Perbuatan masa lalu yang mencoreng muka orang tuanya membuat menjadi penyesaln terbesar dalam hidup Pria tampan yang membuat orang tuanya di permalukan di rumah sahabatnya ketika datang melar anak gadis nya untuk jadi menantu
sehingga Farhan berpikir tidak akanada satu pun orang yang akan rela dan menerima dirinya jadi menantunya dengan masa lalunya
Tapi takdir berkata lain
farhan jatuh cimta sama teman sekolah sepupunya yang fotonya hanya di lihat sekilas ketika tidak sengaja melihat chet di grup sekolahnya.
Gadis dari kampung halamanya yang bahkan hanya bisa di lohat dan di pandangnya dari media sosial yang sengaja di follownya
akankah Cinta farhan terbalas ketika mengetahui masa lalunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ade azhari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. ingin bertemu
Seminggu setelah kina dari kampungnya, yang akhirnya kina becerita juga sama Dewi teman kosnya.
Dreeeet....Dreeeet..
belum kina selesai rapi-rapi di kamarnya terdengar suara pangilan dari smart phone jadul yang di pakinya
K. ya...buk...
I. Lagi apa nak...
K. Nih lagi bersih-bersih buk.
Na... ibuk langsung ajanya, kemaran mak angku menanyakan yang kemaren gi mana nak...udah seminggu nak...
K. Ohhh...
Buk boleh tidak kina ketemu dulu sama orangnya .
I. Ya boleh lah nak, itu yang tunggu sama angku mu nak, biar nanti ibuk kabari angku mu.
Jawaban dari kina satu hal yang sangat di tunggu -tunggu Peni, sejak lama meskipun semuanya belum pasti
Dengan tidak sabarnya Peni segera nen cari kontak kakak Tertuanya
P. Halo ni...
E. ya ..Pen apa dak kabar baik...
Pen.
.
P. Alhamdulillah.. ni
kina nya hanya ingin bertemu dulu jadi belum di terima
E. Iya ..uni mengerti , nanti uni kabari kapan Farhan ke padang.
P. itu sudah di kirim nomor Kina nanti setelah sampai di padang kontak Kina kenomor itu bilang sama Farhan ya ni..
kabar yang di samapikan Peni cukup memberi harapan bagi Ermita.
Menjelang malam, semua keluarg sudah berkumpul di rumah.
Rona bahagianya tergambar sangat kelas di wajah ibu dua anak ini
Ketika mendengar pitu rumahnya di ketuk, bergegas Wanita paruh baya membukanya senyum bahagianya tergambar sangat jelas
"Mama kenapa? bahagia banget kayaknya!"
pertanyan dari Farhan membuat Ermita semakin tersenyum lebar.
"Iya mama lagi bahagia banget nak, ya walau pun baru lulus dari babak penyisihan"
"Ko, kayak main bola aja ma?
Ernita tersenyum
"Pa, istri papa kenapa tu? pakai babak penyisihan segala" Farhan heran dengan mamanya
Pak Ismail hanya menaggapi dengan seyum, bahkan terkesan cuek, "mungkin mama mu itu lagi senang nonton bola"
Karena beliau sudah tahu apa alasan istrinya ini bahagia.
"udah da, kenapa heran sih, kan emang zaman sekarang biasa aja nenek-nenek suka nonton bola, malah goyangnya lebih heboh dari yang muda kalau go" Doni lebih dahulu masuk ke dalam rumah.
"Perasaan lagi ngak ada liga" Farhan juga mengikuti Doni masuk
"Udah ngak usah di bahan lagi yuk makan. Mama juga ngak lagi senang karena main bola" mengajak semua keluarganya makan.
"Serah, mama deh.."
Tiga puluh menit Mereka menyelesaikan makan malamnya Farhan yang awalnya ingin ke kamarnya.
"An.. Mau kemana ?
"Kekamar pa.." jawab Farhan
"duduk dulu , ada yang ingin papa sama mama sampaikan, tunggu Papa di ruangan keluarga, kalian kalu ingin tahu juga ikut" Fani jelas ingi tahu sedangkan Doni yang sudah tahu hanya santai saja.
Jujur hal seperti ini bagi Farhan menjadi hal yang sangat menakutkan.
Takut kalau dia berbuat sebuah kesalahan yang tidak di sengajanya
"Aan, apa masih sibuk di kantor nak?" Ismail memulai bicara dengan anak sulungnya.
"masih sih.. Pa, Kenapa pa..?" tidak biasanya papanya menanyakan pekerjaannya.
"Kapan kamu bisa luangkan waktu mu untuk pulang kampung?" Tanya Ismail.
"Ngapain, pulang kampung Pa!" jawab Farhan.
