NovelToon NovelToon
My Ex Crush

My Ex Crush

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama
Popularitas:3.3M
Nilai: 4.7
Nama Author: Rahma AR

Zoya Putri Sasmita tau dia seperti cari mati karena berani melamar kerja di perusahaan orang tua mantan temannya yang selalu membencinya waktu SMA.

Tapi prospek kerja di sana sangat menjanjikan. Apalagi dengan hobi travellingnya ya jing sering menyusahkan dompet kedua kakak laki lakinya.

Jika dirinya berhasi diterima, kedua kakaknya pasti akan sangat bersuka cita dan semakin mencintainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ngga malu malu

Dengan masih grogi Zoya mulai memeriksa berkas berkas itu di bawah tatapan intimidasi Nathan. Memulai lagi dari berkas yang tadi berhamburan kertas kertasnya di lantai.

Kerutan semakin dalam terlihat di kening Zoya. Kerjaan hari ini jauh berbeda dengan kerjaan kemaren.

Awalnya agak bingung. Sama seperti kemarin. Mau bertanya takut diketawain Nathan.

Selain itu dia bisa saja akan dikatain bodoh ntar oleh Nathan. Laki laki itu pasti akan merasa sangat senang jika mengetahui kelemahannya.

Belum lagi seretetan kata pedasnya yang akan menyangsikan otak encer Zoya yang sudah ngga seperti dulu menurutnya.

Sungguh menyebalkan.

Aneh. Dulu irit banget ngomongnya, sekarang sekalinya ngomong seperti air tsunami yang membawa reruntuhan benda benda tajam, berat dan besar yang terseret oleh kuatnya arus dan siap untuk mengemplang kepalanya.

Karena itu Zoya memeras otaknya sedikit lebih keras seperti kemarin. Memikirkan apa yang dimaui bos yang suka ngga jelas ngasih perintah.

Padahal harusnya dari kemarin, Nathan memberi petunjuk atau briefing apa yang harus dia kerjakan. Bukan langsung memberikan setumpuk map untuk langsung dia kerjakan dan harus selesai dalam waktu cepat.

Padahal Nathan juga, kan, tau basic nya yang memperdalam bidang keuangan dan selama tiga tahun mempraktekkan ilmunya hanya di restoran saja. Pastilah jauh berbeda penerapannya di perusahaannya sebesar ini.

Game aja ada tutorialnya. Ini ngga ada briefing sama sekali. Adanya hanya map map tanpa penjelasan dan harus segera diselesaikan. Zoya rasanya ingin jadi kucing buat mencakar Nathan abis abisan karena dongkol berat.

Dan yang paling bikin emosi jiwa, sekarang Nathan sangat ringan mengeluarkan segala kata berupa sarkasme untuk mengintimidasinya.

Apa Cleora sudah tau tentang perubahan karakter kembarannya?

Apa semua personal asiatennya diperlakukan begitu olehnya. Wajarlah mereka sulit mengikuti ritme kerja si bos yang merasa semua orang harus bisa mengerti dengan bahasa isyaratnya.

Zoya menghembuskan nafasnya tanpa sadar. Dia lupa di depannya ada Nathan yang pasti akan membaui wangi nafas kesalnya.

Saat mendengar batuk di depannya, Zoya baru tersadar dimana dia berada sekarang.

"So sory. Tapi tadi aku udah makan permen, kok," ucap Zoya agak gelagapan karena malu.

Bau ngga, sih, nafasnya?

Tanpa sadar Zoya mengendus nafasnya sendiri saking ngga percaya dirinya.

Wangi, kok....

Tadi dia juga udah sarapan, batinnya menenangkan perasaannya yang kacau gara gara baru keingat ada Nathan di depannya.

Sembrono sekali, kutuknya dalam hati

Karena ngga ada respon dari Nathan, Zoya berinisiatif mau pindah tempat duduk saja. Kalo perlu kembali ke mejanya yang berada di luar ruangan Nathan. Zoya pun bangkit dari kursinya.

"Emm.... Aku di sofa sana aja seperti kemarin," ucapnya canggung. Asli Zoya malu berat sampai ngga berani menatap Nathan.

