NovelToon NovelToon
Dikira Pembantu, Ternyata Istri Mafia

Dikira Pembantu, Ternyata Istri Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Identitas Tersembunyi / Mata-mata/Agen / Roman-Angst Mafia / Penyesalan Suami
Popularitas:13.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Sindya

"Bagaimana rasanya saat menemukan istrinya yang selama ini ia sia-siakan ternyata menjadi seorang pelayan di rumah sahabatnya?"


Nabilla meletakkan secangkir kopi pada tamu majikannya dan saat melihat tanda lahir di punggung tangan Nabila, Amran terkesima dan menatap tajam mata wanita yang sudah ia campakkan tiga tahun ini.

Nabilla gadis yang berusia 20 tahun dengan kesehariannya mengenakan pakaian syar'i lengkap dengan cadarnya.

Ia harus menerima kenyataan pahit setelah tiga bulan bertahan di rumah suaminya, ia harus pergi dari kediaman suaminya karena karena perselingkuhan sang suami. Lagi pula pernikahan mereka hanya sebuah terpaksaan sebagai syarat untuk mendapatkan kedudukan dan harta sang kakek.

"Ikuti kisah cinta mereka yang berakhir dengan tragis!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29. Ngambek

Nabilla mampir sebentar di toko kue untuk membeli kue dan puding kesukaan kakek dan nenek suaminya. Walaupun sebenarnya itu tidak perlu dilakukan, namun Nabilla tidak ingin melenggang pergi membawa diri saja.

"Sayang..! untuk apa kamu harus membawa kue itu segala. Rumah Oma sudah seperti toko kue di sana," protes Amran.

"Sudahlah mas, ini urusan wanita. Lagi pula adab bertamu sebagai menantu yang baik seperti ini. Harus bawa buah tangan," ucap Nabilla.

"Yang mereka mau dari kamu itu bawa calon cucu di dalam perut kamu ini. Karena yang perhatikan pertama kali dirimu bukan bawaan yang kamu tenteng, tapi perutmu sudah melendung atau belum," ucap Amran sambil mengusap perut istrinya.

"Bilang saja lagi otw, apa susahnya sih mas. Kita sudah ikhtiar siang malam, pagi sore, menjelang fajar tetap disikat. Kalau belum dikasih ya wajar. Berarti harus usaha terus," ucap Nabilla.

"Hmmm...! Sepertinya saranmu bagus baby. Kita usaha terus karena kalimat itu yang aku sangat dukung. Semangat ya sayang," timpal Amran sambil tersenyum dengan wajah berbinar ceria.

"Dihh! Ada yang ceria nih. Kayak mau lomba balap karung saja," celetuk Nabilla.

"Untuk urusan produksi, aku jagonya honey. Kamu hanya tinggal menikmati saja," ucap Amran membuat wajah Nabilla terlihat memerah.

"Sayang. Buka cadarnya. Kita berdua saja di dalam mobil. Aku tersiksa kalau tidak melihat wajahmu," ucap Amran.

Nabilla membuka cadarnya namun tetap hati-hati kalau-kalau mereka terjebak macet atau berada di lampu merah. Tidak berapa lama, mobil mereka sudah memasuki area halaman mansion milik kakek Abdullah.

Wajah Nabilla terlihat cerah saat melihat nenek Anisa sudah menunggunya di halaman. Amran sangat senang dengan sikap nenek Anisa yang begitu bahagia menunggu kedatangan Nabilla. Mereka lebih peduli dengan Nabilla daripada dirinya. Amran membuka pintu mobil untuk istrinya dan nenek Anisa langsung memeluknya.

"Sayang. Nenek sangat merindukanmu." peluk nenek Anisa begitu lama pada menantunya. Baru saja Amran masuk menemui kakeknya, ia melihat sang ibu Cut Sarah yang sedang menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

"Ummi..!" lirih Amran yang sudah lama tidak pernah bertemu dengan umminya.

Nabilla menatap wajah nenek Anisa seperti sedang bertanya itu siapa." Sayang. Itu ibu mertuamu, ibu kandungnya Amran," ucap nenek Anisa membuat Nabilla tercekat.