"Sebelumnya, Papa sama Mama minta maaf"
Sambil membuka smart phone nya dan menyerahkan pada anaknya.
"Papa, tahu kalu kamu menyukainya"
Farhan melihat dengan jelas foto siap yang di lihatkan Papanya, dan di mana dia pernah melihat foto itu.
Pandanganya berputar sembilan puluh drajad ke arah sepupunya.
Doni tahu tapi dengan senyum lima jarinya Doni sembari mengangkat dua jari.
"Habisnya loe nyuri da, Gue.. Tahu loe suka dia, tapi loe takut di tolak kan! makanya gue yang maju dari pada loe cinta dalam diam, mana tahu dia
kalu cuma diam, diam nanti di ambil orang loe nangis da!" jawab Doni.
"Udah jangan di bahas sekarang ,kapan kamu bisa ke padangnya lebih cepat lebih baik".kata Ermita ke anaknya
"akhir pekan bisa kok ma" jawab Fahan cepat.
"Ya, sudah nanti pergi sama Doni, jangan sendiri menemuinya".
"ia ma",
"Calon kakak ipar nih", Fani mengambil Hanphone papanya yang masih di pegang udanya.
"Fan.!" Farhan jelas kaget melihat tingkah adiknya yang tiba-tiba merebut benda pipih milik papanya di saat dia
serius memandangi foto gadis yang bahkan namanya di sebutkan di setiap do'anya.
'Da, do'a kami bersama mu Uda" sambil memegang kedua pundak saudaranya seakan kakak laki-lakinya ini pergi ke medan perang.
"kayak mau ke medan perang aja". Celetuk Farhan melihat cara adiknya memberi semangat .
"Kan emang mau kemendan perang da, berperang denga hati, antar hidup mati, untuk masa bepan nanti, he....he...he...cayo da, Kami bersama mu".
Setelah pembicaran yang serius tapi selalu di bawa bercanda itu selesai semua pada masuk kekamar masing - masing ,
Setelah sampai di kamer jelas Farhan bisa me ekspresikan perasannya, sekarang senyum-senyum sendiri, tampa menganti bajunya Farhan tampak santai membuka smart Phone nya memandangi kembali foto -foto gadis yang diam - diam sudah mencuri hatinya.
entah karena senang, atau apa lelah tubuhnya setelah seharian bekerja hilang seketika,
Perusahan yang didirikan Farhan kini mulai mendapatkan proyek Besar, walau pun belun terlalu besar tapi tender tender kelas menengah mulai di dapatkan Farhan dan kawan-kawan .
Bahkan dalam waktu dekat ini Farhan akan pindah kantordari sebuah rumah kontrakan, ke sebuah gedung dua lantai, sebuah kemajuan yang sangat bagus,, karena semakin bayak Tender yang di dapatkan,memaksa Farhan harus merekrut karywan baru yang siap untuk bersaing dan siap bekerja sama dengan mereka.
Bunyi alaram membangunkan Farhan dari tidur nyenyaknya,
Entah jam berapa farhan bisa memejamkan matanya semalam, yang jelas pagi ini Farhan bangun dengan hati yang berbunga-bunga yang mungkin lebih luas dari kebun raya bogor.
Selesai solat subuh Farhan malah berselancar di media sosialnya, setelah menemukan apa yang dia cari Farhan kembali menutup aplikasi yang di bukanya dan beralih ke galerinya yang penuh dengan foto gadis idamannya.
"da, Ya elah! Malah masih santai dianya"
Doni, yang membuka pintu kamar kakak sepupunya dengan kasar jelas membuat pemilik kamar kaget.
Idong! loe tunya, Masuk kamar orang gak ada sopannya,Untung gue masih pakai baju coba kalau ngak!
"alah da, gak tertarik gue da, bentuknya sama sama punya gue ngak ada bedanya, kalu beda baru gue tertarik". Doni duduk di pinggir kasur Farhan
"Ngaco, loe ! ngapain loe kesini?"
"tuh, lihat jam!" Doni menunjuk jam di dinding kamar udanya.
"Waduh, perasan bari azan subuh, ini kenapa udah jam tujuh aja sih"
Farhan langsung melompat dan bergegas kemar mandi "nih ke napa jamnya berputar cepat amarnya" Farhan berguman sendiri.
"Ha...ha...ha...., bukan jam yang berputar cepat da, loe yang terlena, makanya jangan melamun"
"loe keluar Dong!" Farhan berteriak dari kamar mandi mengusir adik nya keluar dari kamarnya.
kembali menutup pintu kamar kakaknya Doni langsung ke meja makan, karan memang tadi dia naik ke lantai dua mau memanggil kakaknya yang dari pagi tidak keluar dari kamarnya..
dalam kondisi seperti ini sudah di pastikan Farhan terlambat ke kekantornya.