"Siapa yang nyuruh kamu pindah?"

Eh? Bukannya tadi kamu keganggu, ya, sungut Zoya dalam hati.

"Di sini aja."

Zoya meliriknya, ternyata laki laki itu masih menunduk, sibuk dengan pekerjaanya.

"Tapi....." Zoya masih malu, takutnya dia ngulang kesalahan yang sama. Dia kalo pusing suka bertingkah aneh, lupa dimana keberadaannya.

"Jangan membantah."

Kali ini Nathan menatap Zoya dengan tatapan datarnya.

Zoya ingin membalas menatapnya, tanding mats siapa yang paling lama. Tapi jantungnya keburu tantrum. Akhirnya dia mengalihkan tatapannya dan duduk kembali. Sambil pura pura sibuk dengan kerjaannya.

Tanpa setaunya bibir Nathan berkedut samar.

Hembusan nafas gadis di depanya wangi banget. Mungkin sama persis iklan di tv. Tadi Nathan sampai tersedak saat menghirup aromanya.

Melihat gadis itu kembali serius dengan kertas kertas di tangannya, Nathan pun mengalihkan tatapannya pada kerjaannya lagi.

Zoya kembali berkonsentrasi penuh. Mengabaikan sosok Nathan di depan matanya. Menganggapnya ngga ada.

Kini Zoya mencoba berpikir lagi, lebih jernih, lebih dalam dan lebih tenang.

Dengan cepat, Zoya memeriksa kembali kertas kertas kertas itu. Mengamati dengan lebih teliti.

Sampai akhirnya dia tau apa yang harus dia lakukan. Bibirnya menyunggingkan senyum lega.

Memang beda jauh dari kerjaannya dulu sebagai bos di restoran steaknya.

Dan memang kerjaan di perusahaan Nathan, terutama jadi personal asistennya lebih berat lagi. Selain menguras banyak tenaga, juga mengaduk aduk emosi jiwanya. Ditambah tantrum pada jantungnya yang ngga kenal lelah.

Setelah mengerti teorinya, Zoya pun bisa dengan lebih cepat menyelesaikan pemeriksaan berkas berkas yang diberikan Nathan.

Nathan sampai menatapnya ketika Zoya meletakkan map kedua yang jarak waktunya sangat cepat setelah map pertama dia kerjakan. Kini gadis itu sedang beralih pada berkas ketiganya.

TOK TOK TOK

Zoya menoleh ke arah pintu sebelum melihat ke arah Nathan yang mempersilakan si pengetuk pintu itu masuk.

Nathan sudah tau siapa yang datang melalui layar monitornya, OB perusahaan.

Seorang laki laki muda datamg membawa troly seperti di hotel yang penuh dengan makanan dan minuman.

Dari harumnya tanpa melihat pun, Zoya meyakini pasti ada coklat panas di sana.

Tebakannya benar. Ada dua cengkir coklat panas dan beberapa piring kecil yang berisi cake dan puding yang terlihat sangat menggoda.

Dia doyan ngemil? Tapi mengapa tubuhnya tetap keren? decih Zoya membatin.

"Ambil buat kamu paper bag nya," tukas Nathan setelah OB laki laki muda itu selesai dengan menata bawaannya di atas meja.

"Oh, yang ini pak?" tanya OB itu surprise. Ngga nyangka akan menikmati makanan mahal, ketahuan dari brand paper bagnya.

"Iya."

"Terima kasih, pak," ucap OB itu penuh syukur. Dan berkali kali menunduk hornat sebelum meninggalkan ruangan Nathan.

Zoya melirik kasihan pada *pa*per bag yang kini sudah berpindah tangan.

Nasibmu mungkin lebih baik dinikmati OB itu, batin Zoya. Dia ngga bisa melupakan tatapan bahagia sang ob saat menerima pemberian dari bosnya.

Zoya hanya berharap, si pemberinya ngga tau. Kalo pun akhirnya tau, nantinya bisa ikhlas. Yang penting, kan, ngga dibuang.