"Tapi, bukannya Amran seorang yatim piatu, nenek?" tanya Nabilla sambil berbisik.

"Hubungan keluarga ini terlalu rumit Nabilla. Jangan kaget jika suami bersikap kasar dan berubah cepat tergantung moodnya. Jangan banyak tanya dan ikuti alur permainan ini. Kamu cukup dengar dan melihat. Biarkan keadaan yang akan menjelaskan sendiri padamu. Kalau sudah begitu, Amran kembali menemukan lukanya yang ingin dia kubur. Tugasmu menguatkan hatinya. Jangan biarkan dia kembali ke jalan yang salah!" ucap nenek Anisa panjang lebar.

Mereka sudah masuk dan melihat wajah tegang Amran dan ibunya yang masih saling menatap. Adiknya Amran Celia yang sudah mulai mengerti keadaan kakaknya dan ibunya hanya bisa menunggu.

Nenek Anisa memanggil cucunya itu dan berkenalan dengan Nabilla." Celia, ini kakak iparmu Nabilla. Nabilla. ini Celia adik kandungnya Amran," ucap nenek Anisa memperkenalkan keduanya.

"Istrinya kak Amran cantik sekali nenek. Kak Amran hebat dapat istri seperti bidadari. Nanti menginap di sini saja ya kak," ucap Celia yang langsung akrab dengan Nabilla.

"Kamu kelas berapa Celia?" tanya Nabilla.

"Baru mau kuliah kak. Rencananya mau kuliah di Jakarta," ujar Celine.

"Ya sudah, nanti kalau kamu kesulitan, tanya saja kakak. Jangan sungkan ya," ucap Nabilla membuat Celia bengong.

"Memang kakak sudah sudah lulus kuliah?" tanya Celia tidak percaya karena wajah Nabilla masih seperti anak ABG yang masih usia kuliah sepertinya sekitar 19 tahun.

Nabilla menceritakan tentang pendidikannya kepada Celia. Lagi enak ngobrol tidak lama terdengar suara bentakan dan lemparan gelas yang dilakukan oleh Amran membuat kedua gadis ini saling berpelukan.

"Untuk muncul di hadapanku setelah sekian lama meninggalkan aku, hah? Aku bahkan sudah lupa kalau aku tidak punya ibu." Amarah Amran meluap seketika membuat kakek dan nenek tidak bisa berbuat apa-apa.

Annisa yang ingin berdiri di cegah oleh kakek Abdullah, namun Nabilla tidak mau tinggal diam dan menjadi penonton.

"Mas..! Kenapa mas membentak ummi?" tanya Nabilla mencoba menegang lengan suaminya.

"Kembali ke tempatmu Nabilla! jangan ikut campur urusanku dengan wanita tidak tahu malu ini," ucap Amran membuat Nabilla tercengang.

"Ini urusanku juga. Jika ummi adalah ibu kandungmu, otomatis dia ibuku juga," imbuh Nabilla.

"Ini urusan keluargaku dan kamu tidak berhak untuk ikut campur," bentak Amran membuat Nabilla tersentak.

"Jadi, aku bukan anggota keluarga ini? jadi aku hanya penampung benihmu dan pelampiasan syahwatmu, begitu? ok, sekarang aku tidak dibutuhkan untuk masuk area hubungan kalian. Tapi aku ingatkan sebagai sesama muslim, agar kamu tidak memperlakukan buruk pada ibumu karena tugasmu hanya berbakti padanya walaupun yang mas lihat hanya keburukan darinya. Karena dosanya hanya ibumu yang akan bertanggungjawab pada Allah. Berhentilah menyalahkan sesuatu yang hanya berdasarkan pandanganmu saja bukan dari sudut kebenaran yang tersembunyi di hati ibumu. Sok paling benar," umpat Nabilla lalu pergi dari rumah nenek Anisa.

Amran kelimpungan sendiri saat istrinya ngambek dengan dirinya. Rasa traumanya pada Nabilla membuat ia harus mengalahkan egonya.

