memiliki nasib yang buruk. Padahal dulu, ia rela pergi meninggalkan Kemala agar wanita itu bahagia.
Menjadi sahabat? Ah, itu konyol sekali. Tidak ada persahabatan di antara laki-laki dan perempuan. Salah satu nya pasti akan memendam perasaan.
"Aku nggak pernah tahu nasib mu akan seperti ini Mala. Dan orang tua mu juga aneh. Dimana-mana orang tua akan menjadi garda terdepan dalam melindungi anak-anak nya."
"Mak tidak salah Arga. Mungkin Mak melakukan ini semua karena ada alasan nya. Namun, aku sebagai anak tetap saja sedih. Walau bagaimanapun mereka adalah satu-satunya Keluarga ku saat ini."
"Baiklah, kita lupakan saja pembicaraan ini. Sekarang kita beralih ke bisnis kita. Bagaimana?"
"Itu lebih baik Pak Arga."
"Jadi begini, aku memiliki toko souvenir di mall yang berada di kota Pekanbaru, jadi rencana nya aku ingin kamu menjadi pemasok barang-barang itu. Aku tahu kemampuan mu dari dulu Mala."
"Tapi,, aku tidak percaya diri Arga! Yang benar saja. Aksesoris kampung seperti ini akan kamu jual di mall."
"eits, jangan salah Mala, justru mereka menyukai barang-barang yang unik. Aku mau kita menjalin kerja sama. Bagaimana?"
"Apa kamu tidak akan menyesal?"
"Untuk apa aku menyesal. Aku sudah tahu kemampuan mu dari dulu. Bukankah setiap pelajaran kesenian kau selalu membantu ku?"
"Itu masa jaman dulu Arga. Kok ya mau di samakan dengan sekarang."
"Pokoknya aku mau kita kerja sama. Titik. Besok asisten ku akan membawakan surat perjanjian kerja sama kita. Aku mau kamu menulis daftar apa-apa saja barang yang akan kamu masuk kan ke toko ku."
"Baiklah jika kamu memaksa Arga. Aku bisa apa?"
Arga hanya tertawa melihat ekspresi Kemala. Walaupun kecantikan nya sudah mulai memudar, tapi Kemala tetap lah Kemala yang dulu untuk nya.
Setelah berbincang cukup lama dengan Arga, akhirnya ia pulang juga. Rasanya aku sangat lelah hari ini. Memikirkan Bang Burhan membuat kepala ku sakit. Belum lagi Arga memesan aksesoris dan meminta ku membuat souvenir besar-besaran.
"Kak Mala...yuhu...dimana kau Kak Kemala yang cantik dan baik hati."
Tiba-tiba Asih datang dengan mendendangkan syair yang ku tak tahu karya siapa.
"Ada apa Asih? Kok kamu kayak heboh gitu."
"Kak Mala jadi terkenal sekarang. Lihat ni."
Aku sangat terkejut melihat diriku sendiri disana. Sebuah akun mengunggah video diriku yang sedang berada di pengadilan agama.
"Mau ngapain ya kira-kira wanita seperti pemulung ini ke pengadilan agama?"
Begitu lah kata-kata yang di tulis di video tersebut. Banyak sekali komentar yang mengatakan bahwa aku sedang mengemis di sana. Namun, satu akun membuat ku tidak bisa bernafas.
"Dia itu bukan pengemis atau pemulung. Wanita itu akan bercerai dengan suami nya yang pelit dan main pukul."
Akun yang lain pun ikut berkomentar.
"Iya. Aku kenal Kakak ini sering sekali masuk rumah sakit karena di pukul suami nya."
Bukan hanya itu saja, di sana bahkan ada foto-foto ku yang sedang mencari berondolan dan sedang memapah kayu di kedua pundak ku.
Tidak perlu waktu lama, netizen langsung menemukan akun Bang Burhan karena di video itu aku sempat berbicara dengan nya.
Hancur sudah reputasi baik yang selama ini telah di bangun Bang Burhan di media sosial. Aku tidak menyangka karena satu orang yang mengunggah video ku, langsung saja aku menjadi terkenal saat itu.
"Save Kemala."
Begitu lah kata-kata itu di penuhi di kolom komentar.
Bajuku, jilbab sobekku, bahkan sandal ku pun tidak luput di komentari. Entah siapa pemilik akun itu. Dia bahkan tahu semua tentang aku.
"Kasihan sekali kakak itu. Bahkan kain lap di rumah ku saja lebih bagus dari pakaian nya. Oh ya ampun, sandal nya itu membuat ku menangis."
Mata Kemala sampai perih membaca semua komentar yang ada.
Namun tiba-tiba ada satu foto yang menarik perhatiannya. Foto Bang Burhan, Tiwi dan Tika sedang bersama makan di sebuah Restauran terkenal. Mereka saling tertawa, dan bercanda ria.
" Ternyata Suami nya Kemala juga tukang selingkuh."
Booom...
Komentar pun terus berdatangan. Habis lah kau kali ini Bang Burhan. Apa kau tidak tahu bagaimana kekuatan Netizen. Selamat menempuh hidup baru.
Tidak perlu mengotori tangan ku untuk mempermalukan keluarga mereka. Mereka bahkan melemparkan kotoran ke wajah sendiri.
Gegas ku simpan seluruh foto Bang Burhan dan Tiwi. Aku juga menyimpan seluruh kata-kata buruk yang memfitnah ku selama ini di akun milik Bang Burhan. Aku berharap semua nya bisa menambah bukti untuk kasus perceraian ku.
"Kak Mala nggak apa-apa kan?"
"Emang harus gimana? Nangis guling-guling gitu?"
"Ya biasanya kan perempuan kalau cemburu pasti nangis."
"Loh, cemburu kenapa rupanya? Lihat si kucing garong? Coba lihat dulu orang nya. Pantas nggak kalau cemburu."
Asih yang masih ada di sana pun tertawa sambil memegang perut nya.
"Kak Mala ini memang limited edition. Betul apa yang Kak Mala bilang. Bang Burhan kok di cemburui. Nggak pantas kan ya kak."
"Limited edition? Bahasa apa lagi itu Asiih. Bicara itu dengan bahasa kita, jangan di campur-campur kayak gitu."
"Hehe maaf Kak Mala. Maksudnya itu kan Kak Mala orang nya lain dari yang lain. Kak Mala cuma satu di dunia ini. Nggak ada yang kayak Kak Mala."
"Oo gitu. Maklum lah Asih, beberapa tahun kakak sudah terkurung di penjara Burhan jadi nya begini. Ucap Asih sambil memegang kepalanya.
Dan akhirnya mereka berdua pun saling tertawa dan bercerita tentang kehidupan. Kemala hanya ingin hidup nya tenang untuk ke depan tanpa bayang-bayang keluarga Burhan yang menghantui.