Di sini Zoya salut akan sikap welas asih Nathan pada karyawannya. Walaupun tetap saja tertawa dalam hati mengingat wajah angkuh gadis meresahkan itu.

"Diminum dan dimakan, jangan malu malu."

Kata kata Nathan membuyarkan rasa gelinya akan nasib paper bag itu.

Zoya hanya melirik Nathan yang sedang meneguk coklat panasnya.

Cara ngasihnya ngga niat banget. Lebih ramah lagi kenapa? batin Zoya sambil menggelengkan kepalanya.

Sesuai kata kata Nathan, Zoya pun ngga malu malu mengambil puding coklat yang tersedia di atas meja dan memakannya, jauh dari kesan anggun.

Tanpa disadari Zoya, Nathan memperhatikan tingkahnya sambil mengulaskan senyum tipis.

Bayangkan saja, Zoya sangat jauh dari kesan menjaga imagenya sebagai perempuan berkelas dan anggun. Tapi di mata Nathan, Zoya sangat seksi dengan gayanya itu.

*

*

*

Lega rasanya terbebas dari Nathan saat Cleora mengajaknya makan siang.

Dia yang gampang laparan, padahal sudah minum coklat panas, makan puding dan cake, langsung saja minta ijin ke Nathan untuk keluar duluan.

Kerjaannya sudah selesai walaupun tadi Nathan memberi Zoya tambahan kerjaan baru lagi. Sekarang juga sudah waktunya makan siang. Saatnya Zoya menyingkir dan menghirup nafas dan menghembuskannya sesuka hati karena jauh dari Nathan.

Zoya cuek saja saat mohon ijin keluar duluan dengan reaksi Nathan yang hanya bergumam pelan.

"Hemm....."

Bagi Zoya itu artinya setuju, hingga dia melenggang dengan cepat meninggalkan Nathan dan ruangannya

"Kamu ngga keliharan stres kerja bareng Nathan, Zoy," kekeh Moana. Cleora, Indri dan Freya juga ikut tertawa.

Zoya hanya tersenyum simpul.

Mereka saja yang ngga tau, protes Zoya membatin. Dia lebih dari sekadar stres.

"Kita makan apa?" tanya Freya.

"Di kantin aja, yuk. Aku, kan, belum pernah," usul Zoya.

"Oh, boleh juga. Soto Banjar Kantin enak loh. Juga bakmi rebusnya," sahut Freya dengan senyum lebarnya.

"Gado gadonya juga enak," sambung Indri antusias.

"Oke. Kita ke kantin," putus Cleora yang menyurutkan senyumnya melihat kehadiran Jeff bersama Fazza dan Eriel.

Sedikit mengejutkan ada Agni selain Eleanor bersama tiga laki laki tampan itu.

Tapi dari raut wajah kedua perempuan yang beda usia itu, tampak saling bermusuhan. Terutama sepupu Cleora, si Agni.

1
myscleoo
Luar biasa
Muhammad Arifin
kemana ..... aja AQ...baru baca ini novel...padahal uda ganti2 akun,baru ketemu skrg....
Nataliaa Putraa
ada keadilan untuk dirga
Vie viet Ks
Luar biasa
Eka Awa
nama ortu nya kayak tetanggaku
kakek Khalil dan cucu nya khanza
Lisa Natalia
udh karya mu yg k_3 thor yg ku baca,dan semua nya bagus
Rahma AR: makasih ya....
total 1 replies
Sabaku No Gaara
rasakno wkwkwkwk
Titan Tantrie
Luar biasa
Irmaulidyah Wahyu Utami
luar biasa
Sabaku No Gaara
vangke kmu org tua...pingin liqt akhirx dia deh
Sabaku No Gaara
😭😭😭
Sabaku No Gaara
Luar biasa
Sabaku No Gaara
masih baca tpi seru dah keqx
Suciana Anita Wardani
Luar biasa
pawang buaya jantan🐊
kebanyakan naskah, dialognya kurang
EldistinKardula
Kecewa
EldistinKardula
Buruk
Reni Setia
makasih author untuk karya novelnya
Rahma AR: sama sama.....
total 1 replies
Nirmala
Luar biasa
Sakinah Amalia
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!