"Honey. Tunggu sayang. Aku mohon jangan tinggalkan aku!" teriak Amran berlari cepat menangkap tubuh Nabilla yang langsung ia angkat dari belakang dan membawa ke kamar tamu.

"Lepaskan mas! Aku bukan anggota keluarga ini. Untuk apa aku di sini. Sana! marahi ibumu sampai kamu puas. Nanti anakmu besar pasti dia akan berlaku buruk padaku sama sepertimu," teriak Nabilla histeris.

Nenek Anisa tersenyum melihat menantunya yang masih berdiri gemetar ketakutan menghadapi amukan putranya." Sudah nggak usah takut. Sekarang kamu bersyukur karena ada pawang untuk putramu itu. Amran akan ketakutan kalau Nabilla sudah mengamuk. Dia lebih baik berhadapan dengan musuh dari pada dengan Nabilla yang sulit untuk ditaklukkan," ucap nenek Anisa menenangkan mantan menantunya itu.

Sementara itu Celine terlihat sangat sedih karena awal pertemuannya dengan sang kakak harus berperang dulu. Kakek Abdullah terlihat diam dan tidak begitu ikut campur dengan keluarga putranya.

"Sayang. Tolong maafkan aku! Aku tadi tidak bisa mengendalikan diriku berhadapan dengan wanita itu yang sudah ingin aku lupakan," ucap Amran membuat Nabilla mengerutkan dahinya.

"Mas bilang dia wanita itu? dia itu ibu tirimu atau ibu kandungmu?" tanya Nabilla penuh penekanan.

"Tentu saja ibu kandungku," ujar Amran dengan wajah tertunduk.

"Emang mas lahir dari rahim siapa? Keluarnya lewat mana ya?" tanya Nabilla lagi.

"Tentu saja melalui tempat di mana benih ditanamkan," sahut Amran dengan polosnya.

"Oh, jadi wanita yang melahirkan itu kayak seperti buang ingus ya mas? atau dilepehin gitu kalau sudah nggak enak dimulut hingga kamu bisa memarahinya seenak jidat kamu," omel Nabilla membuat Amran baru mengerti jika perjuangan seorang ibu itu tidak mudah mengandung dan melahirkan.

"

1
rach
Luar biasa
sriyatun smp1baki
author secerdas tokoh dlm cerita tersebut
lanjutkan berkarya thor
sriyatun smp1baki
Gusti Allah....cantikkk banget
pintar.... paripurna
sriyatun smp1baki
MasyaAllah....mau nangis bacanya thor....
sriyatun smp1baki
kapan punya presiden begitu..
shiti
Luar biasa
Bundanya Pandu Pharamadina
terimakasih sudah di ijinin Baca Marathon mbak Author, otw yg ono
👍❤❤❤❤
Rosdiana Diana: Alhamdulillah. terimakasih Bunda cantik. semoga berkah dan menghibur... aaamiin
total 1 replies
sriyatun smp1baki
semoga anak author secerdas ortunya...menurun seperti cucu nenek Nabila
sriyatun smp1baki
Alhamdulillah Ghaida selamat dan cucu Nabila yg lain juga selamat
berkat kecerdikan mereka semoga penjahatnya teringkus
sriyatun smp1baki
Ghaida ayo bangun...kau manusia yg kuat...ya Allah lindungilah mereka
Bundanya Pandu Pharamadina
menegangkan
sriyatun smp1baki
ayo Ghaida lanjutkan aksimu
sriyatun smp1baki
semoga Allah menyelamatkan mereka
Santy
Sama-sama fbi ayakan kn mantan jd taw kode2 untuk menutupin jati dri
Walaupun tanpa musyawarah dlu
Syari Ramly
masya Allah cantik banget
Pujianto Ajha
Luar biasa
sriyatun smp1baki
wihhh. seruuu
aku barru bayangkan nonton film cat women.....
sriyatun smp1baki
pembenci dan penjahat itu tidak pernah habis....
habisnya bersama datangnya kiamat
Bundanya Pandu Pharamadina
kompak dan sangat terencana, ini otak pemain dlm Novel atau otak mbak / kakak Authornya yg cerdas .
sriyatun smp1baki
luar biasa kamu thor.....pintar